Part 19

2.8K 300 13
                                    

Selamat mebaca:)

***

Sudah 3 jam lamanya kaki itu terus saja menyusuri jalan tanpa tau arah.

Ramainya jalanan Seoul seakan menjadi sebuah lagu untuk nya.

Membuktikan pada angin seolah dingin nya malam tak mampu menembus kulitnya yang pucat.

Min Yoongi, berjalan tak tentu arah mengikuti kemana langkah itu membawa nya pergi.

"Tae.. Maafkan hyung.. Saat kau bangun nanti tolong jangan benci hyung jika hyung tak ada lagi disampingmu. Hiks hyung menyayangi mu tae.."

Masa bodoh jika semua orang menganggapnya sebagai orang tak waras. Karna pada kenyataan nya kini jiwa nya telah dipaksa untuk pergi.

Panjangnya jalan telah ia lalui hingga sebuah halte menarik perhatian nya.

"Kurasa halte itu bisa kubuat istirahat sebentar."

Yoongi berjalan menuju halte. Mengistirahatkan kaki nya yang dari tadi dipaksa untuk berjalan.

"Haaahhh syukurlah aku bisa duduk"

"Mmmm permisi hyung nim?"

Yoongi menoleh.
"nde?"

"Bisakah anda bergeser sebentar?"

Yoongi mengangkat sebelah alis nya.
"wae?"

Seorang namja dengan sebuah es krim di tangan nya itu kini tersenyum kikuk.

"Mian tapi anda menduduki ponselku.."

"Oh benarkah?"

Seketika itu juga Yoongi berdiri. Ternyata dari tadi bokongnya menduduki sebuah ponsel dengan cassing bergambar kelinci.

"Mian, aku tadi tak melihat ini."

Yoongi menyodorkan ponsel itu kepada sang pemilik.

Kruuukkk

Dengan tak etis nya perut Yoongi berbunyi begitu saja. Membuat Sang empu menunduk dan melihat perutnya yang baru saja berkokok.

"Gwenchana.. Mmm hyungnim mau ini?"

'Kenapa bocah ini polos sekali?' batin Yoongi dalan hati.

"Hyungnim mau?" tanya Jungkook sekali lagi.

"Ani. Kau makan saja"

"Arasseo."
Namja bergigi kelinci itu kembali menikmati es krim nya yang tinggal separo.

Yoongi tersenyum. Entah mengapa hati Yoongi menghangat.

"Aku pergi dulu ne hyung." Jungkook berdiri dari duduknya.

"Yasudah sana hati-hati."

Jungkook tersenyum.

Yoongi melihat senyum itu. Sebuah senyuman yang terlihat begitu polos. Senyuman yang kembali mengingatkan nya pada Taehyung.

"Haaahhh.. Semoga kita bisa bertemu lagi tae.."

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Yoongi. Namja berkulit pucat itu kini tengah mengedarkan pandangannya. Melihat jalanan kota Seoul yang tak kunjung juga sepi.

Mata Yoongi tiba-tiba membola ketika ia melihat sebuah mobil hitam melaju dengan cepat kearah namja yang baru saja duduk dengan nya.

"Hei bocah!! Awas!!"

BRAKK!!!

***

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Sebuah ponsel bergetar menampilkan sebuah nama disana. Membangunkan sang pemilik yang sedang mengarungi alam mimpi.

"Mengganggu saja.. Sebenarnya siapa yang berani mengganggu tidurku.."

Taehyung mengulurkan tangannya mengambil ponsel diatas nakas.

Jarinya Menggeser sebuah tombol hijau.
"Hmmm siapaaaa.."

"Yakk alien kau tidur?!"
Taehyung menjauhkan ponselnya. Melihat siapa yang sebenarnya sedang menelfon.

"Yak bantet! Kenapa kau suka sekali berteriak eoh?! Cepat katakan kenapa kau menelfonku.." Ucap Taehyung yang masih memejamkan matanya.

"Aku pinjam buku matematika mu boleh tidak? Besok tolong bawakan kesekolah."

"Gampang."

Suara dengusan terdengar dari seberang telfon.

"Tae jangan lupa bawa tugas mu besok! Aku tidak mau jika kau lupa dan membawa-bawa namaku. Jika kau melakukan itu aku ak-"

PIP

"Berisik!"

Taehyung bangun. Tenggorokan nya terasa begitu kering. Ia butuh air sekarang.

Dengan keadaan khas orang bangun tidur, Taehyung menuruni anak tangga dengan mata setengah terpejam.

"Tae lihat jalan. Kalau jatuh nanti bagaimana?"

Taehyung berhenti. Berusaha membuka lebar kedua matanya.

"Nah begitu.. Anak pintar."

"Appa baru pulang?"

"Seperti yang kau lihat."

Kedua kaki itu kembali dijalankan untuk menuruni anak tangga.

"Apa hyung sudah pulang?"

"Ke-kenapa kau tanya ke appa? Kan dari tadi taetae yang ada dirumah."

Taehyung berhenti tepat pada anak tangga paling bawah. Menoleh pada appa nya yang kini berdiri tak jauh dari nya.

"Tadi eomma bilang hyung tidak pulang malam. Kupikir appa melihat hyung diruang tengah. Jadi ku tanyakan saja.."

Ekspresi Ji Sung kini tak dapat di baca. Dan itu jelas disadari oleh Taehyung.

"Appa kenapa?"

Ji Sung gelagapan.
"Ti-tidak ada."

Taehyung hanya menggedikkan bahunya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.

'Maafkan appa tae..' monolog Ji Sung dalam hati

***

Jungkook POV

Setengah hari sudah aku berjalan-jalan mengelilingi kota Seoul, kuputuskan untuk istirahat dihalte dekat tempatku menginap.

Menginap? Ne, aku menyewa hotel disini. Perkenalkan, namaku Jeon Jungkook, aku berumur 15 tahun. Rumahku ku bukan disini tapi di Busan.

Kedatanganku kesini karna ikut appa. Beberapa hari yang lalu appa bilang akan pergi ke Seoul sebentar untuk pekerjaan bisnis nya. Jadi ku putuskan untuk ikut.

Sebenarnya appa dan eomma melarangku ikut kesini karna sekolahku di Busan tidak libur. Tapi karena rayuan mematikan ku sempat kukeluarkan, akhirnya mereka berdua mengizinkanku untuk ikut datang kemari.

Appa ku orang yang sangat disiplin soal pekerjaan. Namun sesibuk apapun, appa akan selalu menomor satukan keluarga.

Seperti saat ini, ketika appa terlambat untuk pulang kehotel. Aku yakin, setelah ini pasti appa akan membujukku dengan berbagai cara agar aku tak marah.

Tapi kenapa appa belum juga pulang? Molla, aku juga tak tau.






TBC..

JEBAL [myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang