Ch. 18 : Teroris dan Dia yang Melebihi Dewa

3.1K 195 118
                                    

POV 1
****

Oke mari kita perjelas apa yang sedang terjadi di sini. Setelah aku mendengar teriakan Scarlet dan penonton lainnya serta melihat pembaruan quest di dalam pikiranku, kepalaku kemudian jatuh dan menggelinding tidak jauh dari tubuhku. Ketika aku melihat ke arah tubuhku yang sudah kembali ke kondisi normal, di sana ada pria besar berarmor hitam dan bertudung putih dengan pedang bersimbah darah yang jelas-jelas menambah suasana tegang dan ketakutan di tempat ini. Tak berselang lama, muncul dua orang bertudung putih lainnya namun tubuh mereka tidak sebesar pria tadi.

"...Lemah..."

"Hm, jadi dia yang membunuh Doomsday-sama? Cih, aku tidak menyangka Doomsday-sama dibunuh oleh serangga ini."

"Fufufu, aku juga tidak percaya itu. Mungkin dia hanya dibantu oleh keberuntungannya namun sepertinya itu tidak berfungsi sekarang."

Sialan! Siapa lagi mereka ini?! Sudah meremehkanku dan menyerangku dari belakang. Awas saja, akan kulumat kalian nanti. Hm, sepertinya ada urusan yang harus kuurus dulu.

"Akan kubunuh mereka!!! Aku akan membalas kematian Darling!!!"

"Biarkan aku pergi ayah! Aku akan membantai mereka semua!"

"Jangan bertindak gegabah Zelris-sama! Itu berbahaya."(Lina)

"Astaga Zenith tenanglah! Jangan bertindak gegabah di tengah-tengah suasana seperti ini."(Agare)

Pelayanku dan calon mertuaku(mungkin) itu benar-benar kesulitan menahan amarah mereka berdua. Satu bulan tinggal bersama, aku sudah tahu seperti wujud mereka jika sedang marah. Seperti banteng ngamuk. Apalagi melihat aku 'mati' seperti ini, aku sudah tidak tahu nanti ngamuknya seperti apa.

"Bayu...."

Nah ini yang paling parah. Didengar dari suaranya, aku sudah tahu dia mengalami frustasi, depresi dan rasa kehilangan yang sangat dalam. Tidak sia-sia aku membaca buku psikologi dulu. Aku sendiri tidak tahu seperti apa ekspresinya sekarang karena mataku masih terpejam agar tidak dicurigai kalau aku masih hidup.

Beberapa saat kemudian, aku merasakan ada seseorang yang mengangkat kepalaku dan memelukku dengan erat. Siapa ini?

"Hiks...maaf...hiks...maaf...hiks...
karena aku dan kerajaanku, kau harus mati...hiks...maafkan aku Bayu..."(Scarlet)

"Hei putri naga, dia sudah mati dan tidak akan hidup lagi. Yah, jika kau ingin bertemu dengannya, aku bisa membantumu dengan cara membunuhmu fufufu."

"Diam kau jalang! Aku tak akan memaafkan kalian! Tak akan pernah!"(Scarlet)

...

...

...

Hah aku baru saja membuat seorang wanita menangis ternyata. Baiklah, mari kita menyelesaikan quest ini secepat mungkin dan membunuh ketiga orang dihadapanku ini.

"Gadis ini benar-benar minta kubunuh ya?"

"Hentikan Nine! Kita harus menyelesaikan misi ini sesegera mungkin."

"Cih, terserah kau saja Eight."

"Siapa kalian dan apa tujuan kalian membunuh Bayu-san?"(Ikki)

"Oh, pria tampan dari Hero Ulser ya? Tapi pertama-tama kami ingin memperkenalkan diri dulu. Kami adalah-"

"Sebelum itu, bisa biarkan aku dalam kondisi lengkap terlebih dulu?"(Bayu)

...

...

...

Lho kok hening begini? Aku melihat ke arah semua orang yang menatapku dengan penuh keterkejutan. Setelah itu, paduan suara yang paling tidak kusukai setelah datang ke dunia ini bersuara kembali.

Re : Nemesis (Slow Update)Where stories live. Discover now