12. Sekolah Alternatif

10K 1K 18
                                    

Terlahir sebagai putri tunggal keluarga Cendana tidak selalu menjadikan Airin tenang, sebab ia sering berada di titik bingung tentang masa depannya.

Surya ditakdirkan jadi penerus perusahaan Ayah, dan Cetta kelak akan jadi penerus perusahaan Kakek yang bergerak dibidang properti. Sebab anak Kakek hanya satu, maka sudah sepatutnya salah satu anak Ayah yang jadi penerus perusahaan itu. Kadang ... Airin iri dengan saudara-saudaranya karena masa depan mereka jelas.

Selain jadi istri dan Ibu yang baik, Airin juga punya bercita-cita jadi seorang guru. Dan karena ia kuliah di jurusan psikologi, maka jadi guru anak-anak adalah pilihan yang tepat. Beruntung Airin dilahirkan di keluarga yang selalu mendukung apapun keputusan anaknya, itulah mengapa Ayah dan Bunda rela menyewa arsitek khusus untuk membangun sekolah alternatif. Bahkan sesekali mereka ikut turun lapangan mengontrol pembangunan itu.

"Inilah sekolah alternatif gue," Airin memasuki ruangan diikuti yang lain, "alhamdulilah ada dua puluh murid tetap."

"Wow

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Wow ...," Sagita berdecak kagum, "gue baru tau lo punya sekolah alternatif." ujar Sagita seraya melihat anak-anak yang masih asyik bermain.

"Sebenarnya lulus nanti gue mau jadi guru, dan karena persentase pendidikan anak jalanan masih rendah, jadi gue putuskan bangun sekolah ini."

"Sejak kapan?" tanya Kelvin penasaran.

Airin menimbang sejenak, "Tiga tahun yang lalu."

Kemudian Airin bertepuk tangan seperti meminta perhatian anak-anak agar fokus mereka tertuju padanya. Saat Airin ingin memulai pembelajaran, tiba-tiba seorang anak laki-laki masuk begitu saja seolah tidak melakukan kesalahan.

"Dia murid lo juga, Rin?" Sagita mengekori pandang anak laki-laki itu.

Airin mengangguk, "Namanya Danu."

"Terus ini gimana, Rin. Anak-anaknya pada nggak mau diem."

"Kayaknya gue harus beliin mereka makanan deh," Airin mengambil dompetnya, "kalian tunggu di sini, gue mau ke supermarket dulu."

"Gue anter ya, Rin." ujar Kelvin sambil memakai jaketnya. Tidak menyadari jika raut wajah Sagita berubah murung.

"Eh nggak usah," Airin yang peka menggigit bibir bawahnya, "gue sama Nino aja" terpaksa ia menarik Nino supaya Sagita bisa mengajar bersama Kelvin.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Nino bergegas menyalakan motor dan menarik gas setelah Airin duduk di belakangnya.

Sesampainya di supermarket, Airin langsung menuju rak camilan dan permen.

"Kalo sekolah alternatif dibangun tiga tahun lalu ... berarti waktu kita masih pacaran, kan?" Nino memperhatikan Airin yang terus memasukkan belanjaan ke dalam keranjang kuning yang dibawanya.

Airin melirik Nino sedetik, "Terus kenapa?"

"Kenapa kamu nggak pernah cerita tentang itu?"

"Yaudahlah," Airin beralih menuju mesin pendingin yang terletak di belakang supermarket, "lagian udah terjadi juga. Kenapa harus dipermasalahkan sih?"

My Precious Girlfriend ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin