[102]

1.1K 150 15
                                    

Dengan kekuatan bulan, Young-Hoon kelar nulis laporannya pagi ini. Ga sia-sia semaleman bergadang.

Yang harusnya bimbingan Jumat jadi sekarang, hari Rabu. Jago juga ya.

"Chang-Min, kamu bareng Kakak, kan?"

Young-Hoon teriak dari dapur, abis nyuci piring. Dia liat Chang-Min kayak kelabakan nyari sesuatu deket tivi.

Kayaknya Chang-Min ga denger tadi Young-Hoon nanya apa.

Abis ngelap tangannya di apron, Young-Hoon nyamperin Chang-Min.

"Nyari apa, sih?"

"IH KAK YOUNG-HOON!"

Chang-Min kaget. Kaget beneran sampai refleks meluk Young-Hoon.

"Eh?? Maaf, kaget, ya?"

Diusap pelan punggungnya Chang-Min. "Kaget, tau-tau Kakak di sampingku."

"Padahal Kakak udah tanya dari tadi, loh. Kamunya aja yang ga ngeh." Young-Hoon ketawa, sekarang ngusap kepala Chang-Min. "Nyari apa kamu? Kali aja Kakak tau."

Beberapa detik Chang-Min ngatur napasnya. "Nyari map kuning, ada tugasku harus dikumpulin hari ini."

Young-Hoon kayak mikir gitu, terus dia ngajak Chang-Min jalan soalnya mereka masih pelukan.

Mereka berhenti di kamar Chang-Min, depan lemari buku. "Ini, kan?"

Chang-Min yang dari tadi mukanya diumpetin langsung ngelepas pelukannya. "Tadi aku nyari di sini ga ada loh."

"Makanya jangan sambil panik nyarinya." Young-Hoon ketawa terus ngusak rambutnya Chang-Min gemes. "Bentar Kakak ganti baju dulu."

Jarang-jarang mereka ngampus barengan. Kadang Young-Hoon kelas pagi, si Chang-Min siang dan sebaliknya.

Chang-Min duduk di depan pintu sambil makai sepatu.

Ga lama, Young-Hoon nimbrung duduk samping Chang-Min, mulai makai sepatunya juga.

Tanpa sadar, Chang-Min fokus banget ngeliatin Young-Hoon. Dia ngambil tali sepatu Young-Hoon yang sebelah kiri sementara si kakak lagi naliin yang kanan.

Young-Hoon kaget bentar, tapi ga lama senyum aja.

"Makasih ya, Kak."

"Buat?"

"Selalu di samping aku? Selalu sabar ngerawat aku. Banyak. Hehe."

Chang-Min masih naliin sepatunya Young-Hoon. Sama Young-Hoon dicium kepalanya. "Udah kewajiban Kakak."

Mereka turun barengan ke parkiran. Mobil Young-Hoon langsung ngebelah jalanan. Agak rame tapi ga sampai yang macet banget.

"Chang-Min."

"Iya?"

Dia ga noleh soalnya sambil bacain buku pelajaran.

"Kamu beneran ga mau Kakak beliin mobil?"

Kali ini Chang-Min noleh, kaget soalnya. "Bercanda nih ya, Kak."

"Seriusan." Young-Hoon ngelirik bentar. "Bentar lagi kan Kakak lulus, pasti kerja dan ga bisa nganter kamu. Kakak ga mau liat kamu jalan kaki terus ke kampus."

Chang-Min diem, ternyata kakaknya ga lagi bercanda. "Ga usah deh, Kak. Uangnya buat yang lain aja."

Iya, maksud Chang-Min yang lain tuh buat pernikahan mereka. Walaupun ga dirayain kayak resepsi besar pada umumnya ya tetep aja biayanya banyak, sewa gereja, ngurus dokumen, tiket sama akomodasi ke Den Haag kan perlu uang semua.

Life Is Not Only Yours (Book 1) || The BoyzWhere stories live. Discover now