[150]

1K 144 19
                                    

"Ju-Yeon, can you do me a favor?"

Ju-Yeon liat atasannya munculin kepalanya di pintu ruang kerjanya.

Dari kemarin bosnya Ju-Yeon dateng ke Sydney. Katanya sekalian kontrol dan emang ada rapat penting nanti sore.

Ju-Yeon keluar ruangan, ngikutin bosnya yang jalan ke ruang meeting.

Begitu masuk, di dalem situ udah ada satu orang perempuan yang lagi ngetik di laptop.

Cantik. Banget. Kalau menurut Ju-Yeon ini perempuan cantiknya mirip boneka.

"Ju-Yeon, this is Miss Lee. She is a branch manager of our company in Seoul. She will help us here for couple weeks from now."

Ju-Yeon bisa liat si Miss Lee ini berhenti ngetik, nengok ke Ju-Yeon dan natap tepat di matanya.

Agak lama, Ju-Yeon merasa aneh juga diliatin kayak gitu. Tapi akhirnya Miss Lee berdiri, terus bungkuk hormat lalu senyum ke Ju-Yeon.

"Lee Sia, salam kenal, Lee Ju-Yeon."

Abis dikenalin kayak gitu, Miss Lee, atau yang biasa dipanggil Sia, langsung fokus lagi ke bosnya Ju-Yeon.

Seumur-umur Ju-Yeon kenalan sama orang di tempat kerja, pasti dia diajak salaman. Apalagi sama perempuan, pasti banget diajak salaman duluan.

Tapi Sia ini beda. Bagus, sih, jadi Ju-Yeon ga perlu repot-repot nolak.

Ju-Yeon duduk di samping Sia. Dia diem aja soalnya masih belum tau bakal disuruh ngapain di sini.

"Miss Lee will tell you anything about your job so listen to her well, okay?"

Abis nepuk bahunya Ju-Yeon, bosnya keluar ruangan. Ninggalin mereka berdua.

Sia geser laptopnya supaya Ju-Yeon juga bisa liat. Ada semacem peta konsep proyek gitu, kayaknya proyek yang dari Seoul.

"Jadi kamu disuruh bantu aku ngerjain ini," kata Sia ngebuka percakapan. "Yang window ini peta konsep di Seoul, Pak Bos maunya konsep ini diaplikasikan ke proyek yang sekarang di Sydney. Terus ...."

Ga tau kenapa, Ju-Yeon cuma bisa diem denger Sia yang ngomong terus.

Bukannya Ju-Yeon risih. Engga, Sia duduknya ga deket-deket kok sama Ju-Yeon. Jenis perempuan normal, bukan yang kegatelan nempel-nempel ke Ju-Yeon kayak kebanyakan klien perempuannya.

Tapi kayak ... suara Sia tuh entah kenapa bikin Ju-Yeon ngerasain sesuatu dalam dirinya.

Kayak pernah kenal ....

"Ngerti, Ju?"

"Eh? Iya, Miss ...."

Sia ketawa liat Ju-Yeon bingung mau manggil dia apa.

Lagi-lagi Ju-Yeon diliatin sama Sia. Dari ujung rambut sampai badannya.

Apa Ju-Yeon hari ini pakai bajunya aneh jadi diliatin terus?

"Ju-Yeon lahir tahun berapa?" tanya Sia akhirnya. Senyumnya masih sama kayak yang tadi.

"Saya? 98."

"Aku 95. Panggil Kakak aja, ya? Jangan Miss, kayaknya gimana gitu."

Ju-Yeon refleks ngangguk. Kepalanya masih memproses segala macem informasi.

"Ini aku salin ulang datanya, nanti kamu tinggal lanjutin, ya? Bentar, jangan ke mana-mana. Duduk aja santai."

Udah, ga ada obrolan lagi di antara mereka.

Life Is Not Only Yours (Book 1) || The BoyzМесто, где живут истории. Откройте их для себя