Part 25

3K 305 23
                                    

Mata sipit itu tak lagi bersinar seperti biasanya. Dia rapuh. Ingin rasanya dia pergi dari semua ini. Tapi kemana? Bahkan identitas yang ia miliki pun tak ia ketahui.

Dia adalah Min Yoongi. Seorang putra sulung dari keluarga terpandang yang kehilangan identitas. Kembali nya Jung Suk dari ruangan Gong Yoo beberapa waktu lalu mampu membuat dunia Yoongi terasa runtuh.

Jung Suk menjelaskan semuanya. Tentang bagaimana kecelakaan itu terjadi, tentang operasi itu, tentang amnesia nya. Tidak ada setitik pun cerita yang dilewati oleh Jung Suk.

Sedangkan Jungkook? Anak itu kini tengah menangis disofa tak jauh dari ranjang pesakitan Yoongi.

Jika saja dia melihat kanan kiri waktu itu. Jika saja dia lebih hati-hati. Mungkin semua ini tak akan pernah terjadi. Ia beranggapan bahwa semua kejadian yang menimpa Yoongi itu adalah kesalahan nya.

"Uljima kook, kalau kau menangis lalu siapa yang akan menguatkanya?"
Lirih Jung Suk pelan.

"Tapi hiks ini semua salah kookie hiks appa... Jika saja kookie tak-.."

"Sssttt diamlah.." Jung Suk menempelkan satu jari telunjuk nya kebibir Jungkook.

"Sudah jangan menangis.. Ini bukan salahmu. Jadi hapus air mata mu dan semangati dia. Kau mengerti kook?"

Jungkook hanya mengangguk pelan.

"Baiklah biar appa dulu yang bicara dengan nya.."

Jung Suk berdiri, berjalan mendekat kearah Yoongi dan duduk disebuah kursi yang ada disebelah ranjang.

"Naaakk.." Panggil Jung Suk lirih.

Tidak ada jawaban. Jung Suk mampu melihat mata itu. Mata yang seolah tak ada kehidupan lagi didalamnya.

"Istirahatlah.. Kau belum sembuh.. Jangan siksa tubuhmu sendiri.. Appa dan Kookie akan tetap berada disampingmu.."

Yoongi tetap pada pendiriannya. Diam dan memandang kosong kedepan.

Jung Suk tak menyerah. Ia akan melakukan apapun untuk mengembalikan senyum anak ini.

"Setelah kau sembuh kita cari keluargamu ne, sekarang tidurlah.."
Bujuknya pelan.

Yoongi mengalihkan pandangannya kearah Jung Suk, terdapat secerca harapan yang tertangkap dari mata anak itu.

"Ahjussi kau.."

Jung Suk tersenyum hangat.
"Jangan paksa ingatanmu untuk kembali. Jalani saja seperti layaknya air mengalir. Appa yakin suatu saat nanti ingatan itu akan kembali tanpa kau minta. Kau harus bisa berjanji untuk tidak menyakiti dirimu sendiri. Biarkan appa yang mencari tau siapa keluargamu."

Satu bulir air mata keluar begitu saja dari mata sipit Yoongi.
"Ahjussi janji?"

Jung Suk mengangguk pelan.
"Ne, appa janji. Tapi kau juga harus berjanji untuk memanggilku appa. Bagaimana? Setuju?"

Yoongi mengangguk pelan.

"Baiklah anak pintar.. Jadi mari kita buat nama untuk mu ne? Mmmm siapa yaaaa..."

Jung Suk memasang ekspresi seolah dia sedang berfikir.

"SUGA"
Sahut Jungkook yang tiba-tiba mendekat ke ranjang pesakitan Yoongi.

"Suga?" Tanya Yoongi pelan.

Jungkook tersenyum.
"Nde. Karna hyung manis jadi nama hyung sekarang adalah Suga."
Putus Jungkook telak.

"Jadi bagaimana nak? Apa kau suka dengan nama barumu?" Tanya Jung Suk antusias.

Yoongi mengangguk pelan. Katakan kalau Yoongi malu sekarang.

"Baiklah. Sekarang nama hyung adalah Jeon Suga, dan aku.."
Jungkook menunjuk dirinya sendiri.

"Aku adalah dongsaeng baru mu. Namaku Jeon Jungkook, dan disebelah hyung itu adalah appa kita. Appa Jeon Jung Suk."

Yoongi menunduk, pipi anak itu semakin bertambah merah sekarang. Ia suka suasana seperti ini. Hangat dan menenangkan.

"Hei, kenapa kau menunduk hm?" Ucap Jung Suk seraya mengangkat dagu Yoongi.

"Appa lihat! Suga hyung malu.. Pipi nya merah.. Uhhh!! Lucu sekali hyung ku iniii..."
Ucap Jungkook dengan mengusap-usapkan wajahnya pada lengan Yoongi.

"Berhenti menggoda nya kook, hyung mu perlu istirahat."

"Ani!" Yoongi menggeleng cepat. Teriakannya mampu membuat jantung Jungkook dan Jung Suk berdegup lebih cepat.

"Aku tidak ingin tidur. Badanku sakit semua."
Ucap Yoongi seraya mengerucutkan bibirnya.

Yatuhan ingatkan Jungkook kalau manusia dihadapannya ini bukanlah makanan lezat.

Jungkook menubruk tubuh Yoongi, memeluknya erat dan menggoncangkan tubuh hyung baru nya itu kekanan dan kekiri.

"Hyuunggg... Kau menggemaskan sekaliii... Tetap seperti ini ne.. Saranghae Suga hyung.."

Sebuah lengkungan terbentuk jelas dibibir Yoongi.
"Nado saranghae saeng.. Sekarang lepaskan aku, tubuhku masih sakit semua dan kau membuatku tidak bisa bernafas.."

Reflek Jungkook melepaskan pelukan nya. "Ehehe mianhae hyung."

"Gwenchana.."

***

Seorang pria paruh baya tengah duduk dikursi kebesaran nya. Disana, tepat didepan nya, terdapat dua orang berpakaian hitam dengan postur tubuh yang cukup tinggi tengah berdiri dan menundukan kepala dihadapan nya.

"Cepat cari anakku! Cari dia sampai ketemu. Aku yakin anakku masih belum jauh dari sini. Apapun yang terjadi temukan dia dan jangan melukainya. Kalau dia kembali dalam keadaan lecet, kupastikan aku yang akan membuat kalian babak belur. Mengerti?"

"Mengerti Tuan.."

"Baiklah, sekarang cepat laksanakan perintahku."

Dua orang berpakaian hitam itu membungkuk.
"Mohon izin Tuan."

Ji Sung hanya mengangguk. Selepas kedua orang itu pergi, Ji Sung menyandarkan tubuh nya pada kursi yang ia duduki.

"Haaaahhhh.."
Helaan nafas keluar dari mulutnya.

"Yoongi.. Appa harap kau bisa kembali secepatnya. Appa tidak mau eomma dan dongsaeng mu sampai tau tentang masalah ini."

Ji Sung memang seorang kepala keluarga idaman. Namun katakan saja kalu ia egois. Dibalik kesalahan terhadap anak sulung nya, ia tak mau keluarga nya hancur.

Singkatnya adalah Ji Sung tidak mau mendapatkan resiko dari apa yang telah ia perbuat. Dalam pemikirannya cukup ia dan Yoongi saja yang tau tentang masalah ini.




TBC..
Makin gaje aja nih cerita:v Mianhae ne readers..

JEBAL [myg]Where stories live. Discover now