let me love you

7.2K 343 8
                                    

Semenjak kejadian itu Rio semakin merasa gila. Ya, dirinya gila! Sungguh, setiap saat hanya bayangan Anika saja yang melintas. Bahkan orang lain pun tampak seperti Anika.

Rio mendengkus, gusar. Dirinya harus mendapatkan kembali Anika.

"Nika, bisa keruangan saya?" Ujar Rio melalui interkom. Anika mendengkus, jantungnya berdegub mendengar perintah mantan suaminya.

Setelah mendengar suara Rio yang memberi ijin masuk keruangannya. Dengan perlahan Anika melangkah mendekati meja kerja bosnya.

"Ada apa yang bisa saya bantu pak?"

Rio mendongak, menatap lekat wajah cantik yang selalu mengganggu detik detik kehidupannya. Ah, tiba tiba lelaki itu teringat kejadian kemarin. Bibir itu...

"Pak?" Anika kembali mendengkus. Rio mengerjap, suara Anika memangkas lamunannya.

"Duduk." Rio membimbing wanita itu menuju sofa yang disediakan. Mereka duduk dalam diam sementara otak lelaki itu ligat bekerja memikirkan cara yang ampuh agar wanita itu menerimanya.

"Aku rasa aku... aku merindukanmu dan aku... mencintaimu Anika." Lirih Rio. Anika cepat menoleh, menatap lekat. Tak lama kemudian tawanya pecah.

"Anda nglindur pak?!" Tanyanya disela tawa.

"Apa menurutmu ini lucu? Aku serius Nika."

"Kamu lucu, dulu saat kita menikah kamu kemana? Cintamu dimana? Hanya aku yang mulai merasakan perasaan cinta waktu itu. Sedangkan kamu? Malah bercinta dengan sekertarismu" Anika hendak bangkit namun lelaki itu menahan tubuhnya dan berjongkok dihadapan wanita itu.

"Maafkan aku, maafkan kebodohanku dulu. Tapi sungguh, waktu itu aku terluka Nika. Cindi bilang kamu tidak mencintaiku, kamu hanya mencintai Raka!" Lelaki itu meraih jemari Anika ke bibirnya dan mengecupnya lama.

"Aku benar benar terluka mendengarnya. Terlebih saat Cindi menunjukkan foto kalian sedang berpelukkan. Aku patah hati melihatnya" Anika terkejut mendengar pengakuan Rio

"Cindi? Raka? Aku dan Raka hanya sahabat, kamu juga tau itu. Dan soal berpelukkan, kapan? Aku sering memeluknya, terakhir adalah ketika dia akan berangkat ke Jerman." Rio mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. Anika sontak membulatkan matanya.

"Ini? Sialan..." desis wanita itu dengan wajah memerah. Rio kembali duduk di sebelah wanita itu. Kemudian mengangkat tubuhnya untuk duduk dipangkuan lelaki itu.

"Katakan..." Rio membelai punggung wanitanya dengan lembut. Merapikan anak rambutnya yang berantakan.

"Ini di bandara, aku nganterin Raka yang bakal pindah ke Jerman. Dan foto ini Cindi yang mengambilnya. Aku dan Cindi mengantar Raka hari itu." Rio mendengkus, ternyata Cindi menjebaknya.

"Jadi, selama ini aku diperbodahkan wanita itu. Kurang ajar!" Rio mendesis geram. Anika memandang lelaki itu.

"Apa yang Cindi katakan?" Tanya Anika

"Dia bilang kalian saling mencintai. Dan aku hanya lelaki bodoh yang memisahkan kalian. Wanita sialan itu meracuni pikiranku! Sialan!" Rio geram mengingat apa yang Cindi katakan padanya. Gara gara omongan wanita itu, rumah tangganya hancur!

"Tidak, aku dan Raka pure bersahabat. Huft! Kamu saja yang bodoh, termakan rayuannya Aaarrgghhh!!"

Anika menjerit ketika tiba tiba tubuhnya terdorong terlentang di sofa, sementara Rio sudah berada diatasnya. Tangan lelaki itu membelai lembut wajah mantan istrinya.
Perlahan Rio mendekatkan wajahnya, bibirnya mulai bergerak menginvasi wajah wanita itu.

Ruangan itu mulai menghangat, kabut gairah mulai menguasai keduanya. Mereka saling beradu bibir dan bertukar saliva. Tangan Rio mulai menjelajahi setiap inci tubuh Anika. Hingga tiba tiba lelaki itu menarik Anika bangkit dan kembali duduk du pangkuannya.

"K-kita harus rujuk, aku ga tahan! Aargghh... aku beneran ga tahan!" Lelaki itu meremas rambutnya frustasi.

"Ck, kalau ga tahan, sana cari Cindi. Kamu kan biasa main sama dia." Cibir Anika

"Sayang, sumpah! Aku ga pernah make love sama dia, punyaku ga pernah masuk ke punya dia. Punyaku cuma buat kamaaawww!!" Anika menjitak dahi lelaki itu.

"Terus selama ini kamu ngapain sama dia?"

"Eng, anu... dia cuma maen pakai tangan. Blow job." Rio meringis menatap mata melotot wanita itu.

"Ini cuma buat kamu sayang." Rio membawa telapak tangan Anika ke selangkangannya dan meremas pelan. Lelaki itu menggeram, lalu membimbing tangan wanita itu menggosok gosok tonjolan itu.

"Aarggghhh!! Ayo!" Rio bangkit dan menarik tangan Anika yang kebingungan.

"Kemana?!"

"KUA! Rujuk!"

"Rio!"

*~END~*

Huwaa... maaf gaje endingnya✌✌

Short Story About LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang