29. Ragu

2.1K 396 56
                                    

Happy Reading 📖
------------------

"Clara."

Merasa namanya dipanggil, wanita itu langsung menoleh dan mendapati Sonya berjalan menghampirinya di jalan menuju kelas.

"Iya Mbak?"

"Kamu mau ke kantin?"

Clara menggeleng dan mengangkat kotak bekalnya kearah Sonya, "Gak Mbak. Aku mau anterin ini ke Hanin, soalnya aku udah janji kemarin."

Wanita yang lebih tua Clara itu mengangguk tanda mengerti. Namun ada hal penting yang harus Sonya sampaikan ke Clara.

"Ada yang nyariin kamu tuh. Dia bilang sih penting."

"Siapa?" Tanya Clara bingung namun mendapat gelengan dari Sonya.

"Gak tau. Rupanya sih kayak model gitu. Kamu coba temuin deh, aku suruh dia nunggu di taman belakang."

"Oke, tapi ini?" Clara mengangkat kotak bekalnya bingung. Kemudian Sonya berinisiatif mengambilnya.

"Kamu pergi aja, ini biar aku yang kasih ke Hanin."

"Makasih Mbak."

Clara melenggang pergi mengambil arah yang berbeda dengan Sonya menuju taman belakang hendak bertemu dengan orang yang mencarinya.

Sampai disana Clara dapat menemukan seorang wanita berdiri sembari memunggunginya. Clara yakin orang itu yang mencarinya karena disana tidak ada orang lain selain mereka berdua.

"Permisi, Mbak cari saya?"

Begitu mendengar suara Clara, wanita itu langsung berbalik dan membuka kacamata hitam yang bertengger di wajahnya.

Clara pun tersenyum setelah mengetahui siapa orang tersebut, "Mbak Jihan. Mbak ada apa kesini? Hanin pulangnya kan masih lama."

Wanita di depannya itu terdiam sejenak kemudian memasang senyum miring. Jihan mulai menatap penampilan Clara dari ujung kaki sampai ujung kepala seraya mendengus kasar setelahnya.

"Oh jadi gini seleranya Jevan. Gak ada yang bisa dibanggain sama sekali."


Hah?


"Maksud Mbak apa ya?"

Jihan memutar bola mata malas sembari melipat tangan dengan angkuh, "To the point aja deh. Jauhin Jevan!"

Disini Clara benar-benar bingung. Dia harus mencerna dulu setiap kata yang dikeluarkan Jihan dengan baik sebelum akhirnya dapat meraih kesimpulan.

"Maaf kalau Mbak kesini cuma buat bilang itu biar saya luruskan. Saya gak ada hubungan apapun sama Pak Jevan."

"Oh iya? Kayaknya gak. Buktinya dia sampai belain kamu di depan mama nya! Dan asal kamu tau, itu buat posisiku terancam jadi istrinya Jevan."

Clara membulatkan mata terkejut. Jadi Jevan sudah menceritakan hubungannya dengan Clara?

"Itu bukan urusan saya lagi. Kami gak punya hubungan apapun selain guru dan wali murid."

Wanita itu hendak pergi sebelum tangannya ditarik kasar oleh Jihan, "Aku belum selesai bicara. Seharusnya kamu ngaca! Lagian apa sih yang bisa dibanggain dari perempuan miskin kayak kamu? Cuma anak dari supir aja sombongnya minta ampun! Emangnya orangtua kamu ngajarin kamu apa? Cara goda pria kaya, gitu?"


PLAKK!!!


Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi Jihan. Wanita itu syok dan memegang pipi kirinya terasa perih. Jihan dapat merasakan aura berbeda dari Clara. Wajahnya berubah dingin dan sekarang mengepalkan tangan erat.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang