Tiga

1.6K 222 30
                                    

Ketika Dahyun memasuki ruangan kerjanya, Pak Jung kembali memanggilnya. Dahyunpun menemui Pak Jung di ruangannya.

"Apa kau sekarang ingin besar kepala?"

"Ne???"

"Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya melapor pada atasan hah??"

"Maafkan saya pak.."

"Maaf-maaf.. gara-gara kau aku kembali kena marah direktur! Baru juga tiga hari kerja disini kau sudah berbuat ulah! Dasar pembawa sial!"

"Ne???"

"Seharusnya kau tahu diri jika melakukan kesalahan bukan mengadu pada atasan.. Memangnya kau siapa? Kau cuma magang disini! Disenggolpun kau akan keluar dengan mudah! Seharusnya kau bersyukur bisa masuk perusahaan ini! Wanita sepertimu.. mana ada perusahaan yang mau! Sebaiknya kau keluar saja daripada merepotkan orang lain!"

"Maafkan saya pak... tapi bapak sudah keterlaluan. Saya memang masih baru disini tapi saya juga berhak diperlakukan selayaknya karyawan lainnya. Bapak tidak berhak menilai saya sebagai pembawa sial padahal memang seharusnya pekerjaan itu bapak yang berikan secara langsung pada direktur bukan melimpahkannya pada orang lain"

"Anak ini! Lalu kau mau kerja apa hah?? Kau cuma anak magang bukan karyawan tetap!!" Pak Jung semakin marah.

"Maafkan saya pak.. saya memang bukan karyawan tetap, permisi!!" ucap Dahyun lalu pergi.

Ketika Dahyun keluar, semua karyawan melihat ke arahnya. Dahyun menundukkan wajahnya lalu keluar dari ruangan kerjanya itu.

Dahyun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Di kamar mandi ia menangis sebisa mungkin. Setelah dirasa cukup ia baru keluar. Di luar sudah menunggu hantu wanita cantik  yang tadi membantunya. Dahyun terkejut melihatnya.

"Apa kau menangis gara-gara si kepala botak lagi?? Si botak itu benar-benar ya!! Aku harus memberinya pelajaran!" ucap hantu wanita itu sembari mengepalkan tangannya, geram.

"Siapa namamu?"

"Ne?? Nama??"

Hantu wanita itu tiba-tiba meneteskan air mata.

"Aku tidak punya nama... aku tidak ingat!"

Hantu wanita itupun menghilang setelah ditanya namanya oleh Dahyun.

"Ckkk ada apa dengannya?" cibir Dahyun lalu pergi masuk ke ruang kerjanya kembali sebelum itu ia mengusap sisa air mata di pipinya.

Namun saat ia masuk, terlihat orang tengah berdiri mengililingi seseorang. Setelah dilihat lebih jauh lagi ternyata itu direktur. Dahyunpun membungkukkan badan.

"Dahyun-ssi!" panggil Jungkook.

"Ne?? Aku??"

"Kau dipecat!"

"Aaa baiklah!"

"Astaga! ada apa dengan reaksimu? bukankah seharusnya kau sedih mendengar dirimu dipecat??"

"Apa aku harus menangis di depan banyak orang? Kurasa tidak.. satu-satunya pilihanku adalah menerimanya"

"Ckkk anak ini! Kau dipecat kerja di divisi marketing.. sekarang kau ku angkat jadi asisten pribadiku!"

"Ne?? tiba-tiba?? Ken-napa??"

"Apa kau tidak suka??"

"Bu-bukan begitu, tapi bukankah ini terlalu tiba-tiba, direktur?"

"Tidak, aku sudah memikirkannya sejak dulu. Aku memang sedang mencari asisten pribadi kurasa kau cocok"

"Ne?? Aaa terima kasih! Aku akan bekerja keras!" ucap Dahyun sembari membungkukkan badan sembari memasang senyum bahagia.

Possessed ✔Where stories live. Discover now