[158]

1.2K 149 44
                                    

Sang-Yeon hampir kewalahan nahan Kevin yang maksa mau masuk ruang ICU. Selain karena emang belum jam besuknya, Chan-Hee bener-bener ga mau liat muka Kevin untuk sementara ini.

Bahkan Hyun-Joon aja dia diemin. Ga tau kenapa Chan-Hee cuma mau Hitomi sadar dan mereka cepet pulang ke rumah.

"Kak, gue mau liat dia ...."

"Maaf, Vin ...."

Sang-Yeon juga ga punya kata-kata lain selain maaf. Dia ngerti banget gimana perasaan Kevin, tapi dia juga lebih ngerti gimana perasaan Chan-Hee.

Sampai akhirnya Kevin nyerah dan duduk gitu aja di lantai, naruh wajahnya di atas lutut.

Dia nangis.

Gema langkah kaki bikin Sang-Yeon nengok ke arah lorong. Peter dateng dengan muka yang bisa dibilang capek.

Yang bantuin bawa Hitomi ke rumah sakit tengah malem kemarin salah satu anak buahnya Peter. Si Peter sendiri dateng subuh tadi, langsung jelasin semuanya ke Chan-Hee.

Alesan Hitomi bisa ngomong ke Hyun-Joon tentang operasinya Kevin waktu itu adalah karena ada Peter yang lagi sama mereka.

Tapi Chan-Hee kemarin hampir aja ga ke-cover. Kalau itu sampai kejadian, bisa sama nasibnya Chan-Hee kayak Hitomi yang diawasi 24/7.

"You're here, Sir." Peter baru sadar kalau ada Kevin di sini.

Fokusnya sekarang ke Chan-Hee. "May I have her phone?" tanyanya.

Peter natap Hyun-Joon yang lagi nangis tapi diem, cuma air matanya aja yang keluar banyak. "I think she wanted Hyun-Joon to know everything. Let me tell him personally."

Chan-Hee masih diminta diem dulu untuk sementara. Dan berhubung Hitomi revealed semuanya karena Hyun-Joon, Peter pikir dengan Hyun-Joon tau dia jadi lebih bisa ngertiin Kevin lagi.

"This way, Hyun-Joon."

Peter nyuruh Hyun-Joon ngikutin dia agak jauh ke lorong ujung, biar bisa ngomong berdua. Ponselnya Hitomi udah Chan-Hee kasih ke Peter.

Sang-Yeon yang lagi ngelamun mendadak kaget sama geter ponselnya sendiri.

"Iya, Ric?"

"Kakak di mana? Jadi bareng ke nikahan, ga?"

Oh iya, mereka harus siap-siap ke resepsi dari sekarang. Tapi Sang-Yeon masih berat banget untuk ninggalin Chan-Hee di sini.

"Eric di mana?" tanya Sang-Yeon balik, bukannya jawab dulu.

"Gue di rumah Kak Jae. Baru ada Kak Ju-Yeon doang, emang dia nginep. Kak Young-Hoon katanya nganter Kak Chang-Min ke bandara nanti nyusul sendiri."

Janjian mau berangkat bareng rame-rame malah lagi ada masalah gini.

Sang-Yeon bilang nanti nyusul sama Chan-Hee dan mutus panggilannya duluan. Dia nyamperin Chan-Hee yang lagi ngelamun.

"Hei, kita siap-siap ke resepsi, yuk? Ga enak kalo ga dateng."

Chan-Hee kaget, beneran ga kerasa kalo Sang-Yeon nyamperin dia. "Ya udah Kakak aja yang dateng, bawa sekalian Hyun-Joon sama Kevin. Aku mau di sini aja."

"Nanti kamu ditanyain rekan bisnis yang lain, loh."

"Aku ga peduli sama mereka juga."

Peter jalan balik ke arah mereka berdua. Di belakangnya si Hyun-Joon ngekor, diem aja. Tapi matanya yang emang sipit jadi makin ga keliatan. Kayaknya abis nangis.

"I'll wait here, you can go," kata Peter ke Chan-Hee. Dia balikin ponselnya Hitomi. "Don't lose it."

Sang-Yeon ngusap kepala Chan-Hee. "Sebentar aja, kok. Yang penting setor muka, oke? Hyun-Joon juga, ayo."

Life Is Not Only Yours (Book 1) || The BoyzDonde viven las historias. Descúbrelo ahora