33. Akhir Bahagia

3K 452 17
                                    

Happy Reading 📖
-----------------

"Mas Tama?"

Clara benar-benar tidak percaya atas apa yang dilihatnya kini.

Kenapa ada Tama? Kenapa dia disini? Dan apa sebenarnya yang tengah terjadi?

"Mas bikin saya kaget tau. Kok bisa?"

"Santai aja. Mbak bakal tau kalau udah sampai nanti." Balas Tama sambil tersenyum.

"Mas mau bawa saya kemana? Maaf, tapi tolong antar saya ke bandara sekarang. Atau turunin aja disini."

Tama menghela napas pelan sembari melihat Clara lewat spion, "Kalau saya turunin Mbak, yang ada Jane gak bakal izinin saya tidur di kamar malam ini." Ujar Tama nampak serius.

Inikah yang dimaksud dengan suami takut istri?

"Lagian masih banyak waktu. Saya mohon sebentar aja. Kalau nanti keputusan Mbak Clara gak berubah, saya sendiri yang bakal antar ke bandara."

"Apa maksud Mas?"

Tama benar-benar tidak bisa dibaca. Pria itu hanya tersenyum sepanjang jalan. Sebenarnya apa yang direncanakannya?

Apa ini berhubungan dengan Jevan?

"Nah udah sampai. Ayo!" Tama keluar terlebih dahulu dengan semangat.

Clara pun mengedarkan pandangannya. Sedetik kemudian dia malah terdiam.


Ini kan...


"Mbak Clara, ayo!" Ajak Tama lagi sembari membukakan pintu untuk wanita itu.

"Mas, kenapa kita kesini?"

Tama mengikuti arah pandang Clara. Sudah diduga reaksi wanita itu akan seperti ini. Apalagi setelah keduanya dilihat oleh ribuan keluarga yang sudah lebih dulu datang namun belum bisa diberi akses masuk ke dalam tempat tersebut.

"Pokoknya sekarang pakai ini ya." Tama membawa sebuah kain penutup mata untuk Clara.

"Buat apa?"

"Pokoknya Mbak Clara percaya aja sama saya."

Clara sebenarnya ragu. Namun setelah beberapa saat meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja Clara akhirnya setuju.

Tama tersenyum penuh arti. Setelah memasangkan penutup mata kepada Clara, pria itu menuntunnya untuk masuk kedalam area taman hiburan dengan memecah begitu banyak kerumunan yang mengantri.


"Permisi numpang lewat."

"Maaf permisi."

"Tolong minggir, ini darurat!"


Itulah segelintir kalimat yang diucapkan Tama untuk memecah kerumunan. Mengingat ini hari minggu tentu banyak keluarga yang berdatangan untuk bermain disini. Beruntung dia memiliki akses agar bisa langsung masuk. Begitu melihat Tama datang membawa Clara, petugas disana langsung membukakan pintu untuk mereka berdua.

Hanya mereka berdua, menuju wahana taman bermain keluarga Wonderland. Tempat dimana beberapa waktu yang lalu Clara datangi bersama keluarga Bagaskara. Dan jangan lupakan dimana dia dilamar dengan sangat tiba-tiba oleh Jevan.

Clara tidak tahu apa tujuan dibawa kemari, yang jelas dia hanya mengikuti instruksi Tama.

Pria itu melirik jam di pergelangan tangan. Sepertinya sudah saatnya.

"Mbak tunggu disini ya."

"Eh Mas mau kemana? Ini iketannya gimana?" Tanya Clara namun pria itu sudah berlalu terlebih dahulu meninggalkannya sendirian.

Our DestinyWhere stories live. Discover now