41

11.5K 610 28
                                    

Mrvelnichol : Udah pulang?

Mrvelnichol : P

Mrvelnichol : Belum, ya?

Marvel memandangi layar ponsel nya yang masih hitam. Ia menoleh ke jam dinding nya yang masih berdetak, sudah lewat jam delapan malam tapi Kay brlum juga ada kabar dan parahnya, satu jam lagi ia harus sudah tidur untuk pertandingan besok.

"Marvel! Kamu gak makan?"

Suara wanita yang berteriak dengan suara nyaring itu membuat Marvel terduduk sesaat, lalu berjalan dengan gontai kearah pintunya.

Maria mengernyit ogah-ogahan saat melihat wajah kusut anaknya itu. Ia lalu memberikan nampan yang diatas nya tersedia makan malam untuk Marvel karena sejak pulang sekolah anak semata wayang nya itu tak kunjung turun.

"Abisin, ya. Kalo udah abis langsung cuci," pesan Maria pada Marvel dengan tatapan menyipit, "kamu baru ditolak cewek ya? Bsru kali ini Mama liat muka kamu asem gitu."

"Apaan sih Ma, udah sana tidur. Udah malem."

"Hm." Maria berlalu begitu Marvel berkata seperti itu, baginya itu usiran lembut karena Marvel tidak mau diganggu.

Marvel kembali menutup pintu kamarnya dan membawa meja kecil dan menempatkannya diatas kasur. Ia meraih ponsel nya dengan malas, dan menyalakannya dengan mata malas.

"Eh?!" Marvel membelalakan mata saat melihat rentetan pesan dan panggilan tak terjawab atas nama Kayla disana.

Dengan cepat, Marvel lamgsung menelpon gadis itu balik dengan senyum nya yang lebar.

"Kay sorry tadi gue–"

"Rival! Sebentar, gue telpon dulu sini earphone gue! Jail banget sih!"

Marvel terdiam sesaat, hatinya mendadak sakit seperti tersayat. Nafsu makannya hilang, berikut dengan senyum lebar nya. Marvel langsung mematikan ponsel nya dan pergi tidur setelah meletakan nampannya kebawah.

"Rival lagi di rumah nya, ya?"

"Apa mereka lagi berdua?"

"Gak lah! Gak mungkin! Kan ada abang-abang nya, tu anak pasti lagi sama Aresh bukan cuma sama Kay."

"Ya kan?"

[•][•][•]

Kay masih menekuk wajahnya setelah Marvel mematikan telpon, dan semua ini gara-gara Rival dan semua kakaknya yang sudah sekongkol untuk menjaili nya.

"Nih, earphone nih," ucap Rival seraya menyodorkan earphone putih milik Kay.

Gadis itu diam dan hanya mendelik kearah Rival.

"Nih, punya Oppa tuh ambil," Sam ikut memberikan earphone miliknya agar Kay tidak lagi cemberut.

"Punya Kakak tuh, bagus." Aresh ikut-ikutan dengan menyodorkan airbuds miliknya.

"Masih kurang?" Tanya Rei dengan nada candaan, "tambahin nih."

"Tau ah!" Kay malah semakin marah dan hendak meninggalkan ruang keluarga dan pergi ke kamar. Pergi kebawah bukanlah hal yang harus ia lakukan, jika bukan karena earphone miliknya itu. Apalagi kamar kembarannya terkunci rapat dan hanya terdengar dengkuran keras dari sana.

Kay mencoba menelpon Marvel sekali, tapi tidak aktif.

"Batre nya abis? Masa sih?"

Akhirnya Kay kembali mengantongi ponsel nya dan kembali membuka pintu dan keluar. Langkah nya terhenti saat melihat kakaknya dan Rival sudah berada didepan pintu kamarnya.

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang