bab 29

15.4K 472 39
                                    

Happy reading...

Warning typo gyuss!!

Naira menceritakan itu semua dengan air mata yang terus saja keluar dari sudut matanya, luna yang melihat ibunya menagis bertanya dengan wajah polosnya.

"Mama kenapa? Kok nagis" luna mendongkakan wajahnya saat melihat sang mama yang menagis.

"Mama gak apa apa kok sayang, kamu duduk aya aja" suruh naira pada luna yang diangguki olehnya.

"Naira jika kamu sudah menitip kan luna pada kami, kamu akan pergi kemana?" Alika bertanya pada anira akan kemanakah naira pergi jika dia sudah menitipkan luna.

"Yang pasti aku tidak akan merepotkan kalian semua, aku akan pergi ketempat yang aman kok kamu tenang aja alika" naira tidak mau memberi tau kan alika jika dia akan pergi kemana.

"Tapi jika luna bertanya bagaimana?"

"Bilang saja jika aku sudah pergi ketempat yang jauh dan tenang" jelasnya.

Luna yang belum mengerti dengan percakapan kedua orang dewasa di depannya hanya diam memperhatikan ibu dan orang yang baru dia temui.

"Alika kamu mau kan merawat luna layaknya anak kamu?aku mohon alika kau mau kan" naira yakin jika alika mau untuk merawat luna layak nya anak kandung alika.

Alika menatap sebentar pada luna, gadis kecil itu begitu cantik dan lucu.

"Ya aku akan merawat luna seperti anak kandung ku" alika mendekat menghampiri luna yang duduk di kursi lantas di peluknya.

Naira senang alika mau merawat luna, namun dia sedih juga akan meninggalkan anaknya.

"Luna mulai sekarang kamu akan tinggal disini bersama tante" ucap alika sambil memeluk luna.

"Tapi aku ingin bersama mama" bantah luna yang ingin dengan ibunya.

"Sayang luna kamu sayangkan sama mama?" Naira bertanya pada anyaknya

"Luna sangat menyayangi mama"jawab luna

"Kalau begitu kamu tinggal disin dengan tante alika ya" naira berucap dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Tapi janji yah mah, mama bakal terus bareng aku" naira yang mendengar ucapan anaknya mengangguk dengan pelan sambil meneteskan air matanya.

Sura mesin mobil milik realdi terdengar, pertanda si empunya sudah pulang dari kerjanya.

Realdi masuk kedalam seperti biasa, namun saat sudah sampai di ruang tamu realdi kaget melihat seseorang yang sudah membuat realdi menyakiti alika dulu.

"Naira....." ucap realdi.

Naira yang tengah memeluk luna melepaskan pelukannya dan berbalik ke sumber suara.

"Al...." lirih naira pelan

"Sedang apa kau ada di sini?" Tanya realdi dengan nada sinisnya.

"Aku.....hanya ingin menitip kan luna anak ku pada kalian"

Lantas realdi beralih memandang gadis kecil yang tengah duduk di sofa.

"Kak al biar aku jelaskan semua nya" alika pun menjelaskan dari awal hingga akhir maksud kedatangan naira ke rumahnya.

Realdi memandang tajam naira, rasa kecewa yang terdahulu masih tersisa dihati realdi namun setelah mendengar yang alika katakan hatinya sedikit melunak.

"Lantas setelah kamu menitip kan luna kamu akan pergi kemana?" Realdi penasaran dengan jawaban yang di berikan naira pasalnya dia sudah di coret di keluarganya.

"Aku akan pergi ke suatu tempat, dan tempat itu hanya aku saja yang tau, aku tak akan memberi tau kalian jika luna teringat atau ingin menemui ku bawa saja luna ke danau, disana dia akan tenang"

"Tapi kita harus tau kamu akan pergi kemana? " ucap dingin realdi.

"kamu gak perlu tau al cukup ikuti apa yang aku katakan tadi, aku mohon jaga anak ku luna seperti kalian menjaga anak kandung kalian"

"aku pamit al, alika tolong jaga luna dengan baik yah aku mohon" ucap naira sembari memegang lengan alika setelah berucap itu dia pun pergi.

Luna yang tidak tau ibunya pergi gadis kecil itu kini tengah asik bermain dengan askan di ruang bermain.

Realdi mendekat kearah luna lalu memeluk nya.

"kamu jangan sedih disini ada om sama tante yang bakal jagain kamu mulai sekarang "

Askan yang melihat ayahnya memeluk luna, dia pun ikut berpelukan dan tak lupa alika juga.

Tiga bulan kemudian............

Realdi dan alika memutuskan untuk mengangkat luna sebagai anak. Tiga bulan ini luna baik baik saja meski di awal" dia masih suka menangis jika teringat ibunya.

Kini luna sudah berubah, dia jadi anak yang periang. Askan dan luna bersekolah di tempat yang sama.

"bunda...." teriakan melengking dari luna, iya luna memanggil alika dengan sebutan bunda beda dengan askan yang memanggil alika dengan sebutan mama.

"iish kebiasaan deh luna teriak" kan diliatin orang" omel askan sambil berjalan kearah ibunya.

"hallo sayang sayang nya bunda sama mama gimana pelajaran hari ini? Seru atau susah" tanya alika sambil memeluk kedua anak nya.

"seru bun tapi tadi jadi gak seru, gara gara kakak ngengaggu mulu aku sama temen aku" Adu luna dengan gaya ngambek nya.

"gak mah askan cuma mau ikutan aja tapi luna sama kikan yang gak ngebolehin aku ikutan" bela askan.

"ihhh kakak kan cowo masa mau ikut ikutan  main barbie sihh"

"yah gak apa" lah kan kakak bisa jadi monster nya"

Alika bahagia melihat kedua anak nya askan dan luna yang tengah berdebat karean hal yang  sepele.

"udah udah jagan ribut terus, gimana kalau sekarang kita makan es cream aja,  sekalian tunggu papa jemput juga"

"ayo" jawab luna dan askan

Alika mengajak anak nya untuk makan es cream di kedai dekat sekolahan askan,  dan tadi realdi mengirim pesan untuk menunggu nya katanya dia akan menjemput mereka.

Drtttt......

Handpone alika bergetar tanda satu pesan masuk,  namun saat alika membaca pesan itu wajah nya berubah menjadi sedih.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Hello gyus aku kembali setelah sekian lama..... Maaf ya gyus selam ini aku menghilang tiba", kaya nya aku bakal lama update lg soalnya aku udh kerja,  karena pekerjaan ku yang  gk ngebolehin bawa hp saat jam kerja jd updatenya gk akan ke prediksi

Mohon maaf kalo banyak typo....

See you next chapter.......

Jangan lupa votenya, sama komennya

AlikaWhere stories live. Discover now