ME OR HIM?

23 4 3
                                    

"Kata kata yang dikatakan nya padaku adalah 'Hanabi itu bodoh ya? Dia tidak tahu kalau aku hanya memberi nya cinta palsu, aku tak ingin bercinta lagi,' begitu ucapnya dengan tawa diwajahnya. Dia setan! Hanya ingin mempermainkan perasaan wanita! Maka dari itu, aku harus melenyapkan seseorang yang Hanabi anggap malaikat pada akhirnya menjadi seorang bangsat," ucap Shiro dengan berlinang air mata.

"Tapi, apa yang kakak lakukan itu salah,"

"Apa maksudmu?"

"Sudah ku bilang 'kan? Kak Michi memang berniat mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. Hanabi-san, dia ingin mengatakan padamu perasaan Kak Michi sebenarnya sebelum kau mengetahui semuanya, untuk mencegah hal itu terjadi, ia mengatakan nya malam ini. Tapi, tampaknya dia menemui ajal nya lebih dulu sebelum mengatakan sesuatu padamu," jelas Ai yang memberi penjernihan akan pikiran Shiro yang menjadi gelap hanya karena cinta. Cinta segitiga lebih tepatnya.

"Jadi, foto itu sebagai bukti?" Tanya Koi yang menemukan sesuatu yang tak seharusnya ada saat kematian korban. Sesuatu yang membuat buntu pikiran nya saat mengamati mayat. Sebuah foto yang terdiri dari Michi dengan satu wanita di samping nya.

"Iya, aku rasa, dia kekasih kak Michi dulu, mungkin sampai sekarang ia masih mencintai nya walau kematian memisahkan mereka," jelas Ai.

"Hanabi, maaf, maaf kan aku, kumohon padamu mau 'kah kau kembali padaku?" Ucap Shiro yang memohon pada Hanabi agar dapat menerima nya kembali.

Hanabi menatap Shiro, "setelah kejadian ini, setelah semua kebenaran yang aku ketahui, setelah kau melakukan semuanya dan Michi berakhir pada kematian, aku tidak ingin dan tidak akan memaafkan perbuatan mu Shiro, bahkan jika itu Michi masih hidup, aku ingin menamparnya," ucapnya dengan tatapan kosong tanpa ekspresi.

"Hanabi, aku mohon.."

"Maaf Akimichi-san, kau ditahan untuk perbuatan mu yang keji ini. Sekarang ikut kami,"

Setelah kejadian dimana Michi menemui ajalnya. Shiro mengakui perbuatannya sepenuhnya. Sesungguhnya ia menyesal telah membunuh Michi, sahabat baik nya yang mendengar keluh kesahnya, tapi sekarang semua itu hanya tinggal kenangan. Bahkan saat saat bersama Hanabi pun sama halnya dengan Michi, tinggal kenangan.

Sementara Hanabi, yang sedari tadi menahan sakit di hatinya. Segala tusukan ia terima, tapi tidak untuk sekarang, hal itu membuat nya menjadi trauma untuk mencintai seseorang lagi. Maka malam itu, ia menangis sejadi jadinya. Antara sedih dengan kebenaran yang di ketahui nya, antara senang karena Michi terbunuh karena ia sedikit menaruh dendam padanya atas apa yang ia perbuat selama ini, dan kehilangan segala kebahagiaan yang dulu ada, sekarang hanya kenangan.

Ai memegang selebar foto. Foto dimana itu ditemukan di samping korban.

"Bagaimana kau bisa tahu jika Michi ada disana?" Tanya Rei menghampiri Ai yang sedang sibuk mengamati foto di tangan nya.

"Kursi ku terasa hangat, aku jadi tahu kalau sebelumnya sudah ada yang menduduki disana. Dan itu terasa baru saja di duduki," jelas Ai.

"Begitu ya. Lalu, soal sidik jari itu? Bukan kah tim forensik sudah memeriksa semua gelas dan tidak ada tanda tanda korban? Kenapa tiba tiba ada?" Tanya Rei lagi.

"Tim forensik nya tidak teliti sih," jawab Ai santai.

"Ohh,"

"Hey, ini sudah tengah malam, sebaiknya kita kembali ke kamar masing masing. Aku takut sensei akan mengomel saat mengetahui kita keluar sampai tengah malam," ucap Naru mengajak teman teman nya untuk segera ke kamar masing masing.

Mereka segera ke kamar masing masing dengan rasa lelah dan mengantuk, tidak puas karena kejadian misteri datang yang juga menimpa mereka.

"Ai," Aoi memanggil Ai sesaat gadis itu baru selangkah berjalan.

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now