Part 27

2.9K 296 16
                                    

PRANG!!!

Sebuah vas bunga mendarat apik diatas lantai. Sa Rang, sang pelaku pembantingan berdiri dari duduk nya.

"COBA JELASKAN APA YANG SEBENARNYA TERJADI!!! Aaarrghhh!! Jangan membuatku menjadi orang bodoh seperti ini!!"
Ucapnya frustasi pada dua orang yang berada di hadapan nya.

Ji Sung berdiri, mencoba untuk menenangkan sang istri.
"Sa Rang-yaa... Tenanglah dulu ne.."

"Cepat jelaskan! Aku tak suka basa basi!"

Ji Sung bingung, apa yang harus ia lakukan. Tatapan nyalang yang ia dapatkan dari Taehyung dan Sa Rang mampu membuatnya gelagapan sekarang.

Helaan nafas keluar dari bibir Ji Sung.
"Baiklah. Sekarang kalian duduklah dengan tenang, akan kuceritakan semuanya."

***

Berbeda dari keadaan yang terjadi di Mansion Min. Suasana damai kini terpampang jelas di sebuah kamar rawat VVIP yang didalamnya diisi oleh 2 orang namja dan 1 pria paruh baya.

Jungkook yang kini duduk disamping ranjang Suga tak henti-hentinya menceritakan kegiatannya sehari-hari di Busan.

"Hyung nanti kalau hyung sembuh kita pulang ke Busan ne?"
Tawar Jungkook antusias.

"Arasseo.."

"Mmmmmm hyung!"

Suga semakin melebarkan senyumnya. "Nde?"

Bocah dengan gigi kelincinya itu memasang ekspresi seolah dia sedang berfikir.
"Hyung nanti kalau sudah diBusan mau kuliah dimana?"

Suga menggedikkan bahunya.
"Entahlah kook, hyung juga belum tau. Kenapa? Kau mau ikut kuliah juga?"
Goda Suga.

"Enak saja. Aku ini masih 15 tahun tau! Mana mungkin aku kuliah dengan usia semuda ini. Lagi pula kan aku juga belum lulus. Ada-ada saja kau hyung."
Sahut Jungkook dengan bibirnya yang mengerucut lucu.

"Kau ikut appa saja." Sahut Jung Suk tiba-tiba.

Suga memiringkan kepala nya kekanan sebagai tanda kalau ia tak paham atas pernyataan Jung Suk.

"Saat diBusan nanti kau boleh ikut appa bekerja diperusahaan. Seperti nya kau memang anak yang terpelajar dan berasal dari keluarga terpandang. Jadi appa tak ragu lagi harus mengajakmu bekerja bersama appa. Apa kau mau?"

Namja dengan kulit pucat itu hanya manggut-manggut dan membentuk bibirnya seperti huruf O.

"Baiklah mungkin aku bisa menerima tawaran appa. Lalu kapan aku bisa keluar dari sini? Kau tau appa? Aku sungguh tak suka dengan suasana disini.." Rengek Suga pada Jung Suk.

"Mungkin seminggu lagi kau boleh pulang" Ucap Jung Suk santai.

"MWO?! SEMINGGU?! Bisa mati bosan aku disini. Appaaaaa tolong bujuk Uisa Yoo ne agar aku diperbolehkan pulang.."

Jung Suk menggeleng mantab.
"AN-DWE!! Kau saja baru sadar tadi pagi."

"Appa.. Aku saja bisa menerima Kookie dan appa dengan cepat.. Masa pulang saja aku tak bisa.. Aku bisa beradaptasi appa.."

"Shut up! Sekarang istirahatlah."
Ucap Jung suk dengan menggeser-geser layar ponsel nya.

Suga mempoutkan bibirnya, namun ekspresinya berubah menjadi biasa saja ketika ia merasakan ada senggolan kecil ditangan kirinya.

"Hyung.. Hei hyung.." lirih Jungkook. Ia sengaja mengecilkan suara agar Jung Suk tak mendengarnya.

