19. Takdir

3.3K 544 69
                                    

Happy Reading 📖
------------------

⚠️WARNING ALERT⚠️

.
.
.
.
.


Jevan melewati jalanan sepi di keheningan malam. Hujan deras mendatangi kota dari sore dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti.

Jevan terus melajukan mobilnya mengelilingi kota untuk mencari seseorang.

Claresta Ramayanda.

Siapa lagi selain wanita yang sedari tadi mengisi pikirannya. Entah itu rasa bahagia, senang, dan khawatir bercampur menjadi satu.

Jevan akhirnya sadar kemudian mengingat-ingat awal pertemuannya dengan Clara. Mulai dari saat bertemu di depan gerbang untuk menjemput putrinya, kemudian kejadian salah sangka para kerabat mengira bahwa wanita itu adalah calon istrinya, dan sering kali bertemu tanpa disenga-BUKAN! Itu bukan ketidak sengajaan, melainkan TAKDIR.

Jevan menghela napasnya pelan kemudian tersenyum miring. Iya, dia baru sadar sekarang. Selama ini pertemuan itu bukan sebuah kebetulan semata, tapi takdir. Takdir yang sudah direncanakan oleh Tuhan.

Kenapa Jevan bisa bodoh sekali? Padahal wanita itu selalu ada di depan matanya akan tetapi kenapa baru sekarang Jevan menyadari sosoknya?

Akhirnya Jevan paham. Jadi selama ini Clara wanita yang dikirim untuk melengkapi hidupnya dan Hanin. Benar dia orangnya. Dan Jevan harus menemukannya sekarang juga!

Jam menunjukkan pukul sebelas malam dan jalanan sudah mulai sepi. Meskipun begitu Jevan masih terus mencari.

Setelah diberitahu oleh Liora siang tadi, Jevan langsung pergi begitu saja mencari Clara. Dia tidak tahu harus mencari kemana mengingat Jevan juga tidak mengetahui apa yang terjadi kecuali wanita itu telah bertemu dengan mantannya.

Untung saja sebelum pergi Hanin sudah dititipkan pada Jane dan Tama, sehingga Jevan bisa bebas mencari Clara tanpa harus khawatir akan putrinya.

"Kamu dimana Clara?" Monolog Jevan gelisah. Pria itu memperhatikan sekitar lewat kaca mobilnya. Siapa tau bisa menemukan wanita itu di jalan.

Tanpa berlama-lama, Jevan beralih pada ponselnya. Cukup lama sampai seorang di sebrang sana bersuara.

"Halo?"

"Bu Liora. Bu Clara udah pulang?"

Terdengar suara helaan napas dari wanita di sebrang sana, "Belum Pak. Ini saya baru mau keluar buat cari Clara lagi sama yang lain."

"Begitu ya. Terimakasih infonya Bu Liora, selamat malam."

Telpon dimatikan sepihak oleh Jevan tanpa menunggu Liora untuk berbicara lebih lanjut. Biarlah, karena Jevan tengah sangat khawatir.

Liora bahkan tidak tahu kalau Jevan ikut mencari Clara juga sekarang.

"Kemana lagi aku cari dia?" Jevan frustasi karena merasa sudah mengelilingi seluruh kota tapi tidak kunjung menemukan Clara.

Apalagi hari sudah malam ditambah hujan sangat deras. Jevan bertekad bahwa tidak akan pulang sebelum menemukan wanita itu. Hingga satu tempat tiba-tiba saja terlintas di pikirannya. Cukup random memang, tapi tidak ada salahnya kalau dicoba.

Jevan kemudian menginjak gas dan melajukan mobilnya ke tempat terakhir. Berharap bisa menemukan Clara sesegera mungkin.

➖➖➖

Our DestinyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin