7. Nino Ketika Kehilangan Arah

25.1K 1.9K 121
                                    

Chandra tahu.

Sebagai sahabat yang baik, Chandra tahu waktu-waktu atau alasan tertentu yang menyebabkan mood Nino naik turun. Hanya ada dua alasan; Daddy Nino memaksa lelaki itu mempelajari perusahaan keluarga lagi, atau ... Nino bertengkar dengan Airin. Dan Chandra yakin kali ini penyebabnya karena opsi kedua.

Tidak perlu menjadi sarjana untuk menyadari ada yang salah dengan hubungan keduanya, sebab hari ini Chandra kembali melihat Nino bersama perempuan lain.

"Nanti pulangnya kita nonton, ya." Nino hanya mengangguk lalu tak berapa lama lelaki itu masuk menghampiri kursinya.

"Lu deket lagi ama Gita, No?" tanya Farel tepat setelah Nino duduk.

Nino mengangguk, "Tapi nanti mau gue putusin. Ternyata dia nggak seasyik dugaan gue."

"Gila lu main api di belakang Airin! Ati-ati kebakar."

Tiba-tiba Chandra merasa mood Nino memburuk, "Kita nggak usah bahas yang nggak ada." ketus Nino.

Hanya dari tatap mata saja Chandra tahu ada yang salah dengan sahabatnya itu. Mereka kenal sejak SMP, berbeda dengan Farel yang baru ketemu di masa orientasi universitas.

Jadi Chandra merasa harus ikut campur kali ini, "Ini udah kedua puluh kalinya gue lihat lo jalan sama cewek lain," Chandra menatap Nino tepat iris matanya, "lo putus sama Airin?"

Nino ingin mengelak, namun tatapan mata Chandra begitu tegas mengisyaratkan jika dugaannya kali ini benar.

"Bukan gue, tapi Airin yang ngotot mutusin," seketika emosi Nino menguap keluar, "dia udah ketemu cinta pertamanya, jadi dia udah nggak butuh gue."

"Emang siapa cinta pertama Airin?" tanya Farel yang makin tertarik dengan obrolan mereka pagi ini.

Nino mendelik kesal, "Harus banget ya lo nanyain itu ke temen yang lagi patah hati?"

Farel tergelak, "Hahaha ... bisa juga lo patah hati? Kirain matahin hati orang aja bisanya."

"Berisik! Emang capek ngomong sama temennya Feni Rose."

"Kalo gitu lo harus duduk di kursi panas, dan jawab pertanyaan gue. Fitnah atau fakta!" Farel menirukan gaya salah satu pembawa acara gosip terkenal membuat Nino bergidik jijik dan ingin mendaratkan jitakannya di kening Farel.

Chandra bergeming menatap Nino yang kini sedang mengejar Farel yang berusaha menghindar. Namun otaknya bekerja memikirkan alasan yang Nino berikan beberapa menit lalu, ia hanya merasa ada yang janggal.

Antara Airin yang mulai berubah, atau Nino yang salah mengartikan keadaan.

Karena kelemahan Nino hanya satu; tidak peka situasi, bahkan perasaannya sendiri.



****



Sekuat mungkin Nino berusaha untuk tidak melepas tangan Gita yang menempel manja di lengannya.

Sejujurnya Nino risih!

Lelaki itu tidak biasa diperlakukan seperti itu. Saat bersama Airin, biasanya Nino lah yang bergelayut manja di lengan perempuan cantik itu.

Perlahan Nino menghembuskan napas frustasi, merutuki diri yang belum bisa melupakan Airin. Tidak sedikitpun.

"Kamu capek, yang?" tanya Gita khawatir, sebab hembusan napas Nino terdengar jelas olehnya.

Nino menimbang sebentar, "Kita duduk dulu, yuk."

My Precious Girlfriend ✔Where stories live. Discover now