Suga menoleh dan mengangkat kedua alisnya.

"Aku bisa membantumu."
Lirih Jungkook lagi.

Sekarang Suga tau kenapa Jungkook bicara sepelan itu. Diikuti nya cara bicara Jungkook.

"Kau janji?"

Jungkook mengangguk.
"Aku berjanji besok kau akan keluar dari sini."

Bibir Suga melengkung keatas.
"Apa yang akan kau lakukakan?"

"Kau lihat saja nanti."
Sebelah bibir Jungkook menyungging. Mata nya menerawang jauh seolah membayangkan apa yang akan sebentar lagi ia lakukan.

***

BUG!!

"DASAR BRENGSEK!!"

BUG!!

"ITU UNTUK HYUNGKU YANG TELAH KAU USIR DARISINI!"

Taehyung melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Sa Rang yang telah berderai air mata dan Ji Sung yang tersungkur di lantai.

Ji Sung berdiri. Pukulan Taehyung dirahangnya sungguh tak main-main.

"Sa Rang-yaa.."

Ji Sung mendekat pada sang istri. Mencoba meraih tangan wanita yang selama ini menemani nya.

Nyaris tangan itu menyentuh tangan sang istri, namun tangan nya ditepis kasar oleh Sa Rang.

"Berhenti! Jangan mendekati ku oppa! Berhenti disana!!"

Sa Rang menggeleng keras dengan mata terpejam erat. Wanita itu ketakukan seolah ia sedang melihat sebuah monster dihadapannya.

"Sa Rang-yaa.. Dengarkan oppa dulu.. Biar oppa jelaskan ne.."

Jisung mendekat, mencoba mengikis jarak diantara mereka berdua.

Berbeda dengan Ji Sung, Sa Rang berdiri dari duduk nya dan mulai berjalan mundur. Wanita itu meracau.

"Kau yang hiks membuat anakku pergi oppa.. Kau hiks.. Kau yang membuat Yoongi ku hiks menghilang.. Kau.. AKU MEMBENCIMU MIN JI SUNG!!!"

Sa Rang berlari. Menaiki anak tangga dan melangkah masuk kedalam kamarnya.

BRAK!!

Suara dari benturan pintu terdengar jelas ditelinga Ji Sung.

"Yatuhan maafkan aku.."
Lirih Ji Sung.

****

PRANG!!

BRAKK!!

PRANG!!

"Aaaaarrghh!!! Appa jahat!! Aku benci appa!! Benci!!"

Taehyung, seorang namja yang kini tengah mengobrak abrik barang-barang yang ada dikamarnya.

Perasaan takut, marah dan kecewa kini tengah berkecamuk didalam hati nya.

Kenapa appa sejahat itu?
Kenapa appa setega itu?
Kenapa Yoongi hyung meninggalkan nya?

Semua pertanyaan itu seolah berbaur menjadi satu didalam kepala Taehyung. Hingga namja pemilik mata elang itu merosot kelantai dan bersandar pada sebuah dinding yang tak jauh dari jendela kamar nya. Ia menangis, ia frustasi, namun biarkan Taehyung seperti ini dulu. Taehyung juga manusia, seceria apapun dia dikehidupan sehari-hari Taehyung juga bisa menangis.

Rasanya seperti mimpi. Appa mengusir Yoongi hyung, Yoongi hyung meninggalkan nya. Aaaarrgghh ingatkan Taehyung kalau masih ada Sa Rang yang membutuhkan nya.

Taehyung menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. Menangis dalam diam agar Sa Rang tak mendengarnya.

"Hyuunggg... Hiks.. Hyuuunnggg pulanglaaahhh... Hiks"

Racauan demi racauan terus saja keluar dari mulut Taehyung.

Ia tak tau harus apa sekarang. Hari sudah mulai gelap, sedangkan Seokjin juga belum memberikan kabar tentang Yoongi. Yatuhan semoga saja ini hanya mimpi.








TBC..

JEBAL [myg]Where stories live. Discover now