Kisah Tanpa Judul(2)

5.8K 316 8
                                    

Gila! Nafsu sialan! Aku berusaha sekuat tenaga menepis nafsuku yang kian meningkat. Tubuh sialan ini malah semakin bergairah menikmati setiap sentuhan pria gila di atasku.

Bibirnya bergerak naik dan meninggalkan jejak basah yang semakin membakar birahiku. Aku sudah gila! Tidak, ini aneh. Tuhan, aku tidak bisa berhenti menikmatinya. Ini seperti oasis, ini surga!

Jemari nakalnya mulai mengusap intiku, memutar dan menggodaku. Shhh... mulut sialan ini tak mampu berhenti mendesah. Mataku terpejam rapat, dengan tubuh bergerak gelisah menahan hasrat.

"Hey..."

Suara serak maskulin menyapa telingaku. Perlahan aku membuka mata. Sepasang bola mata berwarna biru menatapku penuh damba. Matanya menatapku lekat untuk sekian detik sebelum suara seraknya mengintrupsi kekagumanku akan wajahnya.

"Sebut namaku. Elroy, El. Panggil aku El."

Sehabis bicara bibir pria itu melekat erat dengan bibirku. Kami saling mencecap, menikmati setiap sudut mulut masing-masing. Sementara tangan kanannya bergerak di pusat intiku. Dua jarinya bahkan sedang keluar masuk mengobrak abrik milikku.

Aku bergerak semakin gelisah, milikku terasa gatal. Tubuhku terasa membahang, seakan seluruh darahku berkumpul di kepala.

"Akhh..."

Aku seperti meledak, aku lelah. Jantungku berdebar kencang. Aku menatap wajah tampan yang tersungging senyum tipis. Pria itu menjauhkan tubuhnya, membuka lebar tungkaiku yang tak bertenaga.

Dengan perlahan pria itu menurunkan zippernya. Gosh, itu sungguh menggoda. Perutnya, lengan kokohnya, rahang tegasnya, dan mata biru itu. Pria itu menurunkan jeans beserta celana dalamnya sehingga mencuat seketika barang berharganya yang tegak gagah perkasa seakan menantangku. Nafasku tercekat, jantungku berdebar.

Perlahan tapi pasti pria itu mengarahkan miliknya menuju milikku yang sudah basah. Dengan pelan menusuk milikku yang sempit.

"Akh! Sakit!"

Itu memang sakit! Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya, tentu saja sakit karena aku masih perawan.

"Sabar, tahan sedikit," ujarnya lembut

"Dan sebutlah namaku, El." Lanjutnya.

El langsung menghentakkan miliknya menerobos penghalangku. Membuatku meringis perih, hingga meneteskan air mata. Pria itu menjilati air mataku, mencium mataku. Kemudia perlahan bergerak tanpa ritme, tak beraturan.

*

Aku mengerjap silau, cahaya matahari menerobos masuk tanpa permisi. Aku mencoba mengutip kenangan semalam yang kini sangat kusesali. Menoleh kesamping dan mendapati seonggok gaun satin biru tergwletak di sana. Dimana pria itu? Mataku menelisik setiap sudut ruangan, nihil. Tak ada jejak El di situ. Apa pria itu meninggalkannya?

Astaga! Pesta pertunanganku!

Aku bingkas bangun dan membersihkan diri. Mengutuk pria gila yang entah siapa , dan dengan berani menodaiku. Dengan cepat aku memakain gaun biru itu.

"Bisa kau beritahu aku, tempat apa dan dimana ini?" Aku menahan seorang wanita yang melintas di depanku.

"Anda di kastel tuan El,  nona" jawab wanita itu.

"Dan dimana itu?" Tanyaku semakin risau.

Wakita itu membungkuk memberi hormat, " anda bisa bertanya pada tuan El." Ujarnya kemudian berlalu.
Aku mendengar suara ketukan sepatu, menoleh dan mendapati lelaki yang ku cari-cari sedang berjalan ke arahku.

"Hey, a-"

Aku tercekat. El hanya melewatiku? Aku buru-buru mengikuti pria itu yang terlebih dulu memasuki sebuah ruangan.

"Apa kau mengingatku?"

Ku lihat pria itu duduk di sebuah kursi lalu membuka laptopnya. Dia mengabaikanku! Setelah semalaman menikmati tubuhku!

"Apa kau t-"

"Tentu, apa yang kau butuhkan?" Tanyanya memotong ucapanku.

Aku terdiam, menatap wajah datar tanpa ekspresi di hadapanku. Bahkan lelaki ini enggan menatap ku.

"Aku mau pulang..." lirihku.

Tiba-tiba dadaku sesak, aku merasa terhina atas sikapnya.

"Ulangi." Ujarnya sambil terus menatap laptopnya.

"Aku mau pula-"

BRAKK!!
Tangannya mengebrak meja membuatku terkejut. Tangannya terhulur mencekik leherku.

"Akhh! Le... lepas!"

Aku memukuli lengannya, mencoba melepaskan diriku dari tangannya. Aku hampir saja kehabisan nafas, hingga akhirnya pria itu melepaskan tangannya dari leherku. Aku termengah, lemas.

Entah sejak kapan lelaki sialan ini berdiri di sampingku. Mata birunya menatapku tajam penuh amarah. Lagi, tangan sialannya menarik kuat rambutku. Membuatku mendongak sambil merintih kesakitan. Air mataku mengalir semakin deras diiringi isakanku.

"Sa sakit..." rintihku

Tangan kirinya meremas kuat payudaraku. Isakanku semakin pilu. Ku lihat dia tersenyum. Apa kesakitanku umpama lelucon untuknya?

"Dengar baik-baik, dan ingat setiap perkataanku. Kau adalah milikku. Lelaki yang kau cintai telah menukarmu."

Apa maksudnya?

Lelaki itu melepaskan tangannya dari rambutku. Lalu memutar laptopnya mempertontonkan sebuah infotaiment yang sedang menyiarkan pesta pertunangan adik seorang milyarder.

Pesta pertunangan paling eksklusiv dan termewah dalam sejarah. Natasha Sanchez kini telah resmi bertunangan dengan Evan Reinhard. Di kabarkan keduanya telah menjalin hubungan selama setahun sebelum akhirnya memutuskan untung membawa hubungan mereka ketahap yang lebih serius.

Telingaku berdengung. Hatiku sakit. Dan semuanya perlahan terasa sempit dan gelap.

*TBC*

Short Story About LOVEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin