Pengakhiran Kisah

7.3K 380 10
                                    

"Bodoh! Perempuan bodoh!"

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit El terus saja mengumpat. Sebelah tangannya memeluk tubuh yang telah tak berdaya itu erat-erat, dan sebelah lagi menekan dadanya dengan kain yang telah basah karena darah yang keluar.

"Sialan! Cepat bangsat! Jika dia mati, maka kau juga akan mati."

Sumpah serapah terus mengalir dari bibirnya.  Evan mendengus kesal mendengar semua caci maki El. Lelaki itu tak tahu saja jika sebenarnya El gemetaran, ia ketakutan. Takut jika Lara tak mampu di selamatkan, takut jika Lara benar-benar pergi meninggalkannya. El menggeleng kuat, mengenyahkan bayangan buruk itu. Ketika matanya menangkap tulisan  'Instalasi Gawat Darurat' dengan cepat ia keluar dan menjerit meminta pertolongan.

"Suster, Dokter, tolong! Tolong saya, selamatkan dia," teriaknya. "Saya mohon, selamatkan dia...." lirihnya kemudian sambil meletakkan tubuh Lara dia atas brankar.

Matanya menatap lekat pintu yang tertutup, mengangkat tangan kanannya melihat waktu yang terus berputar. Evan menepuk bahu pria itu, dirinya pun mengkhawatirkan Lara.

"Sudah hampir 3 jam...." desisnya sambil melirik Evan.

"Sabar, semoga Lara baik-baik saja. Duduk El, lebih baik kau berdoa. Aku pusing melihatmu seperti ini."

El bergumam tak jelas, matanya tak pernah beralih dari pintu bercat putih itu. Evan hanya mampu mengehembuskan nafas lelah. Menyesal karena akhirnya harus sepahit ini, menyesal karena mengorbankan Lara demi cintanya pada Natasya. Menyesal karena berfikir Lara skan bahagia bersama El, justeru saat ini El-lah yang menjadi punca wanita itu berniat menghabisi dirinya sendiri.

El jatuh berlutut di hadapan pintu yang masih tertutup rapat itu. Dadanya sesak, penuh dengan rasa bersalah yang luar biasa. Air matanya mulai mengalir, nafasnya mulai sesak. Berkali-kali bibir gemetarnya mengucapkan kata 'maaf' dengan lirih. Kini tangan kanannya terkepal memukul-mukul dadanya yang sakit.

Dua lelaki itu tertunduk penuh penyesalan. Menanti penuh harap pintu itu terbuka, dan wanita malang itu keluar dari sana dengan selamat.

-----

3 bulan kemudian...

"Pagi sayang, sudah bangun?"

Sebuah kecupan mendarat di dahi wanita cantik yang tersenyum malu-malu itu. Matanya mengikuti setiap gerakan lelaki tampan yang sedang menyiapkan sarapan.

"Buka mulut, aaa...."

Lelaki itu menyuapkan sesendok bubur ayam ke mulut wanita itu. Sendok demi sendok bubur di suapkan dengan sabar, bibirnya pun tak lekang dari senyuman. Di hapusnya noda bubur yang melekat di tepi bibir wanitanya.

"Minum obatnya ya, biar cepat sembuh. Aku ingin kamu lekas pulang, sayang," ujarnya bahagia.

El merapikan rambut Lara, memandangi wajah wanita yang sempat membuatnya hampir gila. 2 bulan koma membuat El merana diantara rindu, cinta dan rasa bersalah. Namun ketika akhirnya wanita itu membuka mata, wanita itu justeru lupa segalanya.

"Aku ingin cepat menikahimu," El menggenggam tangan wanitanya yang kini wajahnya merona. Membawa tangan kurus itu ke bibirnya dan nengecupnya lama.

"Aku mencintaimu Alara sayang."

El menatap wanitanya penuh cinta, berharap ingatan lampau wanita itu tak pernah datang mengganggu hubungan keduanya.

Setelah Lara sadar dari tidur panjangnya, dan lupa segalanya. Baik El, Evan dan juga Natasya sepakat untuk menyembunyikan masa lalu. Ketika Lara dengan polosnya bertanya hubungan dirinya dengan mereka bertiga, mereka sepakat memberitahu bahwa El adalah calon suami wanita itu. Sementara Evan dan Natasya adalah suami istri dan merupakan calon adik ipar Lara.

Short Story About LOVEWhere stories live. Discover now