MaT 9 - New Year Party

47.5K 1.6K 5
                                    

Sesampainya di Seoul, Revan dan Eca segera menuju ke pusat kota, dimana sudah banyak orang yang duduk bermesraan. Bahkan di bawah beberapa pohon di sini ada saja yang sedang bercumbu.

Hotel mereka juga mengadakan New Year Party tapi menurut mereka, lebih seru lagi kalau di pusat kota dan merasakan kehidupan Kota Seoul saat tahun baru.

"Kamu tadi jadi mandi?" Tanya Revan saat mereka sedang berjalan kaki menuju pusat kota. Jarak antara hotel dan pusat kota memang tidak jauh.

"Ih emang kamu! Bukannya siap siap malah ngerokok dibawah," ucap Eca dengan sebal, entah sejak kapan Revan merokok. Setaunya Revan bukan tipe perokok.

"Lagian emang sejak kapan kamu ngerokok? Kok aku baru tau? Waktu ke Bandung kamu tidak merokok sama sekali," lanjut Eca sengan pertanyaan.

"Udah lama ngerokoknya, dari SMA. Cuma ya sekarang sudah mulai bisa mengurangi. Aku bahkan hanya merokok sehari sekali, waktu di Bandung aku ngerokok gak di depan kamu lah, aku takut kamu gak mau nikah sama aku."

"Sekarang kok jelas-jelas aku tau?"

"Soalnya gak mungkinkan kalau sekarang kamu gak mau nikah sama aku?" Dan ya ucapan yang keluar dari mulut Revan membuat Eca speechless.

Sesampaiya di pusat kota ke-awkwardan pun menyapa mereka. Tidak ada salah satu diantara mereka yang mau membuka pembicaraan. Bagaimana tidak setelah dilihat ternyata isinya hanya ada orang orang yang sedang berpacaran bermesraan dan bercumbu.

Akhirnya Revan memecah keheningan dengan mengajak Eca ke salah satu tenda yang menjual street food.  Mereka memesan daging panggang korea, salah satu menu yang terkenal di Korea.

Ternyata bukan hanya di luar saja yang terdapat orang berpacaran, di dalam tendapun masih ada saja orang yang berpacaran. Mereka sama-sama tidak tahu harus berbuat apa di tengah-tengah orang-rang yang sedang memadu kasih.

"Kenapa kamu bengong? Mikir yang aneh-aneh ya?" Tanya Revan memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.

"Apaan sih pak?!" Jawab Eca dengan sedikit memekik dan mengundang sedikit perhatian orang sekitar.

🍭

Eca POV

Ada-ada aja sih ni orang tua. Pikiranannya mesum amat sih. Daripada bosan menunggu makanan lebih baik aku menanya kabar Aldo, jujur saja, aku rindu dengannya.

Perasaan ini aneh, saat berada di sampingnya aku merasa risih tetapi setiap jauh dari Aldo kenapa rasanya aku selalu ingin menanyakan kabarnya. Apa ini rasanya menyukai seseorang.

Tesha M : Aldo

Aduh, apa yang terjadi dengan tanganku? kenapa harus menyapa Aldo duluan sih? Mampus aku kalau dia menjawab apa yang harus aku katakan? Aku melirik sedikit ke arah Pak Revan dan kembali bermain ponsel.

Aldo Pratama : Ciee.. kangen ya lo sama gue

Aku melihat ada pesan dari Aldo yang masuk. Tuhkan, benar saja. Dia mulai kepedean.

Tesha M : Najis! Lagi gabut ni gue

Aldo Pratama : Lo dimana? Mau gue jemput?

Tesha M : Gak bisa, do. Gue lagi di luar negri

Aldo Pratama : Dimana lo? Ngapain? Gue samperin ya... guekan mau jadi cowok yang selalu ada buat lo

Belom sempat aku menjawab, wajahku sudah berubah menjadi tomat nih pastinya. Aku kembali melirik ke arah Pak Revan. Ternyata dia sedang memerhatikanku. Aduh apa-apaan sih, bikin orang tambah malu aja.

