26. Merasa Asing

10.7K 978 29
                                    

Sagita masih sakit hati akibat penolakan cintanya kemarin.

Dan untuk mengurangi itu, hari ini dia memilih membantu Airin membagi hasil laporan pembelajaran pada anak-anak murid. Walaupun tidak selama kegiatan pembelajaran, setidaknya waktu dua jam cukup mengganti rasa sakit hati Sagita dengan tawa lepas yang disebabkan oleh kepolosan anak-anak itu.

Setelah pembagian rapot, Airin tidak langsung membubarkan kelas. Dia membagikan beberapa hadiah untuk juara kelas dan beberapa bingkisan camilan untuk semua anak-anak didiknya. Hal sederhana itu mampu mengundang kegembiraan bagi anak-anak, mereka memeluk erat pemberian Airin seperti menemukan harta karun.

Ditengah kegembiraan itu, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Membuat seluruh penghuni kelas mengalihkan perhatiannya.

"Itu Jenny ngapain ke sini, Rin?" tanya Sagita yang hanya mendapat respon Airin berupa mengangkat bahu pertanda tidak tahu.

"Kak Airin, kelasnya udah bisa dibubarin nggak?" tanya Jenny ketika tiba di dekat Airin.

"Emangnya kenapa?"

"Jenny disuruh Mommy jemput Danu," menyadari perubahan air wajah air, Jenny pun melanjutkan kalimatnya, "mulai sekarang Danu resmi jadi bagian dari keluarga Brigit."

"Maksudnya?" itu tanya Sagita, sebab dia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi di sini.

"Orang tua Jenny udah angkat Danu jadi anak mereka, bahkan sekarang nama belakang Danu udah ada 'Brigit'-nya."

Sagita terkejut setengah mati, dia mengerjap-ngerjapkan mata berusaha mencari kesadarannya. Namun setelah melirik Airin, Sagita sadar, telah terjadi sesuatu selama dia di Paris kemarin.

"Mommy juga nyuruh Jenny bilang ke Kak Airin kalo sekarang hari terakhir Danu sekolah di sini. Mommy mau nyekolahin Danu ke sekolah negeri."

Spontan mata Airin melirik Danu yang tengah memakan beberapa camilan dengan teman-temannya. Kalau begitu, hari ini akan jadi hari terakhir Airin mengajar Danu. Lalu matanya mengedar ke belakang Jenny, berusaha menemukan seseorang di sana.

"Terus Nino mana? Kok nggak diajak masuk juga?"

"Jenny ke sini dianter sopir, soalnya Bang Nino lagi sibuk-sibuknya di kantor. Jadi dia nggak——"

"Bentar-bentar," sela Airin, "Nino kerja? Sejak kapan?"

"Pas libur semester kemarin, tiba-tiba aja nawarin diri magang di perusahaan Daddy."

"Bukannya dia paling males kalo disuruh ke kantor? Kok sekarang tiba-tiba ...." Airin tak kuasa meneruskan kalimatnya, dia terlalu shock mendengar kabar ini.

Jenny tersenyum maklum, "Katanya sih, semua itu berkat Danu. Makanya Abang mati-matian bujuk Mommy dan Daddy kemarin."

Airin masih tidak mengerti korelasi antara Danu dan perubahan Nino itu apa. Tapi yang jelas dia tahu. Sejak bertemu Danu, perubahan itupun dimulai.



*****



Libur semester telah usai, itu artinya semua mahasiswa harus siap menerima materi dan tugas lagi.

Seperti Airin yang sudah memeluk beberapa buku referensi dari perpustakaan, padahal masih terbilang pagi untuk meminjam buku. Di saat yang lain ke kantin untuk makan, Airin memilih ke kantin untuk mengerjakan skripsi, dia bertekad menyelesaikan skripsi mumpung sekolah alternatifnya sedang libur setelah pembagian rapot kemarin.

Di tengah perjalanan menuju kantin, Airin melihat sosok Nino di ujung koridor. Sepertinya Nino baru keluar dari kantin. Tanpa sadar Airin menarik kedua sudut bibirnya, tak bisa dipungkiri bahwa dia mengagumi sosok itu sekarang, tepatnya setelah Jenny cerita kalau Nino mulai fokus dengan pekerjaannya.

My Precious Girlfriend ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora