5. Mencari Ingatan yang Hilang

26.9K 2K 31
                                    

Airin memasuki ruang dosen dengan setumpuk kertas tugas kelas didekapannya. Beberapa kali ia tersenyum atau menyapa dosen-dosen yang mengenalinya di ruangan itu.

Tidak bisa dipungkiri jika seorang Airin Natta Cendana memang terkenal dengan julukan 'Dewi Universitas', hingga semua orang mengenalnya, bahkan petugas kebersihan dan para penjual di kantin sekalipun.

"Terima kasih ya Airin. Oh iya, Bapak boleh minta tolong antarkan tugas ini ke kelas berikutnya?"

Ah, dan satu lagi. Airin Natta Cendana juga terkenal dengan sikap ramah dan santunnya, ia akan selalu menerima tugas dari siapapun dengan senyuman. Itulah mengapa para dosen setuju dengan julukan yang diberikan pada perempuan cantik itu.

Setelah itu, Airin pamit pergi. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat dosen killer jurusan hukum menghampirinya.

"Kebetulan ada Airin di sini. Bapak boleh minta tolong?"

"Boleh, Pak."

"Tolong antarkan mahasiswa baru ini ke fakultas hukum." Airin mengintip seseorang yang berdiri di belakang punggung lebar sang dosen, lalu mengangguk menyanggupi permintaan itu.

Dosen berkepala plontos itu membalikkan badan, "Kalau udah sampai di fakultas, bilang ke ketua, saya datang agak telat."

Setelahnya, Airin pun pergi dengan diikuti mahasiswa baru itu. Selama perjalanan menuju fakultas hukum, senyum tak pernah lepas dari bibir tipis Airin. Bukan tebar pesona, ia hanya membalas semua sapaan sebisa mungkin. Tanpa menyadari jika lelaki di sampingnya tak berhenti menatap wajah Airin. Bahkan ketika langkah mereka berhenti di depan fakultas hukum.

"Ini fakultasnya. Kalo gitu, gue cabut."

"Eh, tunggu," Airin mengernyitkan alis ketika lelaki itu menghalangi langkahnya, "lo ... Airin Natta Cendana, kan?"

Sontak kerutan di kening Airin pun menebal, "Lo kenal gue?"

Seketika tawa pemuda berjaket jeans itu meledak, lalu tawanya memudar kala melihat wajah penuh tanda tanya Airin yang menandakan jika perempuan cantik itu benar-benar tidak mengenalinya.

"Gue Kelvin. Lo beneran nggak ingat gue?"

Airin berusaha mengingat hal yang berhubungan dengan Kelvin, nama itu memang familiar baginya. Sampai akhirnya ia menyadari satu hal;

"Ohh ... elo Kelvin temen kecil gue, kan?" Kelvin mengangguk membuat Airin menutup mulutnya karena terkejut dengan penampilan lelaki itu.

"Gila, gila. Gue nggak nyangka, Kelvin si anak bandel itu bisa rapih begini." Airin memperhatikan penampilan Kelvin dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Gue juga nggak nyangka, Airin si tomboy itu bisa secantik ini."

"Anjir, lo ngeledek gue?"

Tawa mereka pun lepas bersama riuhnya langkah kaki di koridor fakultas hukum. Sadar akan amanat dosen, Airin pun pamit pergi setelah mereka bertukar nomor telpon.

"Istirahat nanti kita ketemuan di kantin, ya."

Begitu pesan Kelvin sebelum Airin benar-benar pergi ke kelasnya.



****



"Apa?! Lo putus?!" 

Airin mendelik kesal pada Sagita yang tengah menutup mulutnya, ia meringis menyadari perhatian hampir semua pengunjung kantin terarah pada mereka.

"Maaf, maaf." setelah memastikan orang-orang kembali dengan urusannya, Sagita beralih duduk ke sebelah Airin.

My Precious Girlfriend ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें