21. Bicara

2.8K 498 32
                                    

Happy Reading 📖
-------------------

"Lama banget sih!" Protes Jane begitu Jevan sampai ke restoran dengan menggendong Hanin. Dan alangkah terkejutnya sepasang suami istri itu ketika mendapati Clara berjalan mengekori pria tersebut.

"Loh ada Clara juga ternyata."

"Halo Mas, Mbak..."

Jangan tanya, ekspresi Jane senang bukan main saat melihat kedatangan Clara. Jane bahkan langsung menyuruh wanita itu untuk duduk di sampingnya.

"Kok kalian bisa bareng?" Tanya Tama penasaran.

"Aku sengaja ngajak Clara soalnya dia juga belum makan siang."

Jane dan Tama saling menatap satu sama lain bingung. Sejak kapan Jevan jadi sok akrab begini dengan Clara sehingga pria itu hanya memanggil nama tanpa embel-embel 'Bu' di depannya.

"Ini beneran gak apa-apa kalau saya ikut makan siang bareng kalian?" Tanya Clara segan sehingga mendapat gelengan dari ketiga orang dewasa di tempat itu. Sementara Hanin sudah sibuk dengan es krim yang sebelumnya Jane pesan.

"Santai aja Ra. Kamu kan keluarga kita juga." Balas Jane enteng.

"Kalian pesen gih, ini makanan kami udah mau abis loh." Tama memanggil pelayan restoran untuk mencatat pesanan. Dan tidak butuh waktu lama makanan tersebut sudah tersaji di hadapan mereka.

"Makannya yang banyak ya Sayang..." Pinta Jane ke Hanin yang kini tengah sibuk dengan pastanya.

Clara tersenyum kearah Hanin kemudian menunduk dan memakan makanannya lagi karena merasa diperhatikan. Iya, Clara peka terhadap hal itu.

Siapa lagi yang melakukannya dalam diam kalau bukan Jevan. Pria itu sama sekali belum menyentuh sendok dan lebih tertarik dengan menatap wanita itu sejak tadi.

Kegiatan Jevan tidak luput dari perhatian Jane. Wanita itu merasa aneh. Sepertinya ada sesuatu yang dia tidak ketahui dari keduanya.

Seusai menghabiskan makanan di atas meja, Jane sangat antusias mengajak Clara untuk mengobrol. Topiknya tentu tidak jauh dari fashion dan kegiatan merawat diri. Jevan pun mulai jengah. Kalau begini kapan dia bisa bicara empat mata dengan Clara?

Memutar otak, Jevan kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Sebuah notifikasi diterima oleh Jane. Wanita itu tanpa aba-aba langsung mengeceknya. Namun baru akan membuka, alis wanita itu terangkat kemudian menatap Jevan lekat. Sementara yang ditatap hanya diam mencoba untuk tenang.

 Sementara yang ditatap hanya diam mencoba untuk tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hah? Jadi benar?

"Tama ayo kita pulang." Wanita itu kemudian mengulas senyum dan mulai merapikan barangnya tergesa, "Hanin, kamu ikut Tante sama Om ya. Kita pulang bareng. Ayo!"

"Loh kok? Kan ada Jevan disini." Tama mengernyit bingung.

Jane tersenyum akan ketidaktahuan suaminya tersebut, "Jevan masih sibuk. Abis ini dia harus balik ke kantor."

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang