Dendam Dalam Cinta #6

4.2K 314 23
                                    

"Hey, maaf kan aku sedikit terlambat."

Herroz menghempaskan dirinya di sebelah Rioz yang terkekeh menatapnya. Lelaki itu memejamkan mata, mencoba mengatur nafasnya yang memburu.

"Ada apa? Kau seperti dikejar mantan pacar gila yang gagal move on."

Herroz menggeram mendengar kekehan Rioz. Dengan geram ia meraih segelas alkohol yang tersedia di atas meja.

"Bukan. Istriku sedang tidak sehat. La-"

"Apa dia baik-baik saja?" tanpa sadar Rioz memotong perkataan Herroz. Wajahnya nampak begitu cemas. Herroz menuang alkohol kedalam gelas sambil tersenyum miring.

"Tentu. Dia hanya masuk angin." Herroz menyodorkan segelas pada Rioz kemudian mengajaknya bersulang.

Mereka mulai berbual tentang kehidupan masing-masing. Hingga Herroz yang menanyakan keluarga lelaki itu.

"Apa kau mempunyai istri? Atau kekasih mungkin?" tanya Herroz.

"Ya, tentu saja. Aku punya seorang istri yang cantik, dan putra yang lucu." jawab Rioz.

"Lalu di mana mereka?"

"Aku sedang menjemputnya," Herroz mengernyit bingung.

"Aku akan membawa milikku pulang." tambahnya sambil tersenyum penuh arti.

Tak terasa cukup lama mereka berbincang. Akhirnya Herroz terpaksa pamit pulang, karena sudah hampir tengah malam. Selepas lelaki itu menghilang dari club. Seorang wanita tergopoh-gopoh mendekati Rioz.

"Jauhi dia, Rioz," ujar Karin.

Rioz terkejut akan kedatangan wanita itu. Terlebih Karin memintanya menjauhi Herroz.

"Apa maksudmu?"  tanyanya heran.

"Jauhi lelaki itu. Dia bukan orang baik-baik."

"Apa kau mengenalnya?" Rioz tersenyum miring. Jika Karin berkata seperti itu, sudah pasti Karin mengenal Herroz. Maka kemungkinan besar Karin mengetahui keberadaan Maya dan putranya.

"Dengarkan saja aku. Dia lel-"

"Urus saja urusanmu, Karin. Dan menjauhlah dariku."

Rioz meninggalkan wanita itu. Karin menggeram marah, tangannya terkepal kuat. Sulit sekali menundukkan lelaki itu. Padahal bermacam cara sudah pernah dilakukannya. Tapi seorang Rioz sungguh terlalu sulit untuk ditaklukkan.

---

Herroz melucuti pakaiannya, melipatnya dengan rapi lalu menyimpannya di balik batu besar. Sambil bersiul lelaki itu menuju laut lepas. Hingga kakinya bertukar menjadi ekor, lelaki itu menyelam kedasar laut.

Matanya meliar mencari seseorang. Demeter. Penyihir tua itu harus tau berita  yang menggembirakan ini. Setelah berenang cukup jauh, akhirnya ia melihat sosok yang di carinya.

"Demeter."

"Kurios Kuriôn."

Demeter terkekeh ketika menghadap lelaki itu. Herroz berdecak sebal. Pasti penyihir tua itu sudah lebih dulu tau.

"Ck, kau sudah mengetahuinya?" sebalnya.

"Tentu saja. Kau lupa siapa aku, Kuriôn?" Demeter kembali terkekeh, kali ini sedikit nyaring.

"Wanita penghianat itu tampak ketakutan. Kau ingin bermain-main dengannya, Kuriôn?" tanya Demeter lagi. Herroz tersenyum malas.

"Tidak. Aku ingin keintinya saja, Demeter." jawabnya malas.

"Baiklah. Semua akan berjalan sesuai rencana. Berhati-hatilah dengan pelayan wanita lelaki itu. Dia akan menghambat rencanamu." Demeter mengingatkan.

Short Story About LOVEWhere stories live. Discover now