Extra Part : Rencana

3K 369 4
                                    

Happy Reading 📖
----------------

D-2

Jevan termenung di mejanya. Setelah kejadian Jihan tadi, pria itu meminta Jane untuk membawa Hanin pulang. Jevan yakin pasti Hanin merasa trauma akan hal tersebut.

Pria itu terduduk sembari melihat pemandangan kota dari ruangannya. Perasaannya begitu kalut sampai meminta Wenda untuk membatalkan semua jadwalnya hari ini.

Jevan sekarang hanya butuh ketenangan.

"Jevan!"

Merasa dipanggil namanya, pria itu menengok kearah pintu masuk. Jevan tersenyum dan langsung memeluk sang ibu yang menghampirinya, "Mama."

"Maafin Mama. Mama gak tau kalau jadinya kayak gini. Mama gak nyangka Jihan bakal bertindak jahat sama Hanin. Mama benar-benar minta maaf."

Setelah kejadian beberapa saat lalu, Jevan langsung menghubungi ibunya. Menceritakan semua secara rinci serta memberikan bukti rekaman cctv di ruangan pribadinya.

Betapa terkejut Mama Tania mendengar hal tersebut. Dan dengan langkah pasti dia pergi menemui Jevan saat itu juga dan meminta maaf seperti sekarang.

"Mama gak salah. Jevan gak pernah nyalahin Mama. Yang terpenting sekarang Hanin baik-baik aja dan muslihat Jihan kebongkar."

"Mama salah udah kemakan omongan Jihan. Mama malah buat kamu jadi pisah sama Clara." Terlihat sekali wajah menyesal dari Mama Tania.

Jevan menghela napas. Benar, sekarang Clara pasti tidak akan mau menemuinya. Genggaman erat pada kedua tangannya membuat Jevan menatap ibunya lekat.

"Kamu berhak bahagia Jev. Sekarang gimana kamu sama Clara? Masih ada harapan kan?"

"Jevan gak tau Ma. Mungkin Clara gak akan mau nerima Jevan setelah ini."

Mama Tania tersenyum seraya membelai wajah putranya sayang, "Kamu gak boleh nyerah sebelum mencoba. Ayo!"

"Maksud Mama?"

"Tunggu apa lagi? Pergi temui dia. Jelasin semuanya."

Jevan lantas mengembangkan senyum. Apakah ini artinya...

"Mama restuin hubungan aku sama Clara?"

Mama Tania mengangguk tanda mengiyakan. Langsung saja Jevan memeluk ibunya erat begitu bahagia.

"Kejar cintamu Nak. Mama gak akan halangi kamu lagi."


BRAK!


"Pak Jevan!"

Pandangan kedua orang itu teralihkan pada seorang wanita yang baru saja membuka pintu dengan paksa.

Wajahnya panik dan berkeringat. Wenda yang mengekor di belakang bahkan sampai menarik tangannya, "Maaf Pak. Perempuan ini ngotot mau ketemu Bapak. Padahal saya udah bilang kalau Pak Jevan sedang gak menerima tamu."

"Gak apa-apa Wen. Kamu boleh kembali ke tempat."

Wenda mengangguk kemudian melepaskan tangannya dari wanita itu.

"Jevan, dia siapa?" Tanya Mama Tania.

Jevan tersenyum menepuk pelan bahu ibunya meyakinkan bahwa wanita tersebut adalah orang baik.

"Bu Liora, ada apa sampai repot kesini?"

Liora, wanita itu yang sedari tadi diam akhirnya berjalan cepat menghampiri Jevan, "Maaf mengganggu sebelumnya tapi ini penting. Ini soal Clara."

Mendengar nama Clara membuat perhatian Jevan begitu juga Mama Tania teralihkan. Mereka menatap Liora yang terlihat khawatir.

"Kenapa sama Clara? Dia gak apa-apa kan?"

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang