Menyelesaikan Masalah

2.8K 157 2
                                    

Febrian terdiam dengan tatapan hampa. Duduk sendiri di dalam ruangannya yang luas. Tak diizikan seorangpun yang boleh memasuki ruangannya. Dia sudah pesan kepada sekretarisnya bahwa dia tidak ingin diganggu siapapun. Pikirannya masih kalut. Melompat kemana-mana. Pada siapa lagi kalau bukan pada Nona dan Billy.

Melihat mereka berciuman jelas membuatnya marah dibakar cemburu. Dan bukan hanya cemburu. Namun kebencian terhadap diri sendiri. Marah pada mereka. Bagaimana mungkin Nona melebur demikian pasrah dalam rengkuhan Billy? Sedangkan sejak bertemu dengan gadis itu untuk pertama kali, Febrian tahu bahwa Nona sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun.

Nona memang tidak pernah menjawab jelas statusnya. Lagi pula juga Febrian tidak bertanya dengan jelas. Karena itulah Febrian berani mendekatinya. Apalagi Laras juga memberikan lampu hijau padanya. Jadi dia seperti bisa terbang lolos mencari kesenangannya sendiri. Tapi apa ternyata yang didapat? Ketika cinta itu sudah ada dalam hatinya, dia harus menerima kenyataan bahwa Nona mencintai lelaki lain. Dan... lelaki itu adalah Billy. Betapa tidak terduga sama sekali! Pemuda cerdas yang sangat dikaguminya.

Lalu apa selanjutnya sekarang? Dia sudah terlanjur mencintai Nona. Dia juga akan segera berpisah dengan Laras. Jadi haruskah dia berjuang untuk mendapatkan Nona dengan segala cara? Dia tidak akan kehabisan akal untuk merengkuh apa yang dia inginkan. Tapi di dalam hati kecilnya, ada sebuah penolakan dalam kekhawatiran bahwa Nona tidak akan bisa mencintainya. Tidak bisa bahagia dengannya.

Ingin sekali Febrian melepasnya. Membiarkannya menggapai cintanya kepada Billy. Tapi bagaimana dengan dirinya? Dia tidak bisa jatuh cinta pada sembarang wanita. Dan Nona adalah satu wanita yang masuk dalam kriterianya. Dia sangsi bisa menemukan gadis seperti Nona.

Seandainya dia tahu bahwa Nona mencintai orang lain... Febrian tidak akan membiarkan diri untuk larut terlalu jauh. Dia akan menahan diri dan membelokkan perhatiannya kepada hal lain. Jadi apa yang harus dilakukannya sekarang?

Barangkali dia harus menceritakan ini kepada Laras. Mungkin Laras bisa membujuk Nona. Atau apapun pendapat Laras akan didengarnya.

Bagi orang lain yang dilakukannya mungkin adalah suatu hal yang salah. Orang mengira bahwa dia berselingkuh. Padahal Laras dulu yang memulai. Istrinya itu pernah kepergok berhubungan mesra dengan seorang lelaki. Febrian marah? Itu jelas. Sampai mereka memutuskan untuk menenangkan diri di tempat yang berbeda. Mencari solusi untuk kemelut rumah tangganya.

Namun kemudian solusi yang dikatakan Laras terdengar sedikit tidak masuk akal. Laras meminta Febrian untuk menyepakati hal konyol bahwa mereka boleh berhubungan dengan orang lain setelah menyadari bahwa rumah tangga mereka dingin dalam kebekuan.

Awalnya itu sangat membingungkan. Febrian juga masih berusaha menyelamatkan rumah tangganya dengan kembali ke Indonesia. Tapi Laras tetap bergeming. Laras malah mengatakan bahwa dia punya manajer menarik yang sayang kalau dilewatkan.

Febrian tidak berminat sama sekali. Tapi ketika dia kalut, dia pikir tidak ada salahnya melihat seperti apa gadis yang dinilai menarik oleh istrinya sendiri. Dan saat itulah dia menemui Nona.

Apa yang dikatakan Laras sangat terbukti. Dia jatuh hati saat itu juga. Selalu terbayang-bayang. Apalagi mengetahui Nona tidak terikat apapun dengan seorang lelaki. Namun sekarang dia harus menggigit bibir karena kecewa. Sepertinya dia terlalu banyak berharap pada gadis yang sejak awal sudah menolak ajakannya. Barangkali dia kurang perasa.

Febrian menarik nafas panjang sambil memejamkan mata. Saat itu telepon yang tersambung dengan sekretarisnya berdering. Febrian mengangkatnya dengan gemas.

“Sudah saya bilang saya sedang tidak ingin diganggu,” ucapnya sengit.

“Maaf, Pak. Tapi ada wanita bernama Nona yang ingin bertemu...”

Love Is You (Tamat)Where stories live. Discover now