Bulan

10.9K 447 8
                                    

Bulan kebingungan,hatinya sungguh risau. Adik satu satunya tak kembali dan tak bisa dihubungi sejak semalam. Air matanya tak henti mengalir sejak semalam. Teman teman Anna sudah dihubungi dan mereka sama sekali tidak tau dimana adiknya. Tubuh Bulan ambruk dilantai,kedua telapak tangannya menutupi wajahnya yang basah. Bulan menangis kencang mengeluarkan kegelisahannya ketika tiba tiba ada yang memeluknya.

"Abang?hiks...hiks.."Bulan memeluk laki laki itu. Rony mengelus punggung Bulan mencoba menenangkannya.

"Sstt...tenang Bulan..aku sudah menyuruh teman2 ku mencari Anna..kita pasti menemukannya..sudah,sudah..sebaiknya kamu istirahat..ayoo"Rony membopong Bulan menuju kamar,membaringkannya dan ikut berbaring disebelahnya sambil memeluk gadis itu.

**

"Ha..hallo..k..kaak"Anna bersuara lirih dengan debaran menggila. Begitu telfon nya diangkat Bulan dia langsung mendengar teriakan kekhawatiran kakaknya.

"Kak,dengerin baik2,aku diculik..sepertinya aku ada dipelabuhan,aku dikurung didalam kontainer kak..kakak harus tolong aku...aku takut kaakk...ka-"Anna secepat kilat memutuskan sambungan telfon dan menyembunyikannya begitu mendengar deritan pintu kontainer.

Tubuh Anna gemetaran,jantungnya berdebar ketakutan. Anna tidak sendiri,didalam kontainer ini puluhan orang gadis berbagai usia ikut mengalami nasib yang sama. Diculik dan dijual. Sungguh Anna tidak bisa membayangkan nasibnya nanti.

Bulan mengendap mengikuti 2 orang lelaki yang baginya cukup mencurigakan. Dengan hati yang berdebar kencang Bulan menoleh kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya mengekori 2 orang lelaki didepannya. Benar dugaannya,kedua lelaki itu menuju salah satu kontainer yang dijaga 8 orang lelaki. Kedua lelaki itu melambaikan tangan kearah seseorang. Bulan semakin waspada ketika datang seorang lelaki sambil menyeret paksa seorang wanita yang menjerit minta dilepaskan.

Salah seorang lelaki membuka pintu kontainer,dan lelaki yang datang dengan wanita tadi melempar wanita itu kedalam kontainer diiringi suara jeritan dari dalam kontainer. Bulan bergidik ngeri,bukan karena dingin. Tetapi begitu mendengar jeritan jeritan dari dalam kontainer hatinya pedih. Dia takut Anna ada didalam sana diantara puluhan suara itu. Bulan menenangkan dirinya. Bulan bukan bodoh dan Bulan tidak datang dengan tangan kosong.

Bulan membuka ransel nya,mengeluarkan belati kecil dan menyelipkannya di dalam sepatu kets nya. Bulan pun mulai melilitkan hand wrap,mengikat kencang rambut panjangnya. Bulan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Sudah lama dia tidak berkelahi,batinnya menjerit riang meskipun gemuruh didadanya tak hilang.

Bulan mengelilingi kawasan itu diam diam,untuk mengetahui berapa banyak musuh yang harus dilawan. Setelah memastikan keadaan lawan,Bulan melangkah yakin keluar dari persembunyiannya.

"Heh!!siapa lo?!!" Teriakan seorang lelaki berbadan sedikit gempal menarik perhatian yang lainnya. Mereka menoleh menatap tajam Bulan yang sudah memasang wajah melas nya.

"Cewek euy...cantik pisan si eneng,aya naon neng?minta dipuasin akang?"

"Adoii...cantik nih gan..buat gue aja gimana?aus nihh.."

Diantara banyaknya kalimat yang didengarnya,Bulan menoleh pada seorang lelaki yang memakai jaket kulit hitam,topi dan kacamata hitam. Lelaki yang fokus pada ponsel nya itu menoleh menatap Bulan.

"Kamu siapa?"tanyanya

Bulan tak menjawab,masih terus memperhatikan lelaki yang terlihat lebih rapi dari yang lainnya. Bulan melangkah cepat mendekati lelaki itu. Berlutut dan menangis seraya memohon supaya adiknya dibebaskan.

"Saya tanya kamu siapa?"lelaki itu tetap dengan pertanyaannya. Namun dibalik kacamata hitamnya dia menelisik wajah dan penampilan Bulan.

"Sssayya Bulan.."riuh tawa dan suitan bersahutan begitu Bulan menyebutkan namanya. Tangan Bulan terkepal kuat meremas celana jeans lelaki berkacamata itu.

Short Story About LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang