Dendam dalam cinta (flashback)

4.2K 292 5
                                    

6 tahun lalu.

Sebuah yacht melaju perlahan di tengah laut timur. Seorang wanita berdiri di dekat jendela sambil menikmati angin laut yang membuat rambut panjangnya berantakan. Karin bersimpuh sambil menyandar pada jendela kapal. Matanya menerawang, memikirkan nasibnya yang mulai menyebalkan.

Ayah tirinya menjodohkannya dengan salah satu kolega bisnisnya. Lelaki itu berusia 45 tahun, dan Karin tidak menyukainya. Karin mencintai Rioz, anak salah satu kolega bisnis ayah tirinya. Rioz tampan, gagah, dan muda. Namun karena bisnis ayah tirinya yang sedikit meredup, membuat lelaki itu menjadikannya tumbal demi kelancaran bisnis lelaki itu.

Karena Karin hanya tinggal berdua dengan ayah tirinya, maka terpaksalah dia menurutinya. Jika saja ibunya masih hidup, tentu dia akan mendukung keputusan Karin menolak perjodohan sialan ini.

Di sinilah dia sekarang, melarikan diri dari pertemuan yang sangat ingin dihindarinya. Ayah tirinya dan calon suaminya saat ini pasti sedang membahas pernikahannya. Dan sialnya ia tak mampu menolak, jika dirinya menolak, semua fasilitas mewahnya akan disita. Ia tak rela dan tak sanggup jadi miskin.

Ia harus merencanakan sesuatu, yang jelas dia harus mendapatkan Rioz dan juga harta ayah tirinya.

------

Herroz mengamati bagian bawah kapal yang melintasi wilayah kekuasaannya. Puas mengamati dari dalam laut, lelaki itu memutuskan mengintip dari permukaan air. Berenang naik ke permukaan, membiarkan hanya separuh wajahnya saja muncul. Matanya menatap tajam ketika siluet seseorang nampak bersimpuh di dekat jendela.

Herroz tertegun, menatap lurus pada seseorang yang kini terlihat jelas di matanya. Seorang wanita, cantik. Rambutnya yang kemerahan dan panjang nampak berantakan di tiup angin. Herroz merasakan perubahan hormonnya, tubuhnya merespon setiap gerakan pinggul wanita itu. Dadanya berdesir panas, ia inginkan wanita itu.

"Kau?!"

Herroz tersentak kaget, terlalu asik berfantasi membuatnya lengah. Wanita itu melihat dirinya. Dan pasti wanita itu juga melihat ekornya.

"Ikan! Bu-bukan! Duyung! Mermaid man!!"

Benarkan? Air di sini sangat jernih, sudah pasti wanita itu melihat rahasia terbesarnya.

"Aaa... amazing," wanita itu menatapnya takjub.

"Boleh aku mendekat?" Tanyanya lagi.

"Hei, boleh aku mendekat?" Herroz mendengus. Berpikir untuk meninggalkan tempat itu, tapi hatinya menolak. Gairahnya meluap-luap meminta pelampiasan. Dan dirinya menginginkan wanita itu.

BYURRR!!

Terlalu lama menunggu jawaban lelaki ikan itu, Karin meloncat ke dalam laut. Tangannya meraih bahu Herroz dan berpegangan padanya.

"Waaa! Kau benar-benar ikan? Amazing!"

Herroz seperti tersihir tak berkedip menatap wajah cantik manusia di hadapannya ini. Karin menoel-noel lengan kekarnya, meraba dada bidangnya, membuat darahnya semakin menggelegak.

"Apa kau bisa bicara?"

Karin menatap wajahnya sambil tersenyum lebar. Ia semakin terpesona, hingga sentuhan Karin di wajahnya menyadarkannya. Ia memegang tangan wanita itu yang sedang menelusuri hidungnya.

"Kau bisa bicara?" tanyanya lagi.

"Ya," suara beratnya membuat wanita itu semakin berbinar senang.

"Apa kau mermaid?" tanya Karin lagi.

"Hmn,"

"Apa kau bisa berubah menjadi manusia? Maksudku, seperti pria oh, bukan! Maksudku manusia, punya kaki dan... ah, ya! Kaki!" Karin menurunkan pandangannya ke bawah, di mana ekor lekaki itu bergerak perlahan.

Short Story About LOVEWhere stories live. Discover now