JUST FRIEND (!?) OR MORE (!?)

88 4 69
                                    

"A-ai.." Aoi heran serta sedih, baru pertama kali ia diperlakukan kasar oleh Ai. Ia tidak marah, hanya kecewa

Kelas menjadi sunyi seketika mendengar Ai berteriak pada Aoi seraya berlari keluar kelas

"Susul dia," celutuk Arata

"Su-susul ?!," Aoi gelagapan

"Iya," Arata menampakan ekspresi serius nya dibalik wajah datarnya

Merasa mengerti dengan ekspresi sahabat nya itu, ia segera menyusul Ai

Ai termenung di balik pintu kamar mandi wanita, ia menangis dan berusaha agar tidak mengeluarkan suara, isak tangis yang bisa didengar oleh siapapun yang berada di kamar mandi itu

Ia memutuskan keluar setelah dirasanya cukup waktu untuk ia menangis, mengusap air matanya, menghilangkan nya dan bersikap biasa saja saat ia keluar

Namun

"Kau menangis ??," Celutuk Aoi tiba tiba yang sudah berada di depan Ai ketika ia keluar dan membalikkan badannya tatkala Aoi berada di depan pintu kamar mandi wanita dan ia mengetahui bahwa Ai, menangis

"Tidak," jawab Ai biasa saja

"Uso desu," Aoi tidak percaya

"Tidak aku tidak menangis," Ai melewati Aoi begitu saja, namun, ia tertahan ketika Aoi menggenggam tangannya

"Bercerita lah padaku," lirih Aoi dengan nada khawatir

Ai pasrah, ia terpaksa menceritakan semuanya pada Aoi. Dari awal hingga akhir, Aoi mendengarkan dengan seksama, sesekali ia berempati

"Aku tidak ingin lagi jatuh cinta pada laki laki, aku hanya ingin berteman, hanya teman, kau tahu ? Tidak ada yang peka terhadap ku," mendengar hal itu, Aoi terdiam sejenak

"Aoi ?,"

"Ma-maaf," Aoi gelagapan, serasa di hatinya suatu hal yang ingin dikatakan nya, tapi apa ? Pasalnya, ia sedikit menyukai Ai, semenjak mereka menjadi teman baik hingga menjadi sahabat. Aoi selalu menceritakan keluh kesah nya pada Ai, sementara Ai, ia jarang bercerita pada Aoi

Sedikit demi sedikit, Aoi merasa penasaran dengan Ai, dan ingin ada suatu hal yang lebih

"Ai, kalau saja, teman mu menyukai mu, dan menyatakan perasaan nya, apa yang akan kau jawab untuk itu ?," Aoi sedikit menunduk, ia sadar, seharusnya ia tidak menanyakan hal itu pada Ai. Ia malu, bahkan tiba tiba saja, detak jantung nya berdegub kencang

"Kalau itu.." Ai bingung

"Aku menolaknya," jawaban Ai seolah memberi sejuta anak panah kesakitan pada dada Aoi tidak pada perasaan nya lebih tepat nya

"Begitu ya," Aoi mencoba memahami meski terasa sakit

"Oh, ayo kembali, sebentar lagi jam pulang," Ai menarik tangan Aoi guna mereka kembali ke kelas. Tangan Ai yang terselip antara jari jari Aoi, terasa nyaman dan tak ingin Aoi lepas, namun, mengingat kembali jawaban Ai, dadanya terasa sesak

"Hanya.. teman ?.."

Jam pulang tiba, para murid segera keluar gerbang untuk pulang menuju rumah masing masing. Karena rumah Aoi dan Ai satu jalan dan kebetulan berhadapan, Ai pulang bersama Aoi hari ini

Aoi telah menunggu nya di depan gerbang. Wajah nya murung tidak seperti biasanya, tidak ada senyum yang biasa ia pasang di wajahnya

"Minna, kalian pulang dengan apa ??," Tanya Ai menghampiri teman teman nya itu

"Tenang, kami akan ikut Rei yang kebetulan sudah menjadi teman Shun, mungkin sekarang mereka pendekatan," Naru melirik Rei

"Ti-tidak !! Bohong !!," Ucap Rei dengan rona merah nya

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now