MaT 12 - Kembali Sekolah

40.2K 1.3K 7
                                    

Liburan telah usai, saatnya Eca dan Revan kembali ke kehidupan aslinya. Eca kini sudah siap dengan seragam hari seninnya, ya, ini adalah hari pertama dia kembali ke sekolah dan hari pertama Revan mengajar kembali.

"Kamu sudah selesai ngerjain tugas dari akukan?" Tanya Revan saat mereka sedang sarapan di meja makan.

"Kepo! Lagian Kenapa sih ku sendiri yang dikasih tugas liburan?"

"Hanya kamu yang tidak pernah mengerjakan tugas yang aku beri sebelumnya," jawab Revan dengan tegas.

Yaelah, sifat keguruannya keluar lagi ini mah Batin Eca sambil memandang Revan dengan sebal.

"Kalian gak kesiangan emangnya?" Tanya Ghea setelah melihat mereka tengah makan dengan santainya.

"Emang ini jam berapa?" Tanya Revan membalik pertanyaan mamanya itu.

"Jam tujuh kurang lima belas," jawab Dirga.

Tanpa hitungan menit, mereka mulai kalang kabut mencari barang mereka masing-masing dan saling melempar kesalahan. Setelah pamit dengan orang tua Revan, mereka segera berjalan menuju mobil.

"Aku berangkat sama kamu?" Tanya Eca berhenti di depan pintu.

"Iyalah sama siapa lagi," jawab Revan yang kini tengah sibuk mencari kunci mobilnya. "Ca, tolongin kunci mobil di meja makan."

Dengan kecepatan super Eca mengambil kunci mobil Revan dan menenteng sepatunya. Merekapun masuk kedalam mobil dengan keadaan yang sangat kacau. Limabelas menit lagi bel masuk akan berdering dan mereka masih baru keluar dari garasi.

Perjalanan dari rumah Revan ke sekolah memakan waktu dua puluh lima menit, sesampainya di depan gerbang sekolah, Eca membungkukkan badannya agar Satpam tidak dapat melihatnya.

"Aku masuk dari mana nih? Kamu enak guru udah gitu yang punya sekolah lagi. Udah tau point aku udah banyak." Eca mulai cemas di dalam mobil. "Dasi kamu belom dibenerin tuh," ucap Eca sambil menunjuk dasi Revan.

Tanpa aba-aba dia langsung menggantikan tangan Revan untuk membenarkan dasinya. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, tetapi tidak lama kemudia kenyataan kembali menarik fikiran Eca.

"Makasih." Ada sedikit rasa gugup yang menyelimuti Revan. "Udah, kamu ikutin cara aku aja."

Merekapun mulai memasuki pintu gedung sekolah. Guru yang menunggu di meja piket sudah siap mengintrogasi karena melihat mereka dateng berbarengan. Dengan santainya Revan berjalan ke meja piket.

"Kamu, nama kamu siapa?" Tanya guru piket itu ke Eca dengan tegas.

"Tesha Marela Davon, pak. Pak jangan tambahin poin saya yaaa... plis... poin saya udah banyak, kasian orang tua saya kalau saya dikeluarin dari sekolah." Eca menempelkan kedua telapak tangannya seperti orang yang sedang memohon. Revan yang melihat Eca begitu hanya berusaha menahan tawanya.

"Siapa suruh kamu telat, saya tidak peduli, peraturan tetap peraturan," ucap guru piket itu dengan tegas.

Eca melirik Revan sekilas. Ni orang gak ada ngebantunya sama sekali, kalau begini mah mending aku pulang aja tadi, batin Eca. Ini masih pagi dan Revan sudah dua kali membuat Eca kesal. Revan menempelkan sidik jarinya untuk absen dan berjalan meninggalkan Eca.

Tadinya Revan ingin mengerjai Eca, tetapi hatinya tidak tega melihat Eca yang terus memohon-mohon. Revan kembali berjalan ke meja piket. "Pak, anak ini tadi sama saya, saya lihat dia sedang menunggu taksi jadi ajak bareng dan ternyata jalanan macet."

"Yasudah sana kamu masuk, lain kali jangan telat lagi."

Eca memberikan senyum liciknya kepada guru piket itu setelah ia dibebaskan. Sudah dikatakan kalau tidak ada guru di sekolah ini yang tidak takut dengan Revan. Bahkan kepala sekolahpun takut dengan Revan.

Me and TeacherWhere stories live. Discover now