"Kenapa ketawa-tawa sendiri?" Tanya Pak Revan dan aku hanya bisa menggeleng menjawabnya sambil menahan senyum.

Tesha M : Apaan sih lo, garing tau gak

Aldo Pratama : Yah gagal dong gue tahun baruan sama lo... yaudah deh have fun ya <3

Ih! Kenapa dia pake tanda love sih?! Ah tau ah. Aku memasukkan kembali ponselku ke dalam tas dan kembali bertatap muka dengan pria yang ada di depanku ini.

"Loh, sejak kapan udah dateng makanannya?" perasaan tidak beberapa lama yang lalu belum ada makanan di atas meja kami.

"Udah dari tadi. Lagian siapa suruh senyam-senyum sendiri? Lagi pacaran ya?"

"Apaan sih! Enggak ah!"

"Yaudah makan sana," ucap Revan kemudian menyalakan layar ponselnya kemudian memasukkan kembali ke dalam saku. "Makan buruan suhunya mulai minus. Kita harus kembali ke hotel secepatnya."

"Gak mau ah, pak!" Aku langsung menutup mulutku setelah menyadari ada yang salah dari ucapanku. Eh aduh, gimana ni. Mulut kok gak bisa dijaga.

"Kamu barusan manggil saya apa?" Yang semula sedang membolak-balik daging, Revan langsung menatap Eca secara intens.

"Gak sengaja sumpah!" Kataku sambil memberikan dua jariku. "Lagian, kan saya masih mau lihat kembang api, belum juga count down."

"Yaudah kita disini sampai selesai acara count down aja ya."

"Iya."

Selesai makan kami langsung menuju pusat kota dimana akan ada fireworks. Aku tidak Sabar menunggunya. Ini benar-benar sangat dingin, aku mengambil ponsel dari sakuku dan melihat kalau sekarang suhunya minus dua serajat celcius.

Aku mangambil sarung tangan yang ada di dalam tasku dan memakainya. Aku melirik ke arah Revan yang juga sedang menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya. Apa dia tidak bawa sarung tangan? Aku benar-benar tidak tega, hidungnya mulai terlihat memerah.

Aku berdiri dari tempat kami duduk dan berjalan ke salah satu supermarket yang ada di sini dan membelikan hand warmer untuk Revan.

"Darimana kamu?" Tanya Revan saat aku kembali Dari supermarket.

"Ini pake. Aku tahu kamu gak bawa sarung tangan," jawabku kemudian menyodorkan satu bungkus hand warmer.

"Makasih."

"Rev, ke tengah-tengah lagi yuk. Kurang seru kalau lihat dari sini," aku berdiri dari tempat dudukku dan menarik tangannya yang baru saja masuk ke dalam saku.

Sesampainya kami di tenga-tengah, kami terdesak karena terlalu ramai. Tiba-tiba saja Revan memelukku dan membawaku ke tempat paling pas untuk melihat fireworks. Aku melirik ke arahnya dan dia tersenyum. Kalau dilihat-lihat dia manis juga ya.

Countdownpun dimulai dan kami menyaksikkannya hanya dengan keheningan. Tidak ada dari kami yang ingin mengucapkan sesuatu. Seperti sama-sama tidak ingin menganggu.

🍭

"Kamu sudah mau berangkat sekarang?" Tanyaku saat melihat dia sudah siap dengan setelan jasnya di pagi hari.

"Iya, kamu tunggu di hotel ya, aku meeting paling tidak sampai jam duabelas. Jangan keluar-keluar dan ini uang untuk berjaga-jaga," katanya kemudian menaruh uang di atas tempat tidur. "Aku berangkat dulu."

Aku benar-benar malu dengan kejadian semalam. Dan pagi ini seharusnya aku bangun lebih dulu dan tidak membiarkan dia melihat wajahku saat tertidur.

Pagi ini aku terbangun di atas tempat tidur dan semua ini dikarenakan kegilaanku semalam. Rasanya aku tidak ingin bertemu dengannya.

***

Sekian update dari saya. keep VOMENT! Love you!

Me and TeacherWhere stories live. Discover now