44

15.1K 600 10
                                    

Marvel memarkirkan motor nya ditempat bermain kecil sekitar komplek perumahan Kay, sebenarnya taman bermain ini melewati rumah gadis berponi itu tapi Kay bilang tidak apa-apa, karena ia sedang ingin pergi kesana mengingat masa kecilnya.

Tidak tahu kenapa hanya saja Kay ingin pergi kesini, dimana dulu, Kay dengan kembarannya selalu bermain dan pasti menjadi sasaran omelan kedua Kakak tertua nya karena selalu membantu Sam untuk menjahili orang lain disana.

"Kakak kamu gak marah? Ini kan udah malem, Kay." Ujar Marvel khawatir.

"Gak tau, abis aku pengen banget kesini. Kalo siang gak sempet, kalo lagi hari libur pasti penuh sama anak-anak kecil." Jawab Kay santai, gadis itu sekarang sedang menaiki ayunan.

Kay tersenyum kecil saat bayangan masa kecilnya tiba-tiba muncul diotaknya, dimana Key juga sedang menaiki ayunan yang sama disebelahnya dengan Sam yang berdiri dibelakang nya dan pastinya mendapat amukan dari Rei yang notabene nya parnoan karena menurutnya itu berbahaya.

Kay tiba-tiba terkekeh, membuat Marvel yang sedang menggantung dirinya ditiang pull-up itu mengerutkan kening.

"Kamu kenapa?"

Kay tersadar, ia kembali tersenyum lebar mendengar kata yang baru diucapkan Marvel. Kamu?

"Gak, cuma inget dulu aja." Jawab Kay.

"Hm.." Marvel bergumam, lalu memejamkan matanya.

"Kak Marvel gak takut ngengantung gitu?"

Marvel menggeleng dengan mata yang masih tertutup.

"Kak, aku gak pernah denger Kakak cerita tentang masa kecil Kakak. Setau aku Kakak anak tunggal, kan?"

Marvel mengangguk, kelopak matanya terbuka perlahan. Tangan cowok itu dengan cepat berusaha menggapai besi tempat kakinya menggantung dan memutar tubuhnya dengan cepat.

Ia berjalan kearah Kay dan duduk dihamparan rumput dekat ayunan.

"Pas kecil aku rasa gak ada yang spesial, hal yang paling spesial itu waktu aku masih bisa liat Ayah." Jawab Marvel dengan suara rendah dan tatapan menerawang seolah sedang menginfat masa lalunya.

Kay diam, apa yang belum ia tahu tentang cowok disampingnya ini.

"Ayah gue meninggal waktu ngelakuin perjalanan bisnis, dulu. Pesawat yang dia naikin kecelakaan." Jawab Marvel, wajahnya tiba-tiba menunduk. Ia tidak menyangka akan mengingat kenangan itu malam ini.

Bagi Marvel, saat itu sangat jelas, saat ia baru saja mau masuk SMP dan Ayah nya sedang dalam perjalanan ke luar negri untuk melakukan perjalanan bisnis, proyek terakhirnya sebelum mrnikmati libur bersama keluarganya, tapi ia tidak menyangka bahwa itu benar-benar perjalanan ayah nya yang terakhir dan liburan yang sangat panjang bagi ayahnya.

Marvel ingat jelas, bagaimana hampir dua minggu lamanya kabar tentang kecelakaan pesawat ayahnya, dan bagaimana ayah nya tercatat sebagai salah satu korban tewas saat itu. Bahkan Marvel hampir kehilangan mamanya, karena sang mama yang masih tidak percaya.

Tiba-tiba, sebuah isakan memecah keheningan. Membuat Jay yang sejak tadi sedang menatap Marvel terlinjak dan cepat-cepat turun dari ayunan itu dan merangkul tubuh Marvel kedalam dekapan kecilnya.

"Maaf Kak, aku harusnya gak nanya itu, aku gak tau kalo jadinya kaya gini." Ujar Kay merasa bersalah, jika Marvel sampai seperti ini itu artinya kenangan nya benar-benar sangat buruk. Harusnya Kay tidak usah bertanya tentang masa kecil Marvel.

"Gapapa. Bukan salah kamu," jawab Marvel. Kepalanya mendongak sedikit lalu ia menempelkan dagunya di bahu Kay.

"Kamu gak mikir aku pas kecil gak punya temen, kan? Temen aku banyak, kok. Apalagi temen cewek."

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang