Prologue

7.8K 400 226
                                    

'Di mana aku'

Itu yang pertama kali kupikirkan setelah melihat pemandangan yang ada hadapanku sekarang ini.

"Kenapa banyak sekali bintang? Eh nanti dulu. Itu bukannya galaksi? Dan kenapa banyak sekali jumlahnya?!"

Dimana aku sebenarnya. Ini benar-benar bukan di bumi. Apakah aku ada di luar angkasa? Banyak sekali bintang dan galaksi yang jumlahnya mungkin sampai ribuan atau lebih.

" Seingatku tadi aku sedang membeli manga di toko buku. Setelah itu, aku diajak oleh sahabatku Adrian untuk menonton film 'Justice League vs Avenger' di bioskop. Lah kok aku sekarang ada disini? Emangnya aku kesedot lubang cacing ya?"

Banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku. Dan juga kenapa aku masih bisa bernafas di luar angkasa hah!? Seharusnya aku sudah mati bukan? Atau malah sudah mati beneran, mungkin.

Di tengah kekalutanku, muncul cahaya yang sangat menyilaukan tepat di depanku. Aku segera menutup mataku karena cahaya itu benar-benar menyilaukan. Setelah cahaya itu hilang dan aku segera membuka mataku, yang ada dihadapanku adalah....

"Maafkan aku karena tidak sengaja menarik benang kehidupanmu! Tolong terima permintaan maafku!"

Ada seseorang yang sedang meminta maaf kepadaku sambil membungkuk 90 derajat. Dia sepertinya berkelamin perempuan. Dan anehnya ada Halo di atas kepalanya dan sayap putih bersih yang berjumlah 5 pasang. Apakah dia seorang malaikat? Kalau begitu, berarti aku sudah...

" Apakah artinya aku sudah mati?"

"Maaf atas kesalahanku yang tadi. Aku sebenarnya akan mencabut nyawa temanmu tapi tanpa sengaja aku justru menarik benang kehidupanmu.  Karena kalian saling berdekatan,  aku jadi salah menarik benang. Aku sungguh minta maaf."

"Astaga, jadi aku benar-benar mati ya."

Aku terkejut mengetahui hal ini. Tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Aku harus menerima takdir yang ada saat ini.

"Baiklah aku memaafkanmu, nona malaikat."

"Benarkah? Apakah kau tidak marah padaku?"

"Sedikit sih, tapi aku tetap senang karena bisa menyelamatkan temanku dari kematian yang sebenarnya akan dia terima."

"Kau benar-benar baik hati, manusia."

Seketika dia berdiri tegak dan merentangkan semua sayapnya

"Karena masalah diantara kita sudah selesai, mari kita berkenalan terlebih dahulu. Namaku Uriel, Archangel yang mengurus kematian semua makhluk hidup di jagad raya ini."

Wow dia benar-benar cantik dan manis. Aku langsung terpesona karena keindahannya itu.

"Ayo sekarang giliranmu."

"Ba-baiklah. Na-nama saya Bayu Ikhsan. Salam kenal, Nyonya Uriel."

"Jangan berlebihan seperti itu. Kakak Uriel saja tidak apa-apa."

"Eh? Bo-bolehkah saya memanggil anda seperti itu?"

"Kau mendapat ijinku Bayu."

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Kak Uriel."

"Bagus seperti itu."

Kak Uriel kemudian tersenyum karena hal itu. Aduh senyumnya benar-benar menawan. Andaikan saja dia manusia, aku akan langsung melamarnya. Tapi, karena dia seorang malaikat jelas-jelas derajatnya lebih tinggi daripada aku. Kaya batu bata ama berlian. Beda kelasnya.


"Dan sekarang sebagai bentuk permintaan maafku, aku akan memberimu hadiah Bayu."

"Apa itu, Kak Uriel?"

Re : Nemesis (Slow Update)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें