23. Lamaran

2.8K 466 58
                                    

Happy Reading 📖
----------------

Sore itu di wahana permainan keluarga bernama Wonderland yang letaknya tidak jauh dari pusat kota, Jevan keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Clara.

Setelah melalui hari-hari yang berat dan penuh air mata, Jevan mengajak Clara untuk jalan-jalan. Clara yang memang kebetulan tidak memiliki acara pada akhir pekan akhirnya setuju serta bersemangat, apalagi setelah Hanin nampak kegirangan di gendongannya.

"Kalian tunggu disini ya, aku beliin tiketnya dulu." Ucap Tama.

"Tunggu, aku ikut!" Jane langsung berlari mengejar suaminya menuju ke tempat pembelian tiket.

Jika kalian bertanya kenapa ada Jane dan Tama juga, maka coba tanya Jevan. Tentu selain dari alasan liburan keluarga.

"Ayah nanti Hanin mau naik yang ada kudanya itu ya." Ujar Hanin riang berhasil mengundang Jevan untuk mencubit pipinya.

"Caroussel maksudnya? Boleh dong."

Clara tersenyum melihat interaksi antara ayah dan anak tersebut. Wanita itupun memperhatikan Jevan sesaat.

Harus Clara akui Jevan hari ini sangat tampan. Dengan hanya berbalut kaos putih dengan kemeja sebagai luarannya, belum lagi celana training santai yang membuatnya semakin terlihat bak anak muda. Tidak seperti Jevan biasanya, jas dan celana kain layaknya pekerja kantoran.

"Ayo kita masuk!" Seru Jane begitu sampai di depan mobil dimana Clara, Jevan, serta Hanin menunggu.

Di dalam, mereka disuguhi begitu banyak area permainan keluarga. Karena ini akhir pekan jadi tempatnya juga sangat ramai.

"Ayah, mau itu!" Hanin menarik-narik tangan Jevan sembari menunjuk sebuah permainan anak.

"Oh itu. EKHMM!"

Jevan berdehem sebentar sebelum melemparkan tatapannya menuju Jane dan Tama. Merasa mengerti radar yang diterima, Jane langsung menggendong gadis kecil tersebut.

"Nah Hanin. Gimana kalau perginya bareng Tante Jane sama Om Tama? Kita mainin semua wahana yang Hanin mau."

"Wah beneran Tante?"

"Iya dong. Abis itu kita pergi beli es krim. Hanin mau kan?"

Gadis kecil itu mengangguk senang sebagai jawabannya sementara Tama hanya bisa tersenyum. Beruntung Jane sudah memberitahukan rencana Jevan hari ini jadi Tama tidak perlu diseret-seret seperti di restoran waktu itu.

Jadi kalian sudah paham kan maksud lain dari Jevan mengajak Jane dan Tama kesana? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menemani Hanin bermain sementara Jevan bisa menikmati waktu berduanya dengan Clara.

Hebat sekali anda Jevano Bagaskara!

"Terus Ayah sama Bu guru gimana?"

"Nanti mereka nyusul Sayang. Oh iya Jevan, Mbak Clara. Nanti kita ketemu disini lagi ya pas petang." Tambah Tama.

Jevan tersenyum lebar sementara Clara dibuat bingung untuk kesekian kalinya, "Jadi saya sama Jevan..."

"Kalian jalan-jalan aja berdua gak apa-apa. Oh iya Ra, ajak Jevan main semua wahana disini ya soalnya dia tuh gak pernah kesini. Biasa sok sibuk."

Jevan mendengus pelan mendengar laporan kakak iparnya tersebut, "Yaudah kalian ngapain masih disini? Pergi sana! Hanin jangan nakal ya, denger apa kata Tante sama Om nya."

"Yee ngusir! Yaudah yuk kita pergi. Let's go!"

Jane dan Tama kemudian pergi membawa Hanin menyisakan Clara bersama Jevan di tengah-tengah keramaian tersebut.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang