Dendam dalam cinta #2

5.3K 337 28
                                    

"Apa yang kau inginkan sebagai gantinya?" tanya pria tua itu.

"Hidupnya," ujar Herroz sambil memeluk erat tubuh Maya.

Demeter terkekeh, matanya yang berwarna merah mengerling tajam menatap tubuh tak bernyawa dipelukan Herroz.

"Kau pikir berapa sisa umurmu?"

"Kau pastinya tidak lupa siapa aku bukan, Demeter?"

"Hehehe... ini kali kedua. Aku harap kau tidak melakukan hal bodoh, Kurios Kuriôn,"

Herroz menggerakkan ekornya mengikuti Demeter. Memasuki gua yang cukup gelap bagi manusia, namun tidak bagi spesies seperti Siren.

Demeter meracik berbagai jenis ramuan, mencampurkannya menjadi satu sambil membaca mantra. Batu permata berwarna merah di tongkatnya memancarkan sinarnya merah menerangi gua. Begitu juga dengan matanya. Herroz memerhati dalam diam, tangannya mengelus lembut perut rata Maya.

"Ini," Demeter mengulurkan sebutir mutiara berwarna merah, Herroz mengernyit.

"Kau memberikan nyawamu untuknya, sedang kau tau, jika dia hidup kelak, mereka akan kembali menyakitinya. Tentu kau sudah melihatnya bukan? Dia ada di antara mereka," Herroz mendengus mendengar perkataan Penyihir Siren itu.

"Jika kau menukar nyawamu untuk manusia ini, maka kau akan kehilangan kesempatamu mendapatkannya," Demeter memandang tajam wajah Herroz. Menepuk pelan bahunya, lalu melanjutkan kalimatnya.

"Aku beri kau pilihan, dan kau tidak akan merasa dirugikan dengan pilihan yang kuberikan. Membagi nyawamu, melindungi bayi kecil ini dan juga ibunya. Sampai saat itu tiba, kau mendapatkan dia. Tetapi dalam tempoh itu, kau harus menanamkan benihmu di rahim manusia ini. Aku ingin penerusmu, aku ingin keturunan Kurios Kuriôn," Demeter kembali menepuk bahu Herroz.

"Laut ini semakin kekurangan Pelindung, Herroz. Aku tidak ingin kau mati tanpa pewaris. Dan manusia ini, dia sangat susuai menjadi ibu dari keturunanmu. Aku percaya keturunanmu tidak akan sebodoh dirimu."

Herroz mengeram, merasa tersindir dengan ucapan Demeter. Demeter kembali terkekeh seraya mengulurkan mutiara merah itu. Herroz menerimanya, dalam hati membenarkan ucapan Demeter.

Demeter memang benar, dia begitu bodoh. Sehingga menukar sebagian nyawanya untuk wanita tidak tahu terima kasih itu. Dan Herroz bersumpah, dia akan mendapatkan wanita itu kembali. Dia akan mengembalikan wanita itu ke wujud asalnya. Tunggu dan lihat saja nanti!

Herroz memasukkan mutiara itu ke dalam mulutnya. Menghancurkan mutiara itu dengan giginya, lalu kedua tangannya membuka mulut Maya yang sudah membiru. Ia mendekatkan bibirnya, lalu memindahkan mutiara yang telah halus itu kedalam mulut Maya. Herroz mengulum sekilas bibir wanita itu, sebelum melepaskannya.

"Gunakan kesempatan ini baik-baik, Herroz. Ini terakhir kalinya aku membantumu."

Suara serak Demeter mengiringi kepergian Herroz dan tubuh Maya. Lelaki separuh ikan itu berenang menuju sebuah pantai terpencil. Meletakkan tubuh Maya di atas pasir, lalu mengusap-usap ekornya. Perlahan ekornya berubah membentuk sepasang organ. Hingga kakinya dirasakan sempurna dan kuat, ia bangkit lalu membopong tubuh wanita itu menuju sebuah rumah mungil tidak jauh dari pantai.

Beruntung dirinya dilahirkan sebagai seorang  Kurios Kuriôn. Dilahirkan oleh salah satu keturunan dewa pelindung lautan, membuatnya memiliki darah keturunan Tuan diatas segala Tuan. Usianya juga lebih panjang dari makhluk laut lainnya. Dan untungnya lagi, semua keturunan Kurios Kuriôn memiliki kekuatan 10x lipat kekuatan maksimal seorang manusia, memiliki telepati, dan juga telekinesis.

Herroz membuka pintu rumahnya menggunakan kemampuan telekinesisnya. Meletakkan tubuh basah Maya di bathtub, lalu menuju walk in closet menarik sehelai kaos besarnya. Dengan telaten lelaki itu membersihkan tubuh Maya yang dipenuhi pasir dan lengket karena air laut. Selesai memandikan Maya, dan mengelap tubuhnya, Herroz memakaikan kaosnya.

Lelaki itu melempar pakaian basah wanita itu beserta bra, dan celana dalamnya. Mengangkat tubuh Maya yang mulai memerah karena jantungnya mulai memompa peredaran darah, dan meletakkan tubuh itu di atas tempat tidur. Ia memeriksa denyut nadi dan detak jantung wanita itu. Kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.

Herroz menyiapkan beberapa bahan makanan, dia tau jika wanita itu bangun pastinya akan merasa kelaparan. Tiba-tiba lelaki itu tersentak, sebuah bayangan muncul disela pikirannya. Ia menggeram marah, wajah wanita sialan itu muncul membuatnya marah. Herros melempar pisau yang baru dicucinya, terkejut karena teriakkan seorang wanita.

"Aarrgghh!!"

Maya menutup wajahnya takut, dan juga terkejut ketika sebilah pisau melayang di depan bayang hidungnya.

"Kau baik-baik saja?!" Herroz meneliti wajah dan juga tubuh Maya. Wanita itu terkesima, seorang pria tampan bertelanjang dada memandangnya khawatir.

"K-kau si-siapa? A-aku...." Herroz tersenyum manis, menggiring wanita itu duduk di sofa.

"Akan ku jelaskan nanti," lelaki itu bangkit menuju dapur. Lalu kembali membawa sepiring mie goreng, dan segelas air.

"Sebelum itu, makan dulu. Kau pasti lapar,"

Pria itu mengedipkan sebelah matanya. Karena memang perutnya begitu lapar, Maya melahap dengan senang hati mie buatan Herroz.

"Aahh... nikmatnya. Ini sedap, terima kasih," Maya melahap habis mie tersebut tanpa sisa. Herroz tersenyum melihatnya, tangannya meraih piring kotor tersebut. Namun tangan Maya mencegahnya.

"Aku saja, kau sudah memberiku makan, mana mungkin kau juga yang mencucinya,"

Wanita itu bangkit menuju dapur, mencuci piring dan gelas yang digunakannya. Lalu berbalik hendak kembali ke ruang tamu sebelum kepalanya membentur dada Herroz.

"Aaww!!"

Maya yang mengusap-usap hidungnya terkejut ketika jemari Herroz menjepit dagunya, dan mengangkat wajahnya sehingga menatap wajah lelaki itu.

Herroz menipiskan jarak, menempelkan bibir mereka. Mencecap, dan menggigit pelan bibir wanita itu. Sebelah tangannya menarik pinggang Maya merapat ke tubuhnya. Maya terkaku, terkejut mendapat perlakuan manis itu.

"Apa masih lapar?" Herroz bertanya serak.

"A-aappaa?" tiba-tiba tangan lelaki itu menelusup masuk ke dalam kaos dan mengusap perut Maya. Maya tersentak, ia teringat sesuatu.

"A-anakku!"

Ia berseru sambil memegang perutnya dengan kedua tangannya. Lelaki itu terkekeh, sambil mengusap puncak kepalanya.

"Marry me, dan aku akan memberikan kebahagiaan yang lengkap. Yang lelaki lain tak ingin berikan padamu,"

~TBC~

Pengen ngetik yang 'hot' tapi atut dosa😁sekian dulu deh...

Please vote dan komen yes, don't be pembaca gelap😂✌

Short Story About LOVEWhere stories live. Discover now