MaT 19 - Bahagia

37.8K 1.3K 39
                                    

Bentukkan mobil mereka 👆
~~~

Aku suka sama kamu. Aku suka sama kamu.

Kata-kata Revan yang dia ucapkan di mobil tadi terus berputar-putar di kepalaku. Apa tadi dia kena benturan? Tiba-tiba bilang kalau dia suka sama aku. Dan sekarang dia hanya diam melihat ke arah luar jendela.

"Maksudnya apa sih?" Tanyaku polos, aku masih benar-benar belum tahu apakah Revan bercanda atau tidak.

Revan membalikkan badannya menghadapku. Dia mendekatkan kepalanya, dan ya sedetik kemudian entah apa yang dia lakukan aku merasakan bibirnya menempel dengan bibirku. APA-APAAN DIA?! Tolong selamatkan jantungku.

Aku memundurkan badanku, begitu juga dengannya. "Kamu ngambil first kiss aku!"

"Gakpapa dong, akukan suami kamu," ucapnya dengan santai. "Aku suka sama kamu itu artinya disini ada kamu," kata Revan sambil memegang dadanya. Sumpah cringe banget. Gini ni bapak-bapak yang coba buat sweet.

"Iya Van iya," kataku.

"Terus kalo kamu gimana?" Tanyanya.

"Hm... gak tau ya... cuma aku suka deg degan kalo lagi sama kamu," jawabku. Aku tidak tahu bagaimana sebenarnya rasa suka itu.

"Itu namanya kamu juga suka sama aku," ucap Revan sambil mencubit pipiku.

"Ooo... gitu, aku ngantuk, Van."

"Yaudah sini tidur," ucapnya sambil menepuk-nepuk pahanya.

"Gak bisa, kan ada ini," kataku sambil menunjuk pembatas yang ada di tengah-tengah.

"Yaudah nanti sampai Bandung kita bawa mobil sendiri aja ya."

Aku menganggukkan kepalaku. Revan kembali membuka pembatas dan mengatakan kepada supir kalau nanti di Bandung dia akan memakai mobil yang ada di Bandung.

"Kamu punya mobil di Bandung?" Tanyaku.

"Iya, ayah ada rumah di Bandung, di situ ada beberapa koleksinya juga."

🍭

Kami sampai di sebuah rumah yang bisa aku katakan cukup besar, ternyata ini adalah rumah lama Revan. Dia mengatakan kalau dulu dia pernah tinggal di sini untuk waktu yang cukup lama. Rumahnya terlihat tua, tetapi tetap elegan.

Setelah memindahkan barang kami ke mobil yang akan kami bawa, aku dan Revan segera menuju rumah Tante Rere. Sepanjang perjalanan aku dan Revan terus saja bertukar cerita. Hubungan ini lebih seru daripada yang kemarin.

Tiba-tiba ada yang menelpon Revan, dan ternyata orang itu adalah temannya. Temannya yang berada di Bandung katanya.

"Apa kabar van?" Tanya temannya itu. Dia meloudspeaker telponnya karena memang tersambung ke Bluetooth.

"Baik-baik. Lo apa kabar?" Revan bertanya balik, dia terlihat begitu sumringah.

"Sama siapa lo di Bandung? Sendiri?"

"Nggak lah... sama cewek."

"Wah udah punya cewek lo?"

"Udah lah. Emang lo, buruan bro cari pasangan," kata Revan sambil melirik ke arahku.

"Cewek lo imajinasi doang kali, Van. Mana mungkin Revansyah yang paling males ngurusin cewek pacaran." Apa-apaan dia mengatakan kalau aku hanya imajinasi. Apa memang Revan tipikal cowok yang seperti itu? Perasaan nggak, dia selalu mengurusku setiap aku sakit selama enam bulan terakhir ini.

Me and TeacherOnde histórias criam vida. Descubra agora