Tiga puluh tujuh

937 179 17
                                    

Delapan tahun silam...

Tiga orang preman mabuk menghampiri Jungwoo dan Dahyun. Keduanya merasa terintimidasi dan sangat takut, Dahyun bersembunyi di belakang Jungwoo.

"Mau apa kalian??" tanya Jungwoo.

"Uang??" ucap salah satu preman.

"Kami tidak punya uang! pergilah!!" gertak Jungwoo.

Seorang preman mengambil tas milik Jungwoo dengan paksa, tentunya mengambil dompet Jungwoo.

"Ini apa??" ucap preman itu mengambil uang Jungwoo lalu melemparkan dompetnya ke wajah Jungwoo.

"Kau su..sudah mengambil uangku jadi pergi!! PERGI!!!!" teriak Jungwoo.

"Aishhh kau berteriak padaku??"

Bug... bug... bogeman demi bogeman terlontar ke wajah Jungwoo. Jungwoo mencoba melayangkan kepalan tangannya tapi bug... preman lainnya menendang perut Jungwoo hingga membuat Jungwoo terkapar di lantai.

"Uhukk..." Preman itu belum puas, mereka menghajar Jungwoo hingga Jungwoo sulit berdiri.

Dahyun pun diseret oleh tiga orang preman itu setelah mengetahui Jungwoo terkapar. Tidak henti-hentinya Dahyun berteriak minta tolong sembari menangis.

"Jungwoo-ya! tolong aku! tolong!" teriak Dahyun.

"Tidak! lepaskan aku! lepaskan!! tolong!! Jungwoo-ya tolong aku!!" lanjut Dahyun memberontak.

Mereka membawa Dahyun ke sebuah gudang kosong. Dahyun di dorong hingga tubuhnya menabrak sebuah rak buku besi sampai ia terjatuh di lantai kesakitan. Namun Dahyun tidak menyerah, ia tetap berusaha berdiri untuk kabur namun mereka yang lebih kuat membuat Dahyun kesulitan untuk melarikan diri. Ia sendiri malah dipukuli. Kemudian mereka mengikat Dahyun di kursi dan menutup mulutnya dengan lakban hitam. Dahyun terus memberontak, kala itu preman melayangkan tamparannya ke wajah Dahyun. Plakkkk... sebuah tamparan sangat keras hingga menyisakan jejak tangan di pipi Dahyun.

Dahyun mencoba berteriak minta tolong meskipun mulutnya di lakban. Ia menjerit dalam hatinya meminta tolong. 

"Ah tadinya aku tidak ingin membawamu tapi kalau dilihat-lihat kau lumayan juga! lumayan untuk santapan malam kami!"

Dahyun kembali mencoba berteriak meskipun tidak bisa. Akhirnya ia hanya bisa meneteskan air mata ketakutannya.

"Apa kau ingin berteriak?? tidak! tidak akan aku izinkan! tapi baiklah lagi pula tidak ada yang akan mendengarmu!" ucap orang itu melepas paksa lakban di mulut Dahyun.

"TOLONG!!! tolong!! tolong aku!!! Jungwoo-ya!!!" teriak Dahyun.

"Orang itu tidak akan menolongmu.. dia mungkin sudah mati??"

"Tolong!!! Tolong!!" teriak Dahyun.

Plakkkk.. sangat keras hingga sudut bibir Dahyun terluka. Namun Dahyun tidak berhenti minta tolong.

"JUNGWOO-YA!! TOLONG!! TOLONG!!"

Bug... kini bogeman melayang ke wajah Dahyun.

"Diam! Ssst!!"

"Lepaskan aku!! aku akan lapor polisi jika kalian tidak melepaskan aku!! tolong!!!" ancam Dahyun.

"Kami tidak takut.. karena sebelum polisi datang! kau akan habis!"

"KENAPA?? KENAPA KALIAN MELAKUKAN INI PADAKU??? KENAPA???" teriak Dahyun sangat keras. 

"Nona! berhenti berteriak! apa tenggorokanmu tidak sakit? ahhh aku tidak memiliki alasan.. kami hanya tertarik padamu itu saja!! bagaimana kalau ku sebut itu bagaikan perumpamaan kucing dan ikan? aku kucingnya dan kau ikannya Hahaha"

Possessed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang