LOVE TRIANGLE ; ENDLESS

24 4 9
                                    

"Kau tidak perlu menganalisis hati ku. Aku tahu apa yang aku lakukan," seloroh Ai sedikit pedas.

"Hm~ begitu kah? Baiklah, aku akan mencoba menganalisis siapa dirimu dan saat itu juga, aku akan mendapat kan mu," setelah mengucapkan hal itu, Suzaku segera pergi dengan tawa aneh yang dikeluarkan nya.

Aoi menghela nafas sejenak, "Ai? Kau baik baik saja 'kan?" Aoi bertanya karena ia yang melihat menunduk setelah mendengarkan perkataan itu dari Suzaku.

"Iya. Aku ingin kembali ke hotel saja," jawab Ai dengan nada pelan bahkan sangat pelan. Perlahan ia mulai melangkah kan kakinya menjauh dari Aoi.

"Tunggu," Aoi mencegat nya. Untuk kali ini, ia tidak ingin membiarkan apapun menghalangi waktu nya dengan Ai.

Ai hanya menatap Aoi dengan tatapan kosong.

"Kau mau.. pergi kencan bersama ku?" Tanya Aoi ragu ragu. Bahkan nyaris terlihat rona merah yang mulai terbentuk itu di pipinya.

Ai tertegun. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Aoi secara langsung.

Di lain tempat. Dimana para aktor dan aktris sedang mempersiapkan diri untuk drama singkat yang akan dilaksanakan malam nanti. Drama yang akan di bawakan kali ini sejenis kisah cinta Romeo and Juliet. Namun, hanya jenis nya saja, bukan alur dari drama yang akan di pertunjukan pada tamu undangan yang hadir.

Dan disinilah, Azamuku Michi bekerja. Bersama dengan teman teman yang sangat dikenalnya dan bersama dengan kekasihnya. Salah satu yang menjadi sahabat nya ialah Shiro Akimichi, seorang yang bisa dikatakan memiliki bakat yang hampir sama seperti Michi, namun dia lebih ke ekspresi tegas dan selalu menganggap semua nya serius. Sementara ia juga memiliki seorang kekasih yang bernama Midori Hanabi. Seorang aktris cantik nan anggun, yang menjadi idaman para laki laki.

"Bakat mu itu luar biasa," Michi memuji Shiro sesaat mereka diberi waktu untuk istirahat sejenak.

"Terima kasih. Tapi, ini belum cukup dibandingkan dengan dirimu, Aza," Shiro tersenyum.

"Jangan membandingkan diri," Michi tertawa lalu menepuk pelan pundak sahabat nya itu.

"Astaga! Rei?! Kau benar benar akan..."

"Tidak!! Ini.. ini hanya kostum yang akan di kenakan saat kompetisi nanti!" Rei gelagapan ketika Naru salah paham akan gaun yang dikenakan nya itu.

"T-tapi, kostum itu, terlihat tidak seperti kostum!" Naru berkomentar lagi.

"A-aku hanya menuruti Shun! L-lagi pula, g-gaun ini cocok untuk ku," Rei memerah hebat karena ia dilihat oleh teman teman teman nya yang lain. Gaun yang dikenakannya sangat mencolok.

"Ini lebih tepatnya akan menikah dibandingkan dengan mengikuti kompetisi," Naru menepuk jidatnya.

"Tapi aku cantik 'kan?!"

"Tentu saja~ cantik!" Shun memuji Rei dengan gaun pernikahan yang di pesannya itu asli dari luar negeri. Sementara dirinya, juga mengenakan gaun pernikahan yang bermodelkan tuxedo.

"Sugoii!" Yukari malah memberi dukungan pada keduanya.

Aoi dan Ai duduk di bangku panjang yang terletak tak jauh dari area ski. 30 menit berlalu karena keheningan melanda mereka. Tidak ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Aoi yang malu karena dirinya mengajak Ai berkencan. Bahkan ini yang pertama kalinya. Ai yang bingung harus menjawab apa, seolah dirinya menyusun jadwal di otak cerdasnya itu.

"Aku mau.. tapi, kalau kau ikut dalam acara pesta dansa di ballroom hotel bersama ku.. bagaimana?" Semburat merah bisa dilihat Aoi di wajah gadis yang tengah memandangnya penuh harap itu. Ah, andai kan dirinya tak meninggalkan Ai atau mengabaikan nya karena hal hal kecil, mungkin lebih banyak dirinya menghabiskan waktu bersama Ai.

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now