bab 19

14.6K 711 78
                                    

Dua bulan kemudian............

Sudah dua bulan ini alika tinggal bersama bi ijah disini di jogjakarta, kini kandungan alika masuk sembilan bulan, alika sudah tidak sabar menunggu kelahiran sang buah hatinya.

Alika dan bi ijah membuka warung makan kecil kecilan, keseharian alika yaitu membantu bi ijah berjualan.

"Bak saya pesen, nasi tempe orek sama telor dadarnya dibungkus dua ya bak" ucap salah seorang pembeli kepada alika.

"Baik bak ditunggu ya" ucapnya ramah, dengan cepat alika membuatkan pesan nya.

Setelah beberapa menit pesannya pun siap.

"Ini bak pesanannya, terima kasih" alika memberikan pesanannya dan mengatakan terima kasih dengan ramahnya.

Dua bulan ini alika merasa tenang namun entah hatiya nya selalu hampa, seperti ada sesuatu yang belum terkuak olehnya, alika yang tengah asik melamun bi ijah datang dan bertannya padanya.

"Lika ada apa? Kok bibi liat kamu melamunin apa" tanyanya.

Alika yang tengah melamun tersadar dari lamunannya.

"Eh bibi gak kok bi, aku gak ngelamunin apa apa"

"Oh, sudah bibi kebelakang dulu ya lika"

Namun entah kenapa tiba tiba bayangan realdi muncul dipikirannya, lantas membuat alika mengingat semua kenangan pahit yang telah ditoreh kan oleh laki laki itu, seketika air matanya sudah keluar membasahi pipinya.

Tiba tiba alika merasakan sakit yang begitu hebat di perut nya, alika merintih kesakitan.

"Sssttt aaawww, bi....bi...i..jah...sa...kit bii" ucapnya yang merintih kesakitan sambil memegang perutnya

Bi ijah yang mendengar alika merintih kesakitan pun menghampiri nya.

"Bi....tolong bi....ssstttt awww"

"Aduh lika kamu mau melahirkan nak"

Dengan cepat bi ijah membawa alika ke rumah sakit.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Di tempat lain seorang laki laki yang tengah di hajar oleh laki laki yang lebih tua dari nya, lak laki itu hanya diam tidak membalas pukulan pulukan yang di layangkan oleh laki laki yang tak lain itu ayahnya.

"Dasar anak yang tak tahu di untung, tega teagnya kamu membiarkan istri mu yang tengah hamil tua pergi" ucapnya sambil terus melayangkan bogeman bogemanya.

Bughhh....bugh..............

Realdi hanya diam, sambil menahan sakit disekujur tubuhnya.

"Pah sudah pah berhenti" lerai vina sambil menagis.

Farhan tidak mendengar kan istrinya dia masih memukuli anaknya yang sudah sangat lemah itu, realdi dia hanya diam dia tidak mau menyakiti orang tuannya meski ayahnya saat ini tengah memukulinya.

Dengan langkah cepat rio masuk kedalam apartemen realdi, rio pun menghentikan farhan yang masih saja memukuli anaknya.

"Om, sudah om liat realdi udah lemah banget" rio berucap sambil memegangi tangan farhan.

AlikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang