31. Keputusan Bulat

2.4K 470 49
                                    

Happy Reading 📖
---------------

Clara merenung sendirian di bangku taman belakang sekolah sembari memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Jevan.

Ini sudah sangat lama sejak pertemuan terakhirnya dengan pria itu. Dan sampai saat ini Jevan tidak pernah memberinya kabar bahkan meluruskan semuanya sekalipun.

Clara lelah. Rasanya dia ingin mengakhiri semuanya saat ini juga.

"Bu guru." Hanin tiba-tiba datang dan mengambil tempat duduk di samping Clara.

"Hanin, udah pulang ya. Maaf Ibu lupa kalau udah waktunya."

Gadis kecil itu menatap Clara dengan wajah polos, "Hanin cariin Bu guru kemana-mana tadi. Hanin takut Bu guru bakal tinggalin Hanin."

Perkataan Hanin berhasil membuat Clara tersentak. Wanita itu tersenyum sembari mencubit pipi gembul Hanin gemas.

"Ibu disini kok. Oh iya Sayang, Ayah gimana kabarnya?" Sengaja Clara menanyakan hal tersebut karena ingin tahu apa yang dilakukan pria itu sehingga tidak ada kabar sama sekali.

"Ayah baik kok Bu guru. Kemarin kita pergi jalan-jalan bareng, sama Tante Jihan juga."

Clara lantas tertunduk. Ada perasaan sakit yang menghantam hatinya. Lihat, Jevan baik-baik saja. Bersenang-senang tanpanya dan terlebih lagi malah menghabiskan waktu bersama Jihan.

Jadi apa sekarang Jevan sudah tidak perduli?

Apa Jevan lebih memilih melanjutkan perjodohan dengan Jihan seperti yang Juna lakukan pada Clara dulu?

"Bu guru kenapa?"

"Gak kok Sayang. Yaudah, ayo Ibu antar ke depan. Tante Jihan nya pasti udah nunggu."

Clara menggandeng tangan Hanin menuju gerbang utama. Di jalan mereka menghabisan waktu dengan bercanda ria hingga Clara berhenti tepat di depan gerbang. Semenjak kejadian menampar Jihan, Clara memilih untuk tidak mengantarkan Hanin sampai mobil karena takut emosinya akan meluap kalau melihat wanita itu.

Clara pun membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan Hanin.

"Sayang kamu belajar yang rajin ya, gak boleh nakal. Dan satu pesen Ibu, selalu senyum kayak gini. Ibu bakal kangen sama Hanin."

Hanin mengerutkan alisnya bingung, "Emangnya Bu guru mau kemana? Kok ngomongnya gitu."

Clara tersenyum mencoba menahan tangis. Wanita itu mengusap rambut halus Hanin kemudian memeluknya erat.

Ya Tuhan, Clara tidak ingin berpisah dengan gadis kecil ini. Clara sangat menyayanginya.

"Tante Jihan udah jemput. Ayo gih!"

Gadis itu mengangguk sebelum berlari menuju mobil yang terparkir tak jauh dari mereka saat ini.

"Bu guru. Sampai ketemu hari senin ya!" Hanin melambaikan tangan pada Clara kemudian masuk ke dalam mobil dengan dibantu Jihan.

Wanita itu tersenyum licik kearah Clara sebelum masuk ke bangku kemudi. Jihan tersenyum seolah mengisyaratkan bahwa didalam permainan ini dialah yang menang.

Dan Clara hanya bisa terdiam.

Setelah kepergian Hanin, airmata Clara yang sejak tadi dia tahan akhirnya tumpah ruah. Clara sudah tidak sanggup. Pertemuan terakhirnya dengan Hanin begitu membuat hatinya begitu sedih. Setelah ini Clara tidak akan bisa memeluk Hanin lagi.

Clara sudah memutuskan dan tekadnya sudah bulat. Wanita itu berdiri sembari menghapus airmata. Dengan langkah mantap dia berjalan cepat menuju ke ruang guru.

Our DestinyWhere stories live. Discover now