MaT 14 - Kejelasan

36.9K 1.3K 9
                                    

Saat ini matahari sudah mulai berada tepat di atas kepala, jam dua belas siang tepatnya. Eca kini tengah sibuk bersiap untuk pergi nonton dengan Aldo. Sedangkan Revan, tengah mengobrol dengan Johny. Memang tadi pagi mereka tidak jadi memutuskan untuk pulang.

"Van, Pa, Eca berangkat dulu ya," pamit Eca saat sudah berada di teras.

"Kamu mau kemana?" Tanya Revan kemudian berdiri.

"Aku mau ke mall sama Yuri," jawab Eca. Revan tahu kalau Eca ingin pergi ke mall dengan Aldi bukan dengan Yuri ataupun Lana.

Eca langsung berjalan menuju ke mobilnya kemudian menyalakan mobilnya. Dia memang belum memiliki SIM tetapi dia sudah memiliki KTP, diumurnya yang masih enam belas tahun ini. Tanpa Eca sadari ternyata Revanpun mengikutinya dari belakang dengan menggunakan motor Vano secara diam-diam.

Sesampainya di mall, Eca berjanjian dengan Aldo di Starbucks untuk bertemu dan sekedar memutuskan film apa yang akan mereka tonton. Eca duduk di dekat jendela yang menunjukkan suasana lobi utama mall ini, sedangkan Revan mengambil tempat duduk jauh dari Eca, tetapi masih dapat melihat mereka.

Tiba-tiba saja ada yang menutup mata Eca dari belakang. "Ini siapa sih?" Tanya Eca sebal lalu menarik tangan itu turun dari matanya.

"Atuh jangan marah-marah mulu kamu," ucap Aldo seraya menuju bangku kosong yang berada di depan Eca.

"Mulai dah aku-kamunya," kata Eca sambil memutar bola matanya sebal.

"Iya, ni mulut abisan gak bisa dijaga. Gakpapakan tapi?"

"Hm..." dehem Eca sambil tersenyum.

Mereka tidak tahu kalau Revan yang melihat tingkah kecil nan menggemaskan yang dilakukan Aldo itu membuat seorang Revansyah Taruma Soetadji kesal. Ponsel Revan seketika berdering, membuat Eca mencari asal suara panggilan tersebut.

'Itu bukannya HPnya Revan ya? Kok nada deringnya mirip.' Batin Eca masih terus mencari-cari siapa pemilik ponsel tersebut.

Sebelum Eca sempat menemukan siapa pemilik ponsel tersebut, Revan Sudah lebih dulu berjalan menjauhi kafe bergaya klasik itu dan menuju masuk ke dalam kamar mandi pria yang tidak jauh dari kafe tersebut.

"Halo," ucap Revan membuka percakapan yang jauh itu.

"Jadikan nanti sore kita bertemu di cafe Davici?"

"Tidak jadi, mari bertemu di mall yang dulu sering kita kunjungi."

"Hahaha... Ternyata kamu masih inget ya, Van."

Tanpa berniat menjawab panggilan wanita itu dia langsung berjalan keluar dari toilet perempuan dengan topi yang lebih di turunkan lagi. Pas saat itu juga dia melihat Eca keluar dari Starbucks dan berjalan menuju ke bioskop.

Revan masih terus memata-matai mereka dengan mata yang berapi-api. 'Sebenarnya aku kenapa sih? Rasanya ingin sekali menarik tangan perempuan itu untuk menjauhi pria itu.' Bukan hanya matanya saja yang sudah berapi-api, tetapi hatinya juga. Apalagi tanpa sengaja ia melihat Aldo merangkul Eca sambil tertawa-tawa.

"Jadikan nonton Dumbo?" Tanya Aldo.

"Jadi, tapi lo mau juga gak? Atau lo emang sukanya horor aja?"

"Enggak, aku ikutin kamu aja." Aldo kemudian mengikuti Eca masuk ke dalam antrian untuk membeli tiket. "Yang premier aja yuk. Kalo ini mah ngantri tiketnya aja bisa sampe malam. Kasiah nanti kamu capek."

Ecapun menyetujui saran yang diberikan oleh Aldo. Tadi di kafe, mereka sudah memperjelas hubungan mereka. Eca memang menolak untuk berpacaran dengan Aldo, tetapi, dia tidak menolak untuk dekat dengan Aldo. Kira-kira bisa dibilang TTM lah. Alias, Teman Tapi Mesra.

Me and TeacherWhere stories live. Discover now