Ch. 13 : Raja Breton dan Tantangan

3K 214 31
                                    

POV 1
****

"Apakah masih lama?"

"Sebentar lagi, Tuan."

"Hmm."

Sialan, sudah 3 jam aku menunggu di depan pintu ruang takhta ini. Karena kedatangan kami yang tiba-tiba, pihak kerajaan belum siap untuk memberi sambutan. Jujur saja aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Beberapa saat kemudian, pintu ruang tahta terbuka dan prajurit mempersilahkan kami masuk. Sesampainya di ruangan ini, yang kulihat adalah lantai yang terbuat dari keramik berwarna kuning keemasan dan dinding yang terbuat dari batu marmer berwarna merah. Ruangan ini sendiri tergolong luas untuk dijadikan tempat pertemuan. Ini mengingatkanku dengan ruang tahta yang dimiliki oleh Agrus dulu. Hanya saja tidak ada koin emas yang bertebaran dimana-mana.

Kami terus berjalan dan kemudian berhenti di depan tangga singgasana. Sekarang, yang ada di hadapanku adalah seorang pria tua berusia 50 tahunan, berambut pirang, menggunakan mahkota berwarna emas dan memakai baju kebesaran seorang raja. Sudah pasti dia adalah raja kerajaan ini, Raja Breton XII. Saat ini dia duduk di singgasananya sambil memperhatikanku. Jujur saja Itu sedikit menggangguku.

Di sebelah kanannya, ada 2 orang wanita sedang duduk mendampinginya. Perempuan yang berada di sebelah raja umurnya sekitar 40 tahunan terlihat dari mukanya yang sedikit keriput tapi masih menunjukkan kecantikan seorang wanita, memiliki rambut dan gaun berwarna merah. Sedangkan yang satunya lagi berumur 20 tahunan, berwajah cantik menurutku, rambutnya juga merah hanya saja dikuncir kuda kembar, memakai gaun berwarna kuning dan saat ini menatap sinis ke arahku. Oke sekarang aku mencium bau masalah menuju ke arahku.

Di sebelah kiri juga ada 2 pria yang mendampinginya. Aku mengenal salah satunya yaitu Cleric. Dia memakai baju bangsawan berwarna putih. Jadi setelah kami sampai ke sini, Cleric langsung memberitahu keluarganya bahwa diriku sudah datang dan itu yang membuat aku harus menunggu 3 jam karena mereka harus bersiap-siap dulu.

Pria yang satunya adalah seorang pria muda berumur 20 tahunan tapi memiliki brewok di sekitar wajahnya, bertubuh atletis dan gagah, berambut pirang pendek serta menggunakan baju berwarna hitam. Dilihat dari penampilannya, mungkin dia adalah putra sulung raja.

"Hormat kami, Yang Mulia."(Zenith)

Zenith yang pertama memulai salam kepada raja. Diikuti oleh Iriyna dan Zelris menunduk hormat kepadanya. Eh mengapa Zelris ikut menunduk juga? Mungkin sebagai bentuk formalitas belaka dan penyamaran agar tidak dicurigai.

"Hei pria yang di sana!"

Aku kemudian menoleh ke arah arah suara berasal.

"Aku?"(Bayu)

"Tentu saja kau! Cepat menunduk hormat kepada raja!"

"Aku tidak mau."

"Eh apa maksud perkataanmu?!"

Wanita yang dikepang kuda kembar itu sekarang menatap marah kearahku setelah mendengar ucapanku terhadapnya. Oke, kalau kau ingin berdebat denganku akan kulayani sekarang.

"Tenanglah Scarlet!"

"Tapi ayah, dia-"

"Sudah tidak apa-apa. Aku suka orang seperti dia."

"Huh, terserah kau saja."

Wanita itu kemudian cemberut sambil memalingkan wajahnya.
Raja Breton kemudian menatap ke arahku.

"Apakah kau Bayu Ikhsan, sang pembunuh Doomsday?"

"Ya itulah diriku. Apa kau meragukanku?"

"Tidak, Aku hanya memastikan saja. Pertama mari kita berkenalan terlebih dulu. Namaku Theo Breton, raja Kerajaan Breton ke-12. Yang berada di sebelah kananku adalah ratuku, Akasa Breton dan gadis yang berbicara denganmu tadi adalah anak keduaku, Scarlet Breton. Sedangkan yang berada di sebelah kiriku adalah anak sulungku, Harren Breton dan yang satunya lagi kau sudah mengenalnya bukan?"

Re : Nemesis (Slow Update)Where stories live. Discover now