[154]

1K 142 11
                                    

Bunyi ponselnya yang agak nyaring itu bikin Young-Hoon kebangun. Dia ga langsung angkat telponnya, tapi liat jam dulu.

Masih jam dua dini hari.

"Iya, Vin?"

Di sana mah ga malem, batin Young-Hoon, makanya Kevin nelpon.

"Di sana malem, ya? Maap Hoon ganggu."

"Santai."

Young-Hoon loud speaker panggilannya, nengok sebentar ke Chang-Min yang anteng banget tidur di sebelahnya.

Cuma kepalanya aja yang nyembul, badannya ketutupan selimut.

Efek kangen, Chang-Min dari sidangnya Jacob ditahan sama Young-Hoon ga boleh balik.

Sampai sekarang hari Sabtu pun masih ditahan di hotel. Young-Hoon alesan ke ayahnya nginep di rumah temen.

Temenmu kaya ya, Hoon, rumahnya hotel loh.

Ga bohong juga, sih, kan ini hotel kakaknya Hyun-Jae. Hehe.

"Suara lo gitu amat, Hoon."

"Capek."

"Ih abis main ya lo."

"Hehe."

Abaikan obrolan ga bermutu itu.

Young-Hoon sembari pakai bajunya terus ngambil ponsel dan jalan ke balkon, takut ngomongnya nanti kenceng terus ganggu tidurnya Chang-Min.

Dia duduk di pinggir pembatas, liatin jalanan malem Seoul. Agak beda sama di Cambridge, sih, tapi sama-sama masih rame jam segini.

"Btw ada apaan, Vin?"

"Saran gue, Hoon, daripada abis lulus lo bawa kabur Na-Kyung, mending lo turutin maunya papa lo dulu."

Young-Hoon ngerutin keningnya. "Lo nyuruh gue setujuin tunangan sama Gyu-Ri? Gyu-Ri aja ga mau, Vin. Gue juga ga mau."

"Bukan itu," kata Kevin. Dia kayak udah siap mau jelasin panjang lebar rencananya. "Lo kan disuruh nerusin perusahaan. Ambil aja, Hoon.

"I mean, lo punya Na-Kyung, lo punya Chang-Min. Kalau lo cuma jadi mahasiswa baru lulus S1 lo ga akan bisa lanjut hidup, Hoon. Tanggungan lo besar.

"Soal tunangan atau nikah sepinternya lo sama Gyu-Ri nunda-nunda aja. Yang penting lo keliatan jadi penurut.

"Jadi boneka sementara ga ada salahnya."

Dia diem lama banget. Kevin pun maklum. Young-Hoon butuh bener-bener mikirin hal ini.

Masalahnya ini tricky banget. Kalau Young-Hoon langsung ngebangkang kayak kemarin, papanya ternyata bisa keras juga.

Kalau dia terlalu nurut, takutnya Young-Hoon kemakan sandiwaranya sendiri dan ga bisa cari jalan keluar di ending-nya.

Bener kata Kevin, dia harus pinter-pinter menangin hati papanya tanpa ketauan kalau mau ngeberontak.

"Coba omongin dulu sama Chang-Min, terus sama Gyu-Ri juga. Sampai proyek Seoul selesai, gue saranin lo nurut sampai saat itu.

"Proyek Seoul tuh makan waktu satu setengah tahun, akhir tahun depan udah selesai.

"Hal pertama yang harus lo lakuin adalah yakinin papa lo untuk lepas lo balik ke Amerika sampai lulus, dengan jaminan setuju tunangan sama Gyu-Ri."

"Tapi, Vin ...."

"Percaya sama gue, oke?"

Young-Hoon tau banget Kevin ga akan jerumusin dia. Tau banget kalau Kevin tuh pasti udah mikirin semuanya mateng-mateng, ga asal ngomong.

Life Is Not Only Yours (Book 1) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang