Bonus Chapter 1 : Keano dan Kaila

17K 949 46
                                    

Hari ini sudah memasuki musim hujan, tiap sore sepulang kerja, kota Jakarta pasti diguyur hujan. Sesekali Nino sering terjebak macet ditengah-tengah hujan, beruntung hari ini dia sudah tiba di rumah saat rintik hujan mulai turun.

Nino kembali menyeruput kopi hangatnya, matanya tak pernah lepas memandangi jendela rumah yang dihantam ribuan tetes hujan. Bunyinya mampu menenangkan pikiran, bahkan sesekali mampu membuat Nino bernostalgia.

Dirinya tidak sadar sudah kembali ke masa lampau, masa dimana dia berusaha mati-matian untuk mendapatkan hati Airin kembali, masa dimana dia berusaha mengubah kebiasaan buruknya setelah bertemu Danu, dan yang pasti masa dimana dia berhasil memikat Airin dalam ikatan janji suci.

Perlahan senyum Nino mengembang, dia menyadari satu hal; yang namanya perjuangan itu butuh banyak pengorbanan.

"Lagi ngelamunin apa hayo?" tegur Airin sembari menaruh piring berisi nastar coklat buatannya.

"Entahlah, tiba-tiba keinget aja waktu kita pacaran dulu."

"Pasti kebawa suasana hujan, ya?" kekeh Airin lalu mencicipi nastar coklat buatannya, sontak matanya berbinar merasakan coklat itu lumer di mulutnya, "hmm ... enak. Mau nggak?"

Airin hanya menyodorkan sepotong nastar pada Nino, namun lelaki itu malah tersenyum sembari bangkit mendekatinya. Lalu tiba-tiba bibir Nino mendarat tepat di bibirnya, seolah membersihkan lelehan coklat di sekitar bibir Airin.

"Iya, enak ternyata."

Airin termenung, dia mengerjap-ngerjapkan mata hingga kesadarannya pulih, dia langsung memukuli pundak Nino.

"Ish kamu mah, itu nastarnya masih banyak."

"Hehe, abis lebih enak nyobain dari kamu."

Airin menyipitkan mata lalu kembali menghabisi sepotong nastarnya. Hobi Nino yang suka menjahili Airin pun muncul, dia kembali mencium Airin saat nastar itu belum benar-benar masuk mulut, hingga akhirnya coklat nastar itu berhamburan disekitar mulut Airin.

Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan Nino untuk melumat bibir istrinya, rintik hujan di luar sana makin mendukung suasana romantis mereka. Bahkan Airin yang tadinya memberontak, kini mengikuti tiap gerakan bibir Nino.

 Bahkan Airin yang tadinya memberontak, kini mengikuti tiap gerakan bibir Nino

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Menurut Abang, kita bakal cepet punya adik nggak?"

"Sstt ... jangan berisik. Nanti ketahuan sama Mama Papa."

Ditengah suasana romantis itu, tiba-tiba Nino dan Airin membeku. Mereka melepas pangutan dan saling melempar pandang. Dengan gerakan pelan, mereka mendekati belakang sofa yang disinyalir sebagai sumber suara tadi.

"Lho Bang, kok Mama sama Papanya nggak ada?" tanya gadis cilik yang menyembulkan kepala ke kaki sofa, sedangkan anak lelaki di sisinya ikut menyembulkan kepala saat mendengarkan penuturan sang adik.

My Precious Girlfriend ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