4. What's Wrong?

31.1K 2.4K 64
                                    

Mommy sedang dalam perjalanan menuju dapur ketika tak sengaja melihat pintu kamar Nino sedikit terbuka, dari sini terlihat kamar itu gelap karena tirainya belum disingkap hingga sinar matahari yang seharusnya sudah menerangi terhalang begitu saja. Sambil berdecak kesal, Mommy masuk. Ia menyingkap tirai dan langsung disambut terangnya sinar mentari.

"Si Abang mah kebiasaan, udah tau Bi Marni lagi pulang kampung, bukannya diberesin dulu kamarnya teh." dumel Mommy seraya memungut sampah kertas kado yang berserakan di lantai.

Mommy terus mendumel tentang bagaimana anak laki-lakinya itu malas membereskan kamar barang sekalipun, padahal sejak kecil ia selalu menanamkan rasa kebersihan kepada kedua anaknya, tetapi hanya Nino lah yang paling sulit menerapkan ajarannya. Hingga ketika Mommy akan menyingkap selimut, ia tak sengaja memekik saat melihat seseorang ada di kasur sejak tadi.

"Astagfirullah, Nino! Kamu mah ngagetin Mommy wae ih." serunya sambil mengelus dada.

Nino tak merespon. Perhatiannya tak lepas dari dasi panjang berwarna navy dengan tekstur kotak yang elegan di tangannya. Entah mengapa semakin dilihat, semakin terasa sesak dadanya.

"Itu teh dasi yang dari Airin kemarin, bukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Itu teh dasi yang dari Airin kemarin, bukan?"

Mommy mengernyit curiga, setelah mengartikan tatapan sendu itu, ia mulai mengerti. Apalagi kantung hitam di bawah mata Nino makin memperjelas semuanya.

"Kamu teh lihatin dasi itu sepanjang malam?!" histeris Mommy yang masih belum mendapat respon dari Nino.

Karena geram, Mommy pun mendekat, berupaya mengambil dasi agar perhatian Nino teralih pada Mommy seutuhnya. Tetapi belum sempat Mommy menyentuh ujung dasi itu, Nino sudah mendekap dasinya.

"Mom...," lirih Nino serak, ia melirik Mommy-nya sendu, "Airin mutusin aku."

Sontak Mommy terbelalak, tak menyangka anak laki-lakinya akan mengatakan hal yang begitu impossible baginya. Maksudnya, bagaimana mungkin? Padahal mereka terlihat harmonis, bahkan lebih harmonis dari hubungannya dengan sang suami yang sering terpisah karena urusan pekerjaan. Apalagi Mommy sudah sangat menyayangi Airin dan berniat akan menjadikan perempuan cantik itu sebagai menantunya kelak.

"W—what?! Kok bisa sih? Kamu pasti lakuin kesalahan, sok ngaku sama Mommy." seru Mommy gemas, tanpa sadar memukul-mukul bokong Nino dan membuat lelaki itu meronta hingga mengganti posisi jadi duduk.

"Ihhh... Nino juga nggak tau. Airin nggak bilang kenapa dia mutusin Nino," rengut Nino yang jadi ikut emosi, ia mencibir kecil, "lagian Nino gak ngerasa punya salah sama Airin."

"Terus kenapa dia tiba-tiba mutusin kamu?"

"Mana Nino tau!" Nino kembali merebahkan tubuh, memandangi langit kamarnya yang seputih tulang. Ia mendesah panjang, semakin dipikirkan, semakin buntu pikirannya.

My Precious Girlfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang