MaT 18 - Holiyay!

36K 1.3K 36
                                    

Kira-kira gitu bentuk kamarnya Revan selama ini. Untuk meja kerjanya ada di tempat yang ngambil fotonya dan kamar mandinya ada di sebelah walk in closet itu.
~~~

Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembira.

Ini adalah hari pertama libur kenaikan kelas. Siapa yang tidak senang liburan? Wait, akan kubalik pertanyaannya. Siapa yang senang sekolah? Pastinya semua orang senang liburan, bahkan bisa ku pastikan untuk orang paling rajin belajar sekalipun mereka akan senang kalau liburan tiba.

Seperti rencana sebelumnya, besok pagi aku dan Revan akan segera berangkat ke Bandung. Awalnya kami berdebat tentang dimana kami akan menginap. Aku meminta untuk menginap di rumah Tante Rere, sedangkan Revan lebih memilih untuk menginap di vila. Dia mengatakan kalau menginap di rumah Tante Rere pasti akan merepotkan.

Setelah perdebatan yang cukup lama, kami memutuskan untuk menginap di rumah Tante Rere dua hari dan selebihnya menginap di vila. Kenapa gak menginap di rumah Tante Rere sampai pulang coba? Aku rasa Revan memang ada sedikit aneh-anehnya.

"Ca, sekalian baju aku ya," perintahnya tiba-tiba saat aku sedang merapihkan bajuku.

"Rapihin sendiri dong..." ucapku dengan sewot.

Dia mendekat ke arahku dan mengeluarkan smirknya. "Inget kata mama, istri tidak boleh melawan suami," katanya dengan perlahan.

Tanpa niat membalasnya, aku hanya memutar mataku dengan malas dan melanjutkan merapihkan baju kami, ya k-a-m-i. Yang semula hanya aku, kini berubah menjadi kami.

Revan melangkah meninggalkanku dan masuk ke dalam toilet. Dia adalah pria teraneh yang pernah aku kenal. Mulai dari sifatnya sampai tingkah lakunya yang sangat sulit ditebak. Seorang Revan bisa merubah dirinya menjadi orang yang paling menyeramkan kalau sedang marah dan saat mengajar.

Tapi dia juga dapat merubah dirinya menjadi orang paling lembut dan murah senyum kalau sedang baik moodnya. Hampir tujuh bulan mejadi istri mudanya, bukan istri muda yang seperti itu, yang aku maksud adalah istri yang masih muda, banyak sekali hal yang belum aku tahu tentang Revan.

Sampai sekarang aku belum mengetahui kenapa dia sering tiba-tiba pusing, walaupun tidak sampai pingsan seperti dulu, tapi yang pasti hampir satu bulan sekali dia mengalami pusing yang sangat berat. Dan aku baru mengetahui kalau Revan tidak suka hidup mewah.

Memang aku akui mobil yang sering dia pakai bisa dibilang mobil mahal, tapi itu kebutuhannya. Kalau kata Revan, agar dia tidak dipandang remeh oleh kolega bisnisnya. Termasuk jam tangan, baju, sepatu, dan printilan-printilan lainnya. Tapi kalau di rumah, dia akan sangat sederhana.

"Udah nih!" Ucapku kesal saat melihat dia keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk. Apa?! Dia hanya pakai handuk?! Dengan gerakan reflek aku menutup kedua mataku dengan telapak tangan.

"Kamu kenapa?" Suara Revan terdengar bingung. Dia tanya lagi kenapa. Ya gara-gara dia cuma pakai handuk lah!

"Menurut kamu?" Tanyaku balik dengan telapak tangan yang masih tetap menutup mataku.

"Kita udah setengah tahun lebih menikah dan kamu masih malu liat aku pakai handuk gini?!"

"Yaiyalah! Kamu gak tau apa aku itu cewek normal yang suka sama cowok!" Ucapku. Sial... mulutku kenapa tidak bisa dijaga sih?! Mampus!

"Jadi... kamu suka sama aku?" Aku memberanikan diri mengintip dari celah jariku. Aku melihat Revan mendekat kearahku.

"Ih! Sana!" Pekikku sambil terus berusaha menghindar darinya. "Pede banget sih! Siapa juga yang suka sama kamu! Lagian bukannya kamu masih ada rasa sama Ren Eui?!"

Me and TeacherWhere stories live. Discover now