[38]

1.7K 256 5
                                    

Selang beberapa jam dari check out-nya Young-Hoon sama Chang-Min, akhirnya Kevin sama Chan-Hee juga pergi. Chan-Hee berdiri senderan tembok sementara Kevin lagi manasin mobil. Mereka masih di parkiran, lebih milih ngeluarin mobil sendiri mumpung santai juga.

"Asik banget sih chat-an sama siapa?" Kevin yang senderan ke kap mobil senyum ngeliatin Chan-Hee yang dari tadi cekikikan. Ya walaupun udah ketebak, sih.

"Ini si Hitomi lagi ngeluh lucu banget."

"Orang ngeluh kok dibilang lucu."

"Ya kan lo hafal, Vin, Hitomi kalo ngeluh jadi kayak anak kecil gitu."

Keinget lagi kan tuh si Kevin masa-masa indah saat berdua dengannya. Hahaha, jadi kangen, pikirnya. "Iya, sih, pipinya ga nyantai dia kalo lagi ngambek gitu."

Mereka berdua ketawa, udah kebayang gimana mukanya Hitomi. "Udah tirusan sekarang pipinya, stres dia kuliah kayaknya."

"Ya lagian gue ajak nikah waktu itu ga mau dia, kan jadi capek kuliah."

"Serius lo, Vin?"

"Muka gue kayak lagi bohong banget apa ya. Beneran, deh, ga lo ga Um-Ji kerjaannya ga percayaan mulu."

"Ya abisnya," Chan-Hee ngikutin Kevin yang akhirnya masuk ke mobil soalnya udah dari tadi nyalain mesin. "Lo kan masih kelas tiga, Vin, Hitomi kelas satu masa diajak nikah?"

Mobil mereka udah keluar hotel ke jalan raya. Ini Kevin mau drop Chan-Hee di toko bunga dulu baru dia ke salon. Pengennya sih warnain rambut sendiri tapi ribet ah ga jadi. "Ya dilamar dulu maksud gue, Chan. Ibu gue juga ga masalah mau anaknya nikah muda juga."

Udah, diem, Chan-Hee ga nimpalin omongannya Kevin. Sekarang Kevin fokus nyetir tapi Chan-Hee masih betah ngeliatin Kevin, merhatiin temennya itu dari atas sampai bawah.

"Vin."

"Iya."

"Lo beneran ga mau balik sama Hitomi?"

Kevin ga langsung jawab. Tapi akhirnya dijawab juga, kok. "Ceritanya cemburu, nih?" dia ketawa sebentar terus lanjut ngomong lagi. "Mentang-mentang udah sadar sama perasaannya jadi udah bisa cemburu lo, ya."

"Well, mumpung gue belum terlalu baper, Vin." Nada suara Chan-Hee tiba-tiba beda, agak serius gitu. "Lo kan udah kerja, gue lulus juga masih lama. Lo lebih bisa ngejamin hidupnya Hitomi. As you said before, Vin, we have our own reasons why we're gay."

Pas lagi lampu merah yang baru aja muncul, Kevin sempetin ngeliat wajahnya Chan-Hee. Ini Chan-Hee gantengnya lagi keluar banget, loh. Mode serius itu emang efeknya luar biasa ya kalau buat cowok.

"We also may have our own reasons to stop all of this," lanjut Chan-Hee.

Sekarang Kevin ngerti. Chan-Hee mungkin serius banget mikirin omongannya kemarin dan ngambil kesimpulan kalau dia mau berubah. Bagus banget. Dan sebagai teman yang emang sebenernya deket tapi ngambekan mulu kerjaannya, Chan-Hee juga mau Kevin berubah. Dia mau mereka jalan barengan ke arah yang lebih baik.

"I'll find my reason, too, Chan-Hee." Kevin ngusap kepala Chan-Hee, "But maybe not that soon."

"It's okay, Vin. Pelan-pelan aja."

"Hahaha, iya." Kevin balik ngemudi karena lampu udah balik hijau. "Tapi tetep, Chan-Hee, Hitomi bukan buat gue. Lo bisa ngejar dia. Gue ga apa-apa, ih, pasti kalian bakalan lucu banget."

"Thank you, Vin."

Udah sampai, deh. Kevin nepiin mobilnya dan Chan-Hee langsung keluar.

Baru juga mau bilang makasih, eh Kevin matiin mesin mobilnya terus ikutan keluar. "Lah, lo ngapain?"

Kevin naikin sebelah alisnya, "Ikut, lah, milih bunga. Kan buat tempat gue."

Kevin nyelonong duluan masuk, Chan-Hee ngintilin aja. Iya juga, ya. Kan buat apartemennya Kevin, nanti kalau ga srek kan ga enak liat bunganya.

Toko bunga ini termasuk yang paling gede plus lengkap jadinya mereka suka aja liat-liat keliling kira-kira bunga apa yang bagus buat dipajang. Kevin berhenti di depan rumpun baby's breath. Bunga kesukaannya Hyun-Joon.

Kok Kevin tau? Karena waktu kelulusan Hyun-Joon dulu Kevin udah nyari-nyari info kalau Hyun-Joon suka baby's breath makanya buket bunga yang waktu itu isinya baby's breath sama mawar putih. Buketnya jadi all white gitu, dan percaya atau engga, Kevin ga sengaja liat di kamar Hyun-Joon kalau buket kelulusan yang dia kasih itu masih disimpen sama Hyun-Joon, dikeringin pakai teknik yang kayaknya liat di internet jadinya cantik gitu dibingkai cukup gede.

"Buat Hyun-Joon, Vin?"

Chan-Hee yang tadi nyelonong sendiri tau-tau udah balik bawa beberapa bunga lili paskah. "Lo mau mawar merah juga, ga? Ini kan lili sama baby's breath udah putih semua warnanya."

"Tauan deh lo gue suka lili paskah."

"Temenan udah berapa lama, sih, Vin." Chan-Hee ketawa terus mulai nyari mawar merah padahal Kevin belum nyautin setuju atau engga sama pertanyaan yang tadi.

Jadinya yang dibeli beneran tiga bunga tadi, masing-masing satu iket yang isinya lumayan banyak. Kayaknya buat disebar di kamar Hyun-Joon, kamar Kevin, ruang tengah sama di dapur.

Ga butuh waktu lama untuk sampai lagi di depan gedung apartemen Kevin. Chan-Hee diturunin di depan jalan gedenya, biar Kevin bisa langsung cabut ke salon.

"Nanti gue update kabarnya Hyun-Joon ke lo. Kalau belum disuruh pulang jangan pulang dulu, main di mana kek apa makan," perintah Chan-Hee.

"Iya Sayang iya."

"Geli. Sana lo!"

Kevin ketawa-tawa terus nutup jendela mobilnya dan pergi ninggalin Chan-Hee yang dadah-dadah ke dia.

Chan-Hee kayaknya otomatis girang sendiri nyium wangi bunga di tangan dia. Bikin mood naik.

Atau seneng karena hal lain?

Life Is Not Only Yours (Book 1) || The BoyzWhere stories live. Discover now