UNFORGIVABLE

49 4 35
                                    

"Mengapa tou-san dan kaa-san menitipkan ku pada nya ?," Naru mengusap sisa air matanya itu

Ia berusaha tegar

Ia keluar dari kamar mandi, dan bersikap seolah tidak ada apa apa. Seberusaha mungkin, ia tidak menampakan bahwa ia baru saja menangis

"Naru ! Akhirnya, aku menemukan mu," Rei menghampiri seraya terengah engah dihadapan Naru

"Memang nya kenapa ?,"

Rei menggeleng sesaat sebelum ia berkata, "aku takut kalau kau berdebat lagi dengan Hajime,"

"Huh, siapa yang mau berdebat dengan orang yang tidak bisa dimaafkan," Naru kemudian berjalan melewati Rei begitu saja. Suasana hatinya, kacau saat ini

"Naru.." Rei iba, ia hanya bisa melihat, Naru yang kian menjauh, bisakah ia menjadi sahabat yang baik dalam menemukan solusi nya ?

"Hajime, kenapa kau bersikap kasar pada Naru ? Kau tahu, kalau orang tuanya tidak ada disini bukan ?," Haru tampak tidak terima akan apa yang di lakukan oleh Hajime sendiri

"Huh, siapa peduli,"

"Hajime, mau sampai kapan kau berkata 'siapa peduli' ? Dia itu sudah bagaikan saudara mu ! Kalian sudah bersama sejak umur 5 tahun !," Nada Haru sedikit meninggi

"Saudara ? Cih, aku tidak pernah menganggap dia saudara ku," Hajime tampak cuek saja, namun, hati kecil nya seolah berkata 'kau salah'

"Hajime,"

"Fuh, Haru, aku hanya tidak ingin dia terlibat sesuatu, saat orang tuanya menitipkan oada keluarga ku, itu juga menjadi tanggung jawab ku saat ini, kalau terjadi sesuatu, aku sungguh bersalah," jelas Hajime

"Maka dari itu, perbuatan mu pagi tadi, seharusnya masih bisa dimaafkan, tapi jika Naru berpikir kau sudah kelewatan ?,"

"Jangan katakan itu, Haru,"

"Kalau begitu, jangan berkeras kepala ! Semua bisa diselesaikan dengan cara berbicara, kalian sudah dewasa seharusnya menyikapi hal ini adalah hal biasa bagi kalian, tetapi kalian membawanya semakin sulit," cetus Haru membuat Hajime berpikir dua kali akan tindakan nya pagi tadi

Memang benar, jika saja Naru berpikir kelakuan nya padanya sudah kelewatan, hal ini tidak bisa dimaafkan, tapi, demi menjaga nya, ia harus rela memiliki hubungan baik dengan Naru sendiri

"Kau harus bicara padanya, Hajime," Haru memberi usul

"Aku tahu,"

"Cobalah untuk menyikapi nya lebih dewasa, aku tahu bagaimana sikap Naru padamu, percayalah dalam lubuk hatinya, mungkin ada sesuatu yang belum kau ketahui," Haru terkekeh

"... Darimana kau tahu ?,"

"Aku pernah merasakan nya, lebih tepat nya sering,"

"Cih," Hajime terkekeh bersamaan dengan Haru

Sedari tadi, Naru hanya membisu, selama pelajaran pun ia hanya mendengar kan, mencatat lalu diam dan tidur saat guru tidak memperhatikan nya

"Naru-san kenapa ?," Tanya Yuki yang baru menyadari kemurungan Naru

Naru melirik Yuki sejenak,"aku tidak apa," jawab nya singkat

"S-souka.." disaat Naru melirik Yuki, tidak beranilah ia untuk bertanya lagi

"Sudahlah, Naru, mungkin dia memiliki suatu pikiran," Rei mengelus lembut punggung Naru

"Tidak, Rei, aku dan dia selalu bertengkar, aku jujur, lelah," Naru menenggelamkan kepalanya diatas tumpukan tangan nya

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now