Delapan

1K 168 6
                                    

Ketika Dahyun berjalan menuju rumahnya, ia merasakan ada hal aneh pada dirinya. Ia pun melihat ke sekeliling. Kiri, kanan, atas dan bawah tak luput dari pandangannya.  Ia pun menyadari sepatunya tidak lagi pincang sebelah.

"Sepatu siapa ini?? kenapa aku memakai sepatu ini??"  Dahyun bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Nayeon tiba-tiba muncul dihadapan Dahyun "Berterima kasihlah padaku! berkat aku kau mendapatkan sepatu baru! kurasa itu cukup mahal.." ucap Nayeon.

Dahyun sudah tidak terlalu terkejut dengan kemunculan Nayeon yang tiba-tiba. Mungkin sekarang Dahyun sudah mulai terbiasa.

"Apa yang kau bicarakan? sepatu siapa ini?? siapa yang memberiku sepatu? kenapa aku bisa memakai sepatu ini?? " tanya Dahyun yang baru sadar kalau ia tidak memakai sepatunya yang patah. 

"Siapa lagi kalau bukan direkturmu yang narsis itu..." jawab Nayeon.

"Kapan? bagaimana bisa??" Dahyun semakin bingung.

"Aku hanya sedikit menipunya.. orang itu benar-benar bodoh! sebaiknya kau nikmati saja sepatu barumu! anggap itu hadiah dariku... tapi aku jadi bingung dengannya kenapa direkturmu itu mengatakan kepadamu bahwa nona menyebalkan itu adalah tunangannya tapi Pak Jung si kepala botak itu dengan jelas mengatakan orang itu adalah calon tunangan direktur.. bukankah ini aneh?? direkturmu sangat aneh, ia benar-benar narsis... Huhh apa yang sedang aku pikirkan??" ucap Nayeon.

"Apa maksudmu nona Sana?? itu bukan urusanmu.. mungkin direktur ingin menyembunyikan pertunanganya tapi aku masih bingung mengenai sepatu ini.. apa yang kau lakukan?? kau tidak melakukan hal yang aneh-aneh kan?" timpal Dahyun.

"Mmm.. tidak terlalu aneh! tenang saja! aku tidak akan ke rumahmu malam ini.. aku pergi ya!" ucap Nayeon lalu menghilang.

Dahyun mengerutkan dahinya bingung. Ia pun melanjutkan langkahnya hingga sampailah di rumahnya. Ia lepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. Ketika ia masuk, dilihatlah seseorang duduk di sofanya. Dahyun langsung memejamkan matanya lalu memutar balik badannya, memakai sepatunya kembali dan pergi.

"Pantas saja dia tidak mau ke rumahku! Aishh kenapa mereka selalu ke rumahku?? Aku harus bagaimana??" gerutu Dahyun sampai sosok itu tiba-tiba muncul  tepat di hadapannya.

"AAAAAAAAaaa!!!" Dahyun segera berlari menghindari hantu tetsebut.

Dahyun berlari di jalanan seperti sedang dikejar seseorang. Ya, dia memang dikejar hantu.

"Kenapa dia selalu berlarian di malam hari?? apa dia sedang olah raga?" tak sengaja Jungkook melihat Dahyun.

Jungkook sedang dalam perjalanan pulang setelah ia pergi ke rumah sakit untuk mengobati tangannya. Jungkook diantar oleh supir pribadi keluarganya sebab tangannya sedang cidera. Ia menyuruh supir tersebut untuk menepi kemudian ia keluar dari mobil itu.

Dahyun tidak menyadari Jungkook sebelum Jungkook memanggilnya.

"Dahyun-ssi!" panggil Jungkook.

"Hantu itu tahu namaku..." ucap Dahyun membeku gemetar di tempat.Dahyun ingin kembali berlari sampai suara Jungkook terdengar jelas.

"Kenapa kau lari-lari di malam hari?? Jangan salah paham! aku hanya.. hanya ingin tahu! aku ingin mengingatkanmu soal rapat besok..  jangan lupa kerjakan tugasmu! " lanjut Jungkook.

Dahyun menoleh, ia pun merasa lega saat melihat Jungkook. Ia segera menghampiri Jungkook lalu membungkukkan badannya tanda memberi hormat.

"Ada apa direktur?? ada yang bisa saya bantu??" tanya Dahyun.

"Tidak ada.. aku hanya heran padamu. Kenapa kau berlarian seperti sedang dikejar anjing?? kau juga sepertinya belum pulang ke rumahmu" jawab Jungkook. Dahyun masih mengenakan baju yang dipakainya saat ke kantor tadi. 

Possessed ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن