8. Aku Sayang Bu Guru!

5.3K 822 26
                                    

Happy Reading 📖
-------------------

Pagi ini sekolah sangat ramai. Selain murid, para orangtua pun datang karena sekolah mengadakan sebuah pentas yang akan diisi oleh anak-anak. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk mempererat ikatan antara murid, orangtua, dan juga guru.

Clara bertindak sebagai penerima tamu di depan gerbang. Senyum tidak pernah luput dari wajah cantiknya. Dengan hanya bermodalkan rok panjang berwarna pastel, kemeja putih serta rambut dibiarkan tergerai membuat siapapun yang melihatnya pasti satu pemikiran. Betapa cantiknya guru yang satu ini.

Saat tengah menerima tamu, perhatian Clara teralihkan begitu melihat seseorang yang tidak asing berjalan dari kejauhan. Dengan segera Clara menghampiri pria tersebut untuk menyambutnya.

"Bapak datang..."

Pria tersebut nampak membalas senyuman wanita itu, "Iya Bu Clara. Saya sengaja pulang cepat dari kantor buat nonton pertunjukan Hanin."

"Kalau begitu mari silahkan Pak, saya antar ke aula."

Jevan dan Clara berjalan beriringan menuju ke area pertunjukan. Liora yang tidak sengaja melihat dari kejauhan langsung membelalakkan matanya kaget. Pasalnya mereka berdua benar-benar cocok jika sedang berjalan bersama seperti itu.

Clara pun menunjukkan sebuah bangku kosong yang berhadapan dengan panggung aula tersebut. Setelah dirasa tugasnya selesai, wanita itu pun hendak pamit akan tetapi Jevan malah menahannya.

"Tunggu Bu."

"Iya? Kenapa Pak?"

"Uhm itu, terimakasih." Sahut Jevan nyengir membuat Clara jadi ikut tertawa dan kemudian mengangguk.

"Sebentar lagi acaranya dimulai. Oh iya saya lupa, Hanin bakal bacain puisi hari ini."

Jevan nampak terkejut.

Puisi?

Sejak kapan Hanin bisa belajar puisi? Karena terhitung baru tiga hari putri kecilnya masuk sekolah lagi dan kondisinya pun bisa dikatakan baru mulai membaik.

Clara nampak heran karena Jevan tidak meresponnya. Alhasil dia meninggalkan Jevan ditengah lamunan pria itu.

➖➖➖

Setelah beberapa murid menunjukkan bakat mereka yang bisa terbilang unik, lucu dan menggemaskan, sekarang tibalah saatnya giliran Hanin. Gadis itu nampak gemetaran di belakang panggung dan sesekali melirik kearah ayahnya yang berada di kursi penonton melalui tirai.

"Hanin, kenapa Sayang?" Tanya Clara kemudian duduk berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anak itu.

"Bu guru, Hanin takut."

Clara tersenyum dan mengusap rambut Hanin lembut, "Jangan takut. Hanin kan anak yang pemberani dan sebelumnya juga udah latihan kan. Inget aja apa yang Ibu ajarkan kemarin. Jadi Hanin harus tenang. Gak apa-apa kok salah yang penting Hanin udah berusaha. Oke?"

Hanin jadi bersemangat dan memperlihatkan deretan gigi mungilnya. Sesaat kemudian tanpa Clara sangka gadis kecil itu memeluknya erat.

"Terimakasih. Hanin sayang sama Bu guru!"

"Iya, sama-sama. Ibu juga sayang Hanin. Nah sekarang Hanin naik gih ke panggung. Bu guru Sonya udah manggil."

Gadis itu mengangguk lantas melenggang pergi.

"NAH SELANJUTNYA ADA PENAMPILAN BACA PUISI YANG AKAN DIBAWAKAN OLEH HANINDIA BAGASKARA! MARI BERIKAN TEPUK TANGANNYA SEMUA!"

Sonya yang bertugas sebagai MC meriuhkan suasana sehingga seluruh tamu undangan bersorak tepuk tangan kearah Hanin yang sudah berdiri di atas panggung.

Our DestinyWhere stories live. Discover now