MaT 10 - Sebuah Pertemuan

47.2K 1.4K 8
                                    

Itu sedikit gambaran hotel mereka.
~~~
Sudah tiga hari kami berada di sini. Hari pertama merupakan hari paling seru sejauh ini. Hari kedua kami hanya berkeliling ke beberapa toko souvenir yang ada di dekat hotel di karenakan ternyata setelah meeting, Revan harus kembali bertemu dengan klien.

Tetapi meurutku apa yang Revan lakukan kepada cukup manis. Dia kembali dari kantor yang berada di sini hanya untuk menemaniku ke toko souvenir. Aneh bukan? Dan setiap kali dia kembali dari kantor dia selalu membawakanku sesuatu, entah itu cemilan atau lainnya.

"Ca, tolong ambilin obat di dalam laci," ucap Revan tiba-tiba. Dia memegang kepalanya sambil sedikit menarik-nariknya. Apa dia kambuh lagi?

Aku mengambilkan obatnya dan membantunya untuk berjalan ke atas kasur. Kamar hotel ini cukup besar untuk kami. Ditambah aneh lagi, ada tempat berendam di dalam kamarnya. Sesuai dengan namanya Banyan Tree Hotel and Spa.

"Kamu gakpapa? Apa kita perlu ke rumah sakit?" Tanyaku khawatir.

"Aku gakpapa, mungkin aku hanya kelelahan dan butuh tidur."

Aku menganggukkan kepalaku dan menuju tempat duduk di dekat jendela. Aku melihat tempat berendam yang ada di dalam kamar ini dan membuatku teringat dengan hari pertama kami menginap disini.

Flashback

"Jangan bermain disitu. Norak banget sih," ucap Revan. "Hati-hati nanti di dorong setan."

Byur...

Sumpah ini dingin banget. Aku mengusap mukaku agar dapat melihat Revan dengan jelas. Senyum mengejeknya keluar dan aku sebal akan itu. Sekarang aku mengetahui kalau dia memeiliki sisi jahil. Apa sebenarnya dia memeliki kepribadian ganda?

"Kamu setannya!!!" Teriakku dan dia hanya menyengir sambil menjulurkan tangannya. Aku berdiri dari tempat berendam ini sambil menutupi bagian dadaku, karena ku rasa baju ini transparan.

Setelah mandi dan berganti baju aku keluar dan merasakan suhu yang sebelumnya hangat menjadi dingin. Dan ternyata Revan membuka jendelannya dan merokok sambil melamun menatap jalanan Seoul. Katanya dia hanya merokok sehari sekali. Dasar pria.

"Tutup ih jendelanya."

"Nanti, apa kau tidak melihat aku sedang merokok?"

"Katanya kamu hanya merokok sehari sekali?"

Tanpa menjawabku dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan mematikan rokoknya kemudian masuk ke kamar mandi. Aneh, kenapa dia menjadi cuek seperti itu ya?

Tidak lama kemudia dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan setelan tidurnya. Dia berbaring di atas tempat tidur sambil terus memandang ponselnya itu. Apa ada masalah ya di kantornya?

"Kamu mau tidur diatas kursi itu?"

"Tidak."

"Yaudah sini, aku gak akan ngapa-ngapain kamu," ucapnya dan langsung membelakangi bagian tempat tidur yang kosong.

Seperti terhipnotis, aku tidak menjawab apa-apa lagi dan menurutinya untuk tidur di atas tempat tidur yang sama dengannya.

Semenjak kejadian itu dia lebih sedikit berbicara. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Tetapi dia tetap mengajakku berjalan-jalan dan lainnya. Hari ini sebenarnya kami berencana untuk ke Myeongdong Distric tetapi keadaan ternyata tidak mendukung.

"Kucil!!!" Teriak Revan dan langsung terduduk. Sebenarnya siapa Kucil yang selalu disebut-sebut Revan dalam tidurnya? Aku jadi penasaran. Dengan gerakkan cepat aku mengambilkannya air putih dan langsung diteguk habis olehnya.

Me and TeacherWhere stories live. Discover